Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

Pembangunan Bak Penetasan Telur Penyu Sebagai Upaya Peningkatan Edutourism Di Kawasan Konservasi Penyu Lampuuk, Aceh Besar Dewiyanti, Irma; Arisa, Iko Imelda; Putra, Rudiansyah; Mupaji; Arkan, Arkan
Jurnal Pengabdian Nasional (JPN) Indonesia Vol. 6 No. 1 (2025): Januari
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM) STMIK Indonesia Banda Aceh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35870/jpni.v6i1.1157

Abstract

Konservasi penyu merupakan kegiatan perlindungan dan pelestarian penyu demi mempertahankan keberadaan dan keanekaragaman spesies penyu. Terdapat kelompok konservasi penyu di Pantai Lampuuk, Aceh Besar yang perduli terhadap kelestarian penyu dan berperan sebagai mitra pada pengabdian ini. Beberapa permasalahan yang muncul pada kawasan konservasi penyu adalah rendahnya daya tetas telur penyu dikarenakan belum adanya bak penetasan penyu yang permanen dan kurangnya pengunjung/wisatawan yang datang ke kawasan konservasi ini. Untuk mengatasi permasalahan ini perlu dibangun bak penetasan telur penyu dengan penambahan material Fly Ash (FA) yang dapat memperkokoh kontruksi bak pada kawasan substrat yang bersalinitas, serta meningkatkan persepsi masyarakat tentang pentingnya edukasi keberadaan penyu. Kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini bertujuan untuk membekali mitra pengabdian tentang pembangunan bak penetasan telur penyu yang ramah lingkungan dan kokoh, serta menganalisis persepsi masyarakat tentang upaya menjadikan kawasan konservasi penyu sebagai kawasan wisata pendidikan (edutourism). Metode pada pengabdian ini adalah pelatihan, sosialisasi, dan wawancara masyarakat dan pengunjung yang datang ke kawasan konservasi penyu. Jenis penyu yang umum ditemukan melakukan pendaratan dan bertelur di kawasan Pantai Lampuuk Kabupaten Aceh Besar yaitu penyu lekang (Lepidochelys olivacea), dan penyu belimbing (Dermochelys coriacea). Kedua penyu mendarat pada kawasan konservasi penyu pada awal bulan Oktober 2024, dan telurnya dipindahkan ke bak penetasan telur untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut, telur penyu ini diperkirakan akan menetas dalam waktu 45 sampai 60 hari. Berdasarkan hasil wawancara dengan masyarakat dan pengunjung, kawasan ini memiliki potensi untuk dijadikan kawasan wisata pendidikan (edutourism) jika didukung dengan fasilitas yang ada, salah satunya adalah bangunan bak penetasan telur penyu.