p-Index From 2020 - 2025
0.408
P-Index
This Author published in this journals
All Journal Sawerigading
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

Simbol-Simbol dalam Tuturan Ritual Singgi’ Tedong Pada Upacara Merok Dalam Budaya Toraja Symbols Used in the Ritual Speech of ’Singgi Tedong’ of Merok Ceremony in Torajan Culture Naomi Patiung; Simon Sitoto; Yeheschiel B. Marewa; Agussalim Waangsir
SAWERIGADING Vol 30, No 2 (2024): Sawerigading, Edisi Desember 2024
Publisher : Balai Bahasa Sulawesi Selatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26499/sawer.v30i2.1390

Abstract

 This article aims to explain the symbols of body parts of buffalo in Singgi' Tedong. Data were obtained using the scrutinized technique, i.e. carefully reading the text 'Singgi' Tedong', identifying, and recording the required data, then translating the text from Torajan into Indonesian. Besides, an in-depth interview technique with Tominaa (traditional experts) and other community figures was carried out to obtain relevant data. From 20 speech in the form of written text, the writer took 15 utterances about the body parts of buffalo selected using purposive sampling technique. These data were analyzed using a descriptive qualitative approach based on Saussure's (1988) semiotic theory to explain the use of sign systems to produce meaning through interpretation. The results of the research show that the body parts of the buffalo in Singgi' Tedong have symbols that have metaphorical meaning about various aspects of Torajan human life, such as symbols about position, function, status, etc. of the family group that carries out the Merok ceremony. AbstrakTulisan ini bertujuan menjelaskan simbol-simbol bagian tubuh kerbau dalam Singgi’ Tedong. Data diperoleh dengan cara metode simak (scrutinized technique) yaitu membaca secara saksama teks ‘Singgi’ Tedong’, mengidentifikasi dan mencatat data-data yang dibutuhkan kemudian menerjemahkan teks dari bahasa Toraja ke dalam bahasa Indonesia. Selain itu, teknik wawancara yang mendalam (in-depth interview technique) terhadap tominaa (ahli adat) dan tokoh-tokoh masyarakat lainnya dilakukan untuk memperoleh data yang relevan. Dari 20 teks tuturan, penulis mengambil sampel sebanyak 15 macam tuturan bagian tubuh kerbau yang dipilih dengan menggunakan purposive sampling technique. Data-data tersebut dianalisis dengan menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif berdasarkan teori semiotika Saussure (1988) untuk menjelaskan penggunaan sistem tanda untuk menghasilkan interpretasi makna. Hasil penelitian memperlihatkan bahwa bagian-bagian tubuh kerbau dalam Singgi’ Tedong  memiliki simbol yang bermakna metaforis tentang berbagai aspek kehidupan manusia Toraja seperti simbol-simbol tentang kedudukan, fungsi, status, dan lain-lain dari rumpun keluarga yang melaksanakan upacaran Merok.