Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Hambatan Pelaksanaan Kurikulum Merdeka di UPT SD Negeri 060837 Medan Era Sulastri Hutasoit; Cheresentia Situmorang; Rejosu Vanhot Sianturi; Silvia Annur Hasibuan
Maksimal Jurnal : Jurnal Ilmiah Bidang Sosial, Ekonomi, Budaya, Teknologi, Dan Pendidikan Vol 2 No 1 (2024): Oktober
Publisher : Maximal Journal : Jurnal Ilmiah Bidang Sosial, Ekonomi, Budaya dan Pendidikan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Perubahan kurikulum memang diperlukan, dan perubahan kurikulum harus dimaknai sebagai pengembangan kurikulum dan dilaksanakan karena merupakan tuntutan zaman. Namun implementasi perubahan atau pengembangan kurikulum dari Kurikulum 2013 ke Kurikulum Merdeka bermasalah. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengkaji tantangan pengimplementasian kurikulum yang dihadapi oleh sekolah, guru, dan siswa. Penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif dan sumber datanya berasal dari kepala sekolah, wakil kepala sekolah, guru, dan siswa UPT SD Negeri 060847 Medan. Teknik pengumpulan data menggunakan kajian dokumen, observasi, dan wawancara mendalam. Model interaktif digunakan untuk analisis data dan triangulasi data digunakan untuk keaslian data. Hasil penelitian menunjukan bahwa Permasalahan penerapan kurikulum Merdeka adalah ketersediaan dana dalam pelaksanaan Kurikulum Merdeka. Kurikulum ini memerlukan sejumlah investasi untuk pelatihan guru, pengembangan bahan ajar, dan penyediaan sarana pembelajaran yang memadai. Namun, terbatasnya dana yang tersedia menghambat implementasi yang efektif. Dari masalah ini terlihat dalam kesulitan sekolah untuk menyelenggarakan pelatihan yang diperlukan bagi guru untuk menguasai metodologi baru dalam Kurikulum Merdeka. Tanpa pelatihan yang memadai, guru kesulitan menerapkan pendekatan-pendekatan baru yang diusung oleh kurikulum. Selain itu, dana yang terbatas juga mempengaruhi pengadaan bahan ajar yang sesuai dan teknologi yang diperlukan untuk mendukung pembelajaran modern, seperti perangkat komputer atau perangkat lunak pendidikan. Akibatnya, pelaksanaan pelaksanaan Kurikulum Merdeka di UPT SD Negeri 060837 Medan tidak dapat berjalan dengan optimal. Siswa tidak mendapatkan pengalaman belajar yang lengkap sesuai dengan tujuan kurikulum yang ingin dicapai, dan potensi untuk memanfaatkan pendekatan pembelajaran yang lebih fleksibel dan kreatif menjadi terbatas.
Analisis Pengolahan Biji Salak Menjadi Bubuk Kopi dari Limbah Toko Bolu Salak di Kota Padang Sidimpuan: Penelitian Silvia Annur Hasibuan; Amelia; Monika Flora Manik; Rini Khairani Harahap; Rejosu Vanhot Sianturi; Putri Kemala Dewi Lubis
Jurnal Pengabdian Masyarakat dan Riset Pendidikan Vol. 4 No. 2 (2025): Jurnal Pengabdian Masyarakat dan Riset Pendidikan Volume 4 Nomor 2 (October 202
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jerkin.v4i2.3929

Abstract

This study aims to utilize salak seed waste from Bolu Salak (a fruit cake shop) in Padangsidimpuan City as a raw material for making coffee powder, which has economic value and market potential. Unmanaged salak seed waste poses a risk of environmental pollution, necessitating creative processing that can provide added value. The study used an experimental method supplemented by literature review and interviews. The processing process included cleaning, drying, roasting, grinding, and filtering to produce coffee powder with a distinctive aroma and a consumable texture. The results showed that salak seeds contain antioxidants and are low in caffeine, making them a potential healthier beverage alternative. Product innovation was carried out through a ready-to-brew formulation, the use of sachet packaging, and the development of a ready-to-drink bottle variant. Public and student responses to the product's taste, aroma, and uniqueness demonstrated positive acceptance. This study concludes that processing salak seeds into coffee powder is an effective way to reduce organic waste while opening up business opportunities based on local wisdom in Padangsidimpuan City.