Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Konstruksi Sosial Berbasis Gender Pengemudi Ojek Online Perempuan di Kota Surabaya Aries Kurniawan, Deni
Iapa Proceedings Conference 2024: Resiliensi Indonesia dalam Pusaran Disrupsi Global
Publisher : Indonesian Association for Public Administration (IAPA)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30589/proceedings.2024.1056

Abstract

Studi ini berangkat dari adanya perkembangan teknologi digital, yang memberikan kesempatan kepada perempuan untuk berdiri sejajar dengan laki-laki, sekaligus membuka pintu bagi perempuan untuk tampil pada ranah publik—yaitu melalui pekerjaan menjadi pengemudi ojek online. Empat orang perempuan yang berprofesi sebagai pengemudi ojek online di kota Surabaya diwawancarai dengan menggunakan pendekatan kualitatif—dan ditentukan dengan metode purposive. Studi ini menemukan bahwa melalui proses eksternalisasi, subjek studi mencoba mencari informasi mengenai pekerjaan sebagai pengemudi ojek online yang dianggap oleh masyarakat sebagai pekerjaan laki-laki itu melalui lingkungan sekitar—antara lain keluarga, teman, maupun dengan mengamati fenomena adanya perempuan yang bekerja pada sektor ini. Selain itu, proses eksternalisasi tersebut juga terlihat dari adanya alasan subjek studi ini memilih untuk ‘terjun’ pada pekerjaan ojek online yaitu untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari serta adanya kemudahan persyaratan untuk melamar. Lebih lanjut kemudian, proses adaptasi sebagai pengemudi ojek online juga merupakan bentuk dari proses eksternalisasi—yang dilakukan melalui cara interaksi dengan sesama pengemudi ojek; bercanda; bertanya terkait kendala yang dialami maupun ikut perkumpulan sesama pengemudi. Sedangkan proses objektifikasi itu terlihat dari adanya anggapan subjek studi yang menilai pekerjaan ini sebagai bentuk kesetaraan antara perempuan dengan laki-laki serta hambatan bagi subjek studi dalam menekuni pekerjaan baru yaitu adanya kendala teknis. Terakhir, adalah proses internalisasi yang merupakan wujud identifikasi subjek studi dengan dunia ojek online. Bentuk internalisasi itu antara lain pemakluman subjek studi atas penolakan customer karena alasan gender dan adanya peran ganda yang harus dilakukan oleh subjek studi yaitu mengurus rumah dan bekerja pada ranah publik. Dengan demikian, studi ini menyimpulkan bahwa bekerja pada ranah publik serta masuk dalam pekerjaan sektor informal memunculkan tantangan bagi subjek studi ini—adanya konstruksi sosial bahwa pekerjaan ini merupakan pekerjaan yang dilakukan oleh laki-laki menghadirkan implikasi berupa penolakan dari pelanggan maupun stigma negatif dari masyarakat. Hal yang juga menunjukkan bahwa terdapat konstruksi sosial tentang pembagian pekerjaan berbasis gender pada masyarakat. Akan tetapi, hadirnya perempuan dalam sektor ini menandakan bahwa perempuan dengan laki-laki memiliki hak yang sama—sekaligus memperlihatkan bahwa perempuan mampu bekerja pada sektor yang selama ini dianggap pekerjaan laki-laki dan menjadikan sebagai sumber pendapatan keluarga.
Analisis Nilai Patriarki dalam Putusan Sidang Cerai Gugat di Pengadilan Agama Sawahlunto Reftantia, Ghina; Asni Sari, Kurnia; Aries Kurniawan, Deni; Dwi Hapsari, Yuanita
Iapa Proceedings Conference 2024: Resiliensi Indonesia dalam Pusaran Disrupsi Global
Publisher : Indonesian Association for Public Administration (IAPA)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30589/proceedings.2024.1038

Abstract

Cerai gugat merupakan putusnya hubungan perkawinan karena adanya gugatan yang diajukan oleh pihak istri. Jumlah perkara cerai gugat jauh lebih banyak jika dibandingkan dengan jumlah perkara cerai talak. Tidak dapat dipungkiri baik secara sadar atau pun tidak sadar dan langsung mau pun tidak langsung bahwa nilai-nilai patriarki telah menyebabkan ketidakadilan dan ketidaksetaraan gender seperti adanya subordinasi, dominasi, pelecehan seksual, perceraian, dll. Tulisan ini bertujuan untuk membahas dan menganalisis nilai-nilai patriarki dalam hasil putusan sidang perkara cerai gugat Pengadilan Agama Sawahlunto tahun 2022-2023. Teori yang digunakan untuk membahas penelitian ini ialah teori strukturasi Anthonny Giddens, sementara metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah gabungan metode kuantitatif dan kualitatif, yang mana metode kuantitatif digunakan untuk memperoleh data angka berupa hasil persentase dari keseluruhan putusan sidang cerai gugat. Sementara metode kualitatif digunakan untuk menjelaskan dan menganalisis nilai-nilai patriarki yang menyebabkan terjadinya cerai gugat tersebut. Ada pun data yang dianalisis dalam penelitian ini ialah seluruh data hasil putusan sidang perkara cerai gugat di Pengadilan Agama Sawahlunto Tahun 2022-2023. Hasil dari penelitian ini adalah nilai-nilai patriarki telah mempengaruhi kehidupan rumahtangga pasangan suami istri dan menyebabkan beberapa masalah dalam rumahtangga seperti adanya KDRT, poligami, perselingkuhan, campur tangan keluarga, dll.