Kabut merupakan salah satu fenomena cuaca kekaburan yang dapat mengganggu penerbangan karena mengurangi jarak pandang. Pada tanggal 19-22 Oktober 2023 terjadi fenomena kabut tebal pada Bandara Internasional Yogyakarta. Kabut tebal ini dapat dibuktikan dari data observasi di Stasiun Meteorologi Yogyakarta yang melaporkan adanya kabut dengan fenomena Mist (BR) sepanjang bulan Oktober yang puncaknya terjadi pada tanggal 19-22 Oktober 2023. Kabut tebal yang melanda ini menjadi bukti dari kompleksitas faktor-faktor meteorologi yang saling mempengaruhi. Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis faktor-faktor yang menjadi pendukung terjadinya pembentukan kabut di lokasi penelitian. Data-data yang digunakan ialah data global berupa data reanalysis suhu permukaan laut dan angin vector dan ditambah dengan data observasi dari Stasiun Meteorologi Klas II Yogyakarta yakni temperature, kelembapan, dan jarak pangan. Kabut tebal ini dipicu oleh adanya pertemuan massa udara panas dari Australia dan massa udara dingin dari Samudera Hindia menjadi salah satu penyebab utama terbentuknya kabut. Ketika dua massa udara ini berinteraksi di atas permukaan laut yang hangat, uap air mulai berkondensasi dan membentuk kabut tebal yang menyelimuti pantai. Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai langkah preventif bagi pihak-pihak terkait untuk terus mengidentifikasi faktor-faktor yang menyebabkan kabut tebal di Pantai Selatan Yogyakarta serta mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk mengurangi dampak negatifnya, terutama dalam menjaga keamanan dan kelancaran operasi penerbangan.