Silanas, Ilman
Unknown Affiliation

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Evaluasi Kuantitatif dan Total Biaya Penggunaan Antibiotik pada Periode Sebelum dan Selama Pandemi COVID-19 di RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung Silanas, Ilman; Alfian, Sofa Dewi; Parwati, Ida; Zakiyah, Neily
Jurnal Farmasi Klinik Indonesia Vol 11, No 4 (2022)
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15416/ijcp.2022.11.4.294

Abstract

Pandemi COVID-19 menuntut pengendalian pengunaan antibiotik yang lebih ketat. Temuan di beberapa negara menunjukkan adanya peningkatan terapi antibiotik empirik untuk  mengatasi koinfeksi bakterial pasien COVID-19 yang dapat mendorong semakin tingginya tingkat resistensi dan biaya penggunaan. Salah satu upaya pengendalian penggunaan antibiotik adalah melakukan evaluasi kuantitas dan besaran biaya penggunaan antibiotik pada periode waktu tertentu. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perubahan kuantitas dan biaya penggunaan  antibiotik sebelum dan selama pandemi. Penelitian ini merupakan penelitian repeated cross sectional, dengan pengambilan data secara retrospektif pada periode sebelum COVID 19 (Maret 2018-Februari 2020) dan periode selama pandemi COVID-19 (Maret 2020-Februari 2022) di RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung. Data yang digunakan adalah antibiotik injeksi yang digunakan pasien dewasa pada bangsal rawat inap dan bangsal rawat intensif (ICU). Kuantitas penggunaan antibiotik ditampilkan dalam bentuk defined daily doses  per 100 hari rawat inap (DDD/100) dan drugs utilization 90% (DU90%). Hasil penelitian menunjukkan terdapat perubahan nilai DDD/100 pada periode sebelum dan selama pandemi COVID-19 di seluruh bangsal (28,79-42,23; p-value = 0,001), bangsal rawat inap (22,27-30,22 ; p-value = 0,001), dan bangsal rawat intensif (6,52-11,91 ; p-value = 0,001). Seftriakson, levofloksasin, seftazidime, meropenem dan metronidazol adalah antibiotik yang selalu masuk pada kategori DU90% di setiap periode dan di setiap bangsal. Biaya penggunaan antibiotik mengalami peningkatan selama masa pandemi (Rp. 6.058.750.700 - Rp. 9.117.439.600). Dapat disimpulkan bahwa terjadi peningkatan penggunaan dan total biaya antibiotik saat pandemi COVID-19. Antibiotik yang paling banyak digunakan adalah antibiotik dengan spektrum luas.
Pengaruh Faktor Usia, Polifarmasi, dan Komorbiditas terhadap Drug-Related Problems pada Pasien Diabates Melitus Tipe 2 Durotulailah, Lela; Alfian, Sofa Dewi; Puspitasari, Irma Melyani; Silanas, Ilman
Indonesian Journal of Clinical Pharmacy Vol 12, No 3 (2023)
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15416/ijcp.2023.12.3.61902

Abstract

Diabetes melitus (DM) tipe 2 merupakan salah satu penyakit kronis dengan prevalensi yang terus meningkat secara global. International Diabetes Federation (IDF) melaporkan bahwa lebih dari satu dari sepuluh individu dewasa di seluruh dunia menderita DM. Penyakit ini tidak hanya memberikan beban morbititas dan mortalitas tinggi, tetapi juga berkontribusi terhadap timbulnya berbagai kondisi penyerta (komorbiditas) yang kompleks. Kombinasi antara usia lanjut, polifarmasi, dan komorbiditas tersebut meningkatkan risiko terjadinya masalah terkait obat (drug-related problems/DRPs) pada pasien DM tipe 2, yang pada akhirnya dapat memengaruhi efektivitas pengobatan dan kualitas hidup pasien. Tujuan artikel review ini adalah mengidentifikasi pengaruh usia, polifarmasi, dan komorbiditas terhadap DRPs pada pasien DM tipe 2 baik di pelayanan rawat inap maupun rawat jalan. Penelitian ini menggunakan metode review dengan mengacu pada artikel-artikel yang diterbitkan dalam sepuluh tahun terakhir. Strategi pencarian artikel menggunakan data berbasis elektronik yaitu PubMed, Medline, dan Scopus. Hasil penelusuran artikel yang memenuhi kriteria inklusi diperoleh sebanyak 6 artikel.  Artikel yang terpilih menunjukkan bahwa faktor usia, polifarmasi, dan komorbiditas memiliki pengaruh signifikan terhadap kejadian DRPs pada pasien dewasa dengan DM tipe 2 di layanan kesehatan sehingg diperlukan manajemen pengobatan yang cermat dan pemantauan yang ketat oleh tenaga kesehatan terutama apoteker untuk mengidentifikasi, mencegah, dan menyelesaian DRPs secara dini, untuk mencapai perbaikan dalam kualitas hidup pasien.