Claim Missing Document
Check
Articles

Found 24 Documents
Search

Variasi dan Trend Suhu Udara Permukaan di Pulau Jawa Tahun 1990-2019 Prasetyo, Suwignyo; Hidayat, Ulil; Haryanto, Yosafat Donni; Riama, Nelly Florida
Jurnal Geografi : Media Informasi Pengembangan dan Profesi Kegeografian Vol 18, No 1 (2021): January
Publisher : Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/jg.v18i1.27622

Abstract

Suhu udara permukaan (SUP) merupakan salah satu indikator penting dalam konteks terjadinya perubahan iklim. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji variasi temporal dan spasial beserta trend SUP di Pulau Jawa pada tahun 1990-2019. Data yang digunakan diperoleh dari observasi Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) dan data pemodelan reanalisis (GHCN_CAMS, ERA-5, JRA-55, dan GISTEMP-v4). Data observasi BMKG diperoleh berdasarkan data bulanan dari stasiun BMKG yang tersebar di seluruh Pulau Jawa (16 stasiun). Hasilnya menunjukkan bahwa terjadi peningkatan SUP dalam 30 tahun sebesar 0,11-1,24℃. Variasi spasial menunjukkan bahwa daerah dengan SUP tertinggi terdapat di Pulau Jawa sebelah utara bagian timur dan terendah di dataran tinggi Pulau Jawa bagian barat. SUP di Pulau Jawa tertinggi terjadi pada periode bulan September-Oktober-November (SON) dan terendah pada periode bulan Juni-Juli-Agustus (JJA). Hasil uji statistik menggunakan metode Mann Kendall test dengan significance level 1% menunjukkan bahwa semua data observasi BMKG mengalami trend peningkatan kecuali untuk Banyuwangi. Trend peningkatan SUP per tahun berkisar antara 0,017-0,048℃. Hal ini menunjukkan bahwa perubahan iklim secara regional telah terjadi di Pulau Jawa selama 30 tahun terakhir berdasarkan trend perubahan SUP.
The ANALISIS THUNDERSTORM BERDASARKAN NILAI INDEKS LABILITAS ATMOSFER DATA RADIOSONDE DAN CITRA SATELIT HIMAWARI-8 PADA KEJADIAN HUJAN LEBAT DAN BANJIR DI JAKARTA Jannata, Juan Idhar; Fathoni, Muhammad Yusuf; Haryanto, Yosafat Donni
DiJITAC : Digital Journal of Information Technology and Communication DiJITAC, Vol 3 No.2, April 2023
Publisher : Universitas Islam Negeri Sultan Aji Muhammad Idris Samarinda

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21093/dijitac.v3i2.8026

Abstract

Indonesia merupakan negara dengan curah hujan yang tinggi, sehingga sering terjadi fenomena thunderstorm. Fenomena ini dapat menyebabkan hujan lebat, angin kencang, dan sambaran petir. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kondisi atmosfer yang mendukung terjadinya thunderstorm pada kejadian hujan lebat dan banjir di Jakarta pada tanggal 24 Februari 2023.Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data radiosonde dan citra satelit Himawari-8. Data radiosonde digunakan untuk memperoleh nilai indeks stabilitas atmosfer, sedangkan data citra satelit Himawari-8 digunakan untuk memperoleh informasi tentang suhu puncak awan. Hasil analisis menunjukkan bahwa kondisi atmosfer pada saat kejadian hujan lebat dan banjir di Jakarta pada tanggal 24 Februari 2023 bersifat labil. Hal ini ditunjukkan oleh nilai indeks stabilitas atmosfer yang tinggi, yaitu T-Indeks sebesar 42.90, K-Indeks sebesar 38,4 dan SWEAT-Indeks sebesar 273.82. Suhu puncak awan pada saat itu juga rendah, yaitu -79,0°C. Berdasarkan hasil analisis tersebut, dapat disimpulkan bahwa kondisi atmosfer yang labil dan suhu puncak awan yang rendah merupakan faktor yang mendukung terjadinya thunderstorm pada kejadian hujan lebat dan banjir di Jakarta pada tanggal 24 Februari 2023.
ANALISIS CUACA EKSTREM PENYEBAB BANJIR DI KABUPATEN BIREUN, ACEH (Studi Kasus: 12 Januari 2022) TUNA, MIRANDA SAHFIRA; YUDHATAMA, YANUAR; WAMBUKUMO, JEFFRY M.; HARYANTO, YOSAFAT DONNI
Jurnal Material dan Energi Indonesia Vol 13, No 01 (2023)
Publisher : Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/jme.v13i01.44577

Abstract

Hujan lebat yang terjadi di wilayah Kabupaten Bireun menyebabkan sejumlah kecamatan diterjang banjir pada tanggal 13 Januari 2022. Hujan yang terjadi sehari sebelum kejadian memiliki intensitas sebesar 212 mm dan memberikan dampak yang cukup merugikan berupa terendamnya 897 rumah warga. Data suhu permukaaan laut, streamline, data pengamatan udara dan data skala global seperti Southern Oscillation Index (SOI) dan Indian Ocean Dipole (IOD) dikaji untuk melihat pengaruhnya terhadap cuaca ekstrem yang terjadi. Adanya fenomena SOI yang bernilai positif dan IOD negatif mempengaruhi potensi pembentukkan awan hujan hingga penambahan curah hujan di wilayah Indonesia. Dari citra satelit terlihat bahwa kondisi perawanan pada tanggal 12 Januari 2022 disebabkan oleh awan Cumulonimbus (Cb) yang memicu terjadinya aktivitas konvektif yang kuat.  Hal ini semakin didukung oleh adanya pusaran siklonik yang terbentuk di Samudera Hindia bagian barat Aceh. Selain itu, pertumbuhan awan penghasil hujan juga disebabkan oleh menghangatnya perairan di wilayah tersebut dengan suhu muka laut mencapai 28-29°C. Berdasarkan kondisi atmosfer yang dilihat dari data pengamatan radiosonde, nilai indeks stabilitasnya menunjukkan kondisi yang cukup labil sehingga memicu terjadinya hujan lebat penyebab banjir.Kata kunci:hujan lebat, cuaca ekstrem, banjir, konvektif, bencana
IDENTIFIKASI AWAN KONVEKTIF DAN ANALISIS KONDISI ATMOSFER KEJADIAN HUJAN MENGGUNAKAN CITRA SATELIT HIMAWARI-8 (Studi Kasus: Banjir Kabupaten Probolinggo 08 Maret 2021) RIZKI ZULIANDRY, MUHAMMAD IVAN; MUTTAQIN, FAISAL; HARYANTO, YOSAFAT DONNI
Jurnal Material dan Energi Indonesia Vol 13, No 01 (2023)
Publisher : Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/jme.v13i01.44558

Abstract

Pada tanggal 08 Maret 2021, terjadi banjir yang disebabkan oleh hujan dengan intensitas tinggi di Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur, tepatnya di Kecamatan Dringu dengan ketinggian melebihi 100 cm. Analisis dilakukan menggunakan data satelit Himawari-8 yang diolah menggunakan SATAID dan GrADS. Data satelit Himawari-8 digunakan untuk mengetahui kondisi perawanan dan nilai indeks stabilitas atmosfer. Berdasarkan analisis dari data satelit Himawari-8 dengan menggunakan SATAID dan GrADS, ditemukan adanya awan konvektif yaitu Cumulonimbus dan Cumulus. Berdasarkan kontur, visualisasi spasial, dan trend suhu puncak awan pada tanggal 05 Maret 2021 hingga 06 Maret 2021 dan 08 Maret 2021 menunjukkan adanya fase pertumbuhan, matang hingga punah dengan inti awan yang diindikasikan sebagai awan Cumulonimbus mencapai -62.4°C dan -52.4°C. Hujan yang terjadi memiliki kemungkinan disertai adanya thunderstorm berdasarkan nilai indeks stabilitasnya. Namun, untuk hujan pada 08 Maret 2021 disebabkan oleh awan Cumulus berdasarkan dari nilai indeks SWEAT yang <170. Meskipun demikian, penyebab banjir di Kecamatan Dringu terjadi akibat meluapnya air sungai Kedunggaleng hasil dari akumulasi hujan lebat pada 06 Maret 2021 dan hujan yang terjadi pada 08 Maret 2021.Kata kunci:Hujan, Satelit Himawari-8, SATAID, GrADS, Indeks Stabilitas
Cold Surge Effect on Vertical Profile Atmosphere over Meteorological Station of Ranai Natuna: Case Study Asian Winter Monsoon 2019/2020 Haryanto, Yosafat Donni; Prasetyo, Suwignyo; Hidayat, Ulil; Kurniawan, Wahyu; Riama, Nelly Florida
Jurnal Penelitian Fisika dan Aplikasinya (JPFA) Vol. 13 No. 1 (2023)
Publisher : Universitas Negeri Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26740/jpfa.v13n1.p25-37

Abstract

During the Asian Winter season, which spans from November to February, the phenomenon of cold surge often occurs, leading to increased convective activity over the western Indonesian Maritime Continent. The location of Natuna Island, situated in the southern part of the South China Sea, is of particular importance for studying cold surges due to their propagation over this area. In this study, the vertical structure of the atmosphere was analyzed using radiosonde observation data collected at the Meteorological Station of Ranai Natuna. The analysis focused on physical parameters such as air temperature and relative humidity, atmospheric kinematics including wind direction and speed, as well as atmospheric thermodynamic parameters such as Lifting Condensation Level (LCL), Level of Free Convection (LFC), Equilibrium Level (EL), Convective Available Potential Energy (CAPE), and Convective Inhibition (CIN). The results indicate that during the passage of a cold surge, air temperature (T) tends to be higher in the lower troposphere, including at the surface, but lower in the middle and upper troposphere. Relative humidity (RH) also tends to be higher during cold surges, with a significant increase in the middle and upper troposphere. In the lower troposphere, the wind direction shifts from east to northeast at a higher speed compared to when a cold surge is absent. Furthermore, the LCL and LFC heights are elevated during the presence of a cold surge, while the EL height shows an insignificant decrease. It is worth noting that intense rainfall occurs, particularly when the cold surge is more pronounced, even though the values of CAPE and CIN do not change significantly.
Analisis Sebaran Awan Konvektif Penyebab Banjir Di Kabupaten Nganjuk Menggunakan Metode Red Green Blue dan Cloud Convective Overlays Dwitrisna, Muhammad Fa'iz; Haryanto, Yosafat Donni
Keluwih: Jurnal Sains dan Teknologi Vol. 3 No. 1 (2022): Keluwih: Jurnal Sains dan Teknologi (February)
Publisher : Direktorat Penerbitan dan Publikasi Ilmiah, Universitas Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24123/saintek.v3i1.4543

Abstract

Abstract—Indonesia is a maritime country located on the equator, causing Indonesia to have a tropical climate. This causes a lot of convective clouds to grow because they get water supply from the sea so that information on the distribution of convective clouds is important for weather analysis purposes. On December 13, 2020, floods submerged several villages in Pace District, Nganjuk Regency due to the overflow of the Kolosoko river due to heavy rains. The purpose of this study was to see the distribution of convective clouds during heavy rains in Pace District. The data used in this study is Himawari-8 satellite data channels 3, 4, 5, 7, 8, 10, 13 and 15 to process the distribution of convective clouds. This research uses descriptive analysis method with daily weather parameters and Himawari-8 satellite imagery. Analysis of satellite image data using Cloud Convective Overlays (CCO) and Red Green Blue (RGB) CS and NC methods. This method is used to view the image of convective clouds making it easier to analyze the distribution of convective clouds. The results obtained in satellite images show significant growth of convective clouds while in weather radar images show moderate rain reflectivity due to radar limitations. Keywords: flood, heavy rain, convective clouds, himawari-8 Abstrak—Indonesia merupakan negara maritim yang terletak di khatulistiwa sehingga menyebabkan Indoneisa beriklim tropis. Hal ini menyebabkan banyak awan konvektif yang tumbuh karena mendapat pasokan air dari laut sehingga informasi sebaran awan konvektif penting untuk keperluan analisis cuaca. Pada tanggal 13 Desember 2020 banjir merendam beberapa desa di Kecamatan Pace, Kabupaten Nganjuk akibat meluapnya sungai Kolosoko karena hujan lebat. Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat sebaran awan konvektif saat hujan lebat di Kecamatan Pace. Data yang digunakan pada penelitian ini yaitu data satelit Himawari-8 kanal 3, 4, 5, 7, 8, 10, 13 dan 15 untuk mengolah sebaran awan konvektif. Penelitian ini menggunakan metode analisis deskriptif dengan parameter cuaca harian dan citra satelit Himawari-8. Analisis data citra satelit menggunakan metode Cloud Convective Overlays (CCO) serta Red Green Blue (RGB) CS dan NC. Metode tersebut digunakan untuk melihat citra awan konvektif sehingga mempermudah dalam menganalisis sebaran awan konvektif. Hasil yang diperoleh dalam citra satelit menunjukan pertumbuhan awan konvektif yang signifikan sedangkan dalam citra radar cuaca menunjukan reflektivitas hujan sedang karena adanya limitasi radar. Kata kunci: banjir, hujan lebat, awan konvektif, himawari-8
Analisis Profil Vertikal Stabilitas Atmosfer Selama Sebaran Abu Vulkanik Gunung Marapi di Wilayah Bandara Minangkabau Padang Rohman, Muhammad Faisal; Firdaush, Risang Bayu; Haryanto, Yosafat Donni
Pangea : Wahana Informasi Pengembangan Profesi dan Ilmu Geografi Vol 6, No 2 (2024): Pangea: Wahana Informasi Pengembangan Profesi dan Ilmu Geografi
Publisher : Universitas Khairun

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33387/pangea.v6i2.9472

Abstract

Di penghujung tahun 2023, Indonesia dikejutkan dengan meletusnya Gunung Marapi yang ada di Sumatra Barat. Gunung ini termasuk dalam salah satu kategori gunung berapi yang masif aktif di Indonesia dengan aktivitas vulkaniknya yang mengeluarkan partikel-partikel vulkanis ke atmosfer. Kondisi ini tentunya akan berdampak terhadap stabilitas atmosfer disekitarnya. Penilitian ini bertujuan menganalisa dan membandingkan profil vertikal stabilitas atmosfer pada periode dengan intesitas vulkanik yang kuat/masif dengan periode dimana intensitas vulkanik dari Gunung Marapi yang kurang signifikan. Penelitian ini juga memanfaatkan hasil citra satelit TROPOMI untuk mengetahui intensitas vulkanik dari sebaran dan kosentarasi SO2 yang terekam satelit. Profil vertikal stabilitas atmosfer didapat dari hasil olahan data Radiosonde di Bandara Minagkabau Padang dengan hasil penelitian menunjukkan bahwa kondisi stabilitas atmosfer bersifat labil bersyarat berdasarkan nilai lapse rate dan untuk profil vertikal atmosfer menunjukkan adanya peningkatan ketinggian dan nilai dari parameter selama periode masif tersebut, seperti Lifting Condensation Level (LCL), Convective Condensation Level (CCL), Equilibrium Level (EL), ketinggian tropopause, dan precipitable water. Namum berkebalikan dengan Relative Humidity (RH) dimana intesitas vulkanik yang kuat/masif menyebakan penurunan kelembapan relatif. 
Analisis Kejadian Kabut Tebal di Bandara Yogyakarta International Airport (YIA): Studi Kasus 19-22 Oktober 2023 Annisa, Nindya Sekar; Rohman, Muhammad Faisal; Orleando, Rio Putra; Haryanto, Yosafat Donni
Pangea : Wahana Informasi Pengembangan Profesi dan Ilmu Geografi Vol 6, No 1 (2024): Pangea: Wahana Informasi Pengembangan Profesi dan Ilmu Geografi
Publisher : Universitas Khairun

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33387/pangea.v6i1.9469

Abstract

Kabut merupakan salah satu fenomena cuaca kekaburan yang dapat mengganggu penerbangan karena mengurangi jarak pandang. Pada tanggal 19-22 Oktober 2023 terjadi fenomena kabut tebal pada Bandara Internasional Yogyakarta. Kabut tebal ini dapat dibuktikan dari data observasi di Stasiun Meteorologi Yogyakarta yang melaporkan adanya kabut dengan fenomena Mist (BR) sepanjang bulan Oktober yang puncaknya terjadi pada tanggal 19-22 Oktober 2023. Kabut tebal yang melanda ini menjadi bukti dari kompleksitas faktor-faktor meteorologi yang saling mempengaruhi. Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis faktor-faktor yang menjadi pendukung terjadinya pembentukan kabut di lokasi penelitian. Data-data yang digunakan ialah data global berupa data reanalysis suhu permukaan laut dan angin vector dan ditambah dengan data observasi dari Stasiun Meteorologi Klas II Yogyakarta yakni temperature, kelembapan, dan jarak pangan. Kabut tebal ini dipicu oleh adanya pertemuan massa udara panas dari Australia dan massa udara dingin dari Samudera Hindia menjadi salah satu penyebab utama terbentuknya kabut. Ketika dua massa udara ini berinteraksi di atas permukaan laut yang hangat, uap air mulai berkondensasi dan membentuk kabut tebal yang menyelimuti pantai. Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai langkah preventif bagi pihak-pihak terkait untuk terus mengidentifikasi faktor-faktor yang menyebabkan kabut tebal di Pantai Selatan Yogyakarta serta mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk mengurangi dampak negatifnya, terutama dalam menjaga keamanan dan kelancaran operasi penerbangan. 
Tinjauan Klimatologis Kejadian Banjir Bandang di Kabupaten Lahat, Sumatera Selatan Tanggal 5 Juli 2023 Mediany, Shinta; Haryanto, Yosafat Donni; Fadlan, Ahmad
Jurnal Fisika Unand Vol 14 No 3 (2025)
Publisher : Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/jfu.14.3.279-290.2025

Abstract

BPBD reported that a flash flood occurred in Lahat Regency due to high rainfall in the early hours of Wednesday, July 5, 2023. This led to an overflow of the Lematang River, causing flooding that submerged roads and parts of residential areas. Therefore, research is essential to understand atmospheric dynamics and review climatological conditions during the flash flood event in Lahat Regency, covering Pulau Pinang District, Lahat District, and Mulak Sebingkai District. This research is expected to serve as a scientific basis for mitigation and adaptation measures against hydrometeorological disasters. Global phenomena such as the Madden–Julian Oscillation (MJO), El Niño Southern Oscillation (ENSO), and monsoon activity have been analyzed. The analysis of local and regional-scale meteorological parameters was conducted using atmospheric reanalysis datasets from JRA-3Q, NCEP/NCAR, and NCICS. Additionally, a climatological review was carried out based on rainfall data from several cooperative rain gauge stations around the affected area, supplemented with GSMaP satellite data. The study indicates that the flash flood was caused by heavy to very heavy rainfall in the surrounding areas. This rainfall resulted from several factors, including the active MJO over the Indian Ocean, wind convergence, and the presence of the Intertropical Convergence Zone (ITCZ) extending along the western part of Sumatra. The presence of a low-pressure area enhanced the potential for convective cloud formation, further intensified by atmospheric moisture levels exceeding 80% at the 850 mb layer, increasing water vapor content in the upper atmosphere. A historical data review shows that, climatologically, the rainfall during the flash flood event represented the highest recorded daily maximum rainfall for July within the observation period, surpassing pentad and decadal averages. The influence of global, regional, and local-scale phenomena contributed to the increased rainfall intensity in the flash flood-affected area.
RANCANG BANGUN PROTOTIPE SISTEM RADIOSONDE MENGGUNAKAN NODEMCU ESP32 DENGAN MULTISENSOR BERBASIS WEBSITE Muftareza, Arfany Dhimas; Silalahi, Rio Bintang Samudera; Haryanto, Yosafat Donni
Jurnal Ilmu Fisika dan Terapannya Vol 12, No 1 (2025): Jurnal Ilmu Fisika dan Terapannya (JIFTA)
Publisher : Prodi Fisika, Departemen Pendidikan Fisika

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21831/jifta.v12i1.22040

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan sistem prototipe radiosonde menggunakan NodeMCU ESP32 dengan multisensor berbasis website sebagai alternatif yang lebih efisien dan ekonomis dalam pengamatan meteorologi udara atas. Sistem terdiri dari dua komponen utama yaitu transmitter dan receiver. Transmitter dilengkapi dengan ESP32, sensor DHT11, BMP280, modul GPS ublox NEO-6M, dan modul LoRa SX1278. Data suhu, kelembaban, tekanan udara, ketinggian, serta posisi geografis (latitude dan longitude) yang diukur oleh transmitter dikirimkan ke receiver melalui modul LoRa SX1278. Receiver, yang juga dilengkapi dengan ESP32 dan modul LoRa SX1278, menerima data tersebut dan menyimpannya dalam database lokal menggunakan PhpMyAdmin. Data yang tersimpan kemudian ditampilkan pada website yang dikelola menggunakan extension PHP di Visual Studio Code (VSCode). Website ini menyediakan fitur dashboard data real-time, grafik pengukuran, titik lokasi pengukuran, dan riwayat data dalam bentuk tabel. Pengujian sistem dilakukan untuk memastikan bahwa sensor dapat mengukur parameter meteorologi dengan akurat, data dapat dikirimkan dan diterima dengan baik, serta ditampilkan pada website dan dapat diunduh dalam format .csv. Uji coba transmisi data menunjukkan bahwa sistem ini dapat mengirimkan data dengan baik hingga jarak 160 meter secara horizontal, meskipun terdapat banyak penghalang. Diperkirakan bahwa jarak transmisi dapat meningkat sampai beberapa kali lipat dalam kondisi vertikal tanpa penghalang. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sistem prototipe yang dikembangkan dapat menjadi solusi yang efektif dan terjangkau untuk pengamatan meteorologi udara atas, khususnya untuk aplikasi di BMKG Indonesia.