Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Urgensi Pembentukan Asas Hukum Urusan Pemerintahan Dalam UU Nomor 39 Tahun 2008 Sebagai Panduan Pembentukan Kementerian Negara Lorenly Nainggolan, Indra
Jurnal Hukum Sasana Vol. 10 No. 2 (2024): Jurnal Hukum Sasana: December 2024
Publisher : Faculty of Law, Universitas Bhayangkara Jakarta Raya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31599/sasana.v10i2.2920

Abstract

Asas hukum Kementerian negara belum ditemukan dalam Undang Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian Negara. Konsekueni tidak adanya pengaturan asas hukum tersebut, telah terjadi kekaburan norma dalam pasal 6 Undang Undang Nomor 39 Tahun 2008, bahwa urusan Pemerintahan tertentu dapat dilaksanakan lebih dari satu Kementerian negara. Norma ini melanggar konstitusi. Apakah Undang Undang Nomor 39 Tahun 2008 memerlukan pembentukan asas hukum Kementerian negara? Penelitian yang digunakan adalah penelitian yuridis normatif, yang mengkaji hukum dalam bentuk hukum tertulis. Norma tersebut, dianalisis berdasarkan doktrin negara hukum dan sistem presidensial dalam suatu negara. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Undang Undang Nomor 39 Tahun 2008 harus membentuk asas hukum Kementerian negara. Asas hukum Kementerian negara menjadi dasar utama pembentukan Kementerian negara berdasarkan konstitusi. Asas hukum merupakan abstraksi norma yang ada dalam konstitusi. Tidak adanya asas hukum akan menyebabkan pembentukan Kementerian negara tanpa arah dan tanpa pedoman yang jelas. Pasal 6 UU Nomor 39 Tahun 2008 menjadi salah satu konsekuensi logis tiada pengaturan asas hukum Kementerian negara, serta terjadi tumpang tindih kewenangan Kementerian negara. Abstraksi asas hukum Kementerian negara yang dimaksud adalah asas hukum urusan pemerintahan. Sebagai asas utama asas hukum urusan pemerintahan mempedomani asas lainnya dalam hal Kementerian dibentuk berdasarkan urusan tertentu.
Misconception and Legal Problems of Authority to Perform Medical Actions in Nursing Administrative Law P. Sibuea, Hotma; Seno Wijanarko, Dwi; Johardi Wirogioto, Ali; Lorenly Nainggolan, Indra; Siagian, Katrina
Journal of World Science Vol. 2 No. 7 (2023): Journal of World Science
Publisher : Riviera Publishing

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.58344/jws.v2i7.395

Abstract

According to Article 29 paragraph (1) of Law Number 38 of 2014, nurses have several duties, namely as providers of nursing care, counselors and client counselors, managers of nursing services, nursing researchers, and task performers based on delegated authority and/or tasks in specific limited circumstances. One of the nurse's tasks that receives focused attention is "as a task performer based on delegated authority." According to Article 32 paragraph (2) of Law Number 38 of 2014, the implementation of nurse tasks based on delegated authority regulated in Article 29 paragraph (1) letter e of Law Number 38 of 2014 is carried out by nurses in a "delegative and mandate" manner. The aim of this research is to identify and analyze misconceptions and legal problems in performing medical actions in nursing administrative law. The research method used is a normative juridical research method. The research results are as follows: First, the term "delegated authority" is not accurately used in the context of nurse task implementation for performing medical actions. Second, the more appropriate term is "cooperation." Suggestions that can be put forward are as follows: First, Law Number 38 of 2014 concerning Nursing needs to be amended. Second, the term "delegated authority" in the legal relationship between medical personnel and nurses regulated in Article 29 paragraph (1) letter 3 of Law Number 38 of 2014 needs to be changed and replaced with the term "cooperation.