Muhammad Nasarudin, Tubaggus
Unknown Affiliation

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Dampak Kebijakan Perubahan Undang-Undang Cipta Kerja Di Bidang Lingkungan Hidup Terhadap Maraknya Stockpile Batu Bara Di Kelurahan Way Lunik Kecamatan Panjang Kota Bandar Lampung Wardhani, Apri Yanti; Pebrian Perdana, Andre; Muhammad Nasarudin, Tubaggus; Arief Firmanto, Aditia
Jurnal Hukum Malahayati Vol 5, No 2 (2024)
Publisher : Universitas Malayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Stockpile batu bara merupakan tempat penyimpanan batu bara yang pertama masuk setelah mengalami proses pengangkutan yang panjang baik dari tempat distributor ataupun dari tempat penggalian material pada industri pertambangan. Tahun 2016, konsumsi batu bara dalam negeri untuk kebutuhan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) sebesar 76%, sedangkan sisanya sebesar 24% digunakan untuk industri semen, metalurgi, pupuk, kertas, tekstil, dan arang. Jenis penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif menggunakan paham mengenai norma-norma yang terkait dengan kasus yang sedang diteliti, kemudian dijabarkan dalam bentuk tulisan atau paragraf, istilah penelitian kualitatif dimaksudkan sebagai jenis penelitian yang temuan-temuan nya tidak diperoleh melalui prosedur statistik atau bentuk hitungan lainnya. Hasil penelitian ini dimana dampak kegiatan stockpile ini memberikan dampak negatif dan positif. Dampak negatif nya adalah membuat polusi udara lebih banyak menghasilkan debu sehingga membuat sakit seperti sesak nafas, dan gatal-gatal pada kulit. Untuk dampak positif nya adalah menciptakan lapangan pekerjaan di perusahaan stockpile batu bara tersebut pada masyarakat yang ingin bekerja dengan keterbatasan ijazah. Peran yang dilakukan pemerintah sesuai dengan Undang-Undang Cipta Kerja sangat memberikan ruang lingkup masyarakat yang tidak luas kepada pemerintah, sebaiknya meninjau ulang Undang-Undang tersebut karena banyak isi dari pasal-pasal nya yang kontra terutama dengan masyarakat atau aktivis lingkungan hidup.
Implementasi Konsep Deradikalisasi Dalam Pembebasan Bersyarat Terhadap Warga Binaan Tindak Pidana Terorisme Di Lapas Kelas 1 Bandar Lampung Mahdi, Imam Mahdi; Firmanto, Aditia Arief; Muhammad Nasarudin, Tubaggus
Jurnal Hukum Malahayati Vol 6, No 1 (2025)
Publisher : Universitas Malayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

 Terorisme merupakan sebuah kejahatan yang sering terjadi di Indonesia dan kerap terjadi setiap saat yang dimana bentuk tindak pidana nya memenuhi unsur-unsur tindak pidana, baik berupa perusakan di tempat umum maupun perampasan nyawa orang lain. Terorisme mengacu pada penggunaan kekerasan atau ancaman kekerasan untuk menciptakan ketakutan atau kepanikan yang meluas, menimbulkan kerugian besar, menghancurkan properti yang dibatasi secara strategis, atau lingkungan atau bangunan umum, merusak atau menghancurkan tempat-tempat yang menghancurkan dunia. Komunitas hingga kekacauan terkait pekerjaan. Keamanan yang bertujuan mengubah pandangan suatu negara, kebijakan politik, dan gangguan ketertiban umum, maka dalam hal ini guna untuk menghilangkan faham- faham Radikalisme perlu diadakannya Deradikalisasi yang dimana Deradikalisasi ini merupakan sebuah kegiatan Ikrar sumpah setia terhadap Negara Kesatuan Republik Indonesia, yang dimana Deradikalisasi ini guna untuk pemenuhan Hak Integrasi dalam Pembebasan Bersyarat bagi warga binaan atau anak didik Pemasyarakatan yang telah menjalani masa tahanan selama 2/3  tahun, dalam penelitian ini penulis menggunakan metode Normatif Empiris, hasil penelitian ini guna untuk menjawab rumusan masalah yang tertuang dalam penelitian yaitu apa konsep pembinaan yang dilakukan terhadap Warga Binaan Terorisme serta konsep Deradikalisasi dalam Pembinaan dan faktor penghambat tidak terlaksananya Deradikalisasi, maka dalam hal ini penulis melihat bahwasanya dalam prosesi konsep pembinaan Deradikalisasi tidak lain dan tidak buka yaitu dengan cara merubah sikap dalam proses pembinaan Kepribadian dan Kemandirian,sehingga Proses Integrasi Deradikalisasi dalam Pemenuhan Bebas bersyarat dapat berjalan dengan baik, dan selanjutnya penulis menyarankan dalam konsep pembinaan perlu adanya kegiatan tambahan yang secara persuasif seperti pemberian wawasan kebangsaan serta wawasan keisleman yang diberikan kepada warga binaan terorisme.Kata Kunci: Deradikalisasi, pembebasan bersyarat, warga binaan, terorisme