Claim Missing Document
Check
Articles

Found 9 Documents
Search

Strategi Sumberdaya Gerakan Aliansi Laki-Laki Baru dalam Mewujudkan Kesetaraan dan Keadilan Gender di Indonesia Reftantia, Ghina; Jendrius, Jendrius; Maihasni, Maihasni
Sosioglobal Vol 8, No 1 (2023): Sosioglobal: Jurnal Pemikiran dan Penelitian Sosiologi
Publisher : Department of Sociology, Faculty of Social and Political Science, Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/jsg.v8i1.39656

Abstract

ABSTRAKSeiring berjalannya waktu, isu kesetaraan dan keadilan gender tidak hanya dibahas melalui gerakan perempuan, tetapi juga melalui gerakan laki-laki. Aliansi Laki-Laki Baru (ALB) telah banyak membahas mengenai isu kesetaraan dan keadilan gender di Indonesia. Intervensi melalui program pemberdayaan telah mereka lakukan dengan melibatkan laki-laki maupun perempuan baik pelaku maupun korban atau pun orang-orang yang berpotensi menjadi pelaku maupun korban kekerasan. ALB juga aktif melakukan diskusi tahunan dengan berbagai stakeholder untuk membahas isu tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk membahas strategi yang digunakan oleh ALB dalam mewujudkan kesetaraan dan keadilan gender di Indonesia. Teori yang digunakan untuk menganalisis penelitian ini ialah teori mobilisasi sumberdaya. Metode yang digunakan dalam penelitian ini ialah metode kualitatif dengan tipe penelitian deskriptif. Ada pun temuan dari penelitian ini ialah strategi yang digunakan ALB adalah dengan membingkai isu kekerasan yang lebih banyak dialami oleh perempuan, menggunakan dukungan dari organisasi serupa, menggunakan nama aliansi laki-laki baru sebagai nama sosial media, memberikan identitas baru kepada laki-laki pelaku kekerasan dan laki-laki yang berpotensi menjadi pelaku kekerasan, menggunakan kewenangan pendeta untuk mendapat dukungan masyarakat, menggunakan organisasi baru dan organisasi pendukung, melakukan serangkaian aksi di jalanan, keterlibatan aktor dilakukan secara sukarela, dan memilih untuk menjadi organisasi non formal dan nirlaba.Kata Kunci: Aliansi Laki-Laki Baru, Gender, Kesetaraan, Gerakan Sosial. ABSTRACT As time goes by, issues of gender equality and justice are not only discussed through the women's movement but also the men's movement. The New Men's Alliance (ALB) has discussed many issues of gender equality and justice in Indonesia. They have carried out interventions through empowerment programs involving men and women, both perpetrators and victims, or people who have the potential to become perpetrators or victims of violence. ALB also actively holds annual discussions with various stakeholders to discuss this issue. This research aims to discuss the strategies used by ALB in realizing gender equality and justice in Indonesia. The theory used to analyze this research is resource mobilization theory. The method used in this research is a qualitative method with a descriptive research type. There are also findings from this research that the strategy used by ALB is to frame the issue of violence which is more experienced by women, using support from similar organizations, using the name of the new men's alliance as the name of social media, giving a new identity to male perpetrators of violence. and men who have the potential to become perpetrators of violence, use the authority of pastors to gain community support, use new organizations and support organizations, carry out a series of actions on the streets, the involvement of actors is carried out voluntarily, and choose to become non-formal and non-profit organizations. Keywords: The New Men's Alliance, Gender, Equality, Social Movements.
Hegemoni “Clash of Champions Ruang Guru” di Tengah Maraknya Tayangan Non Edukatif Asni Sari, Kurnia; Reftantia, Ghina
Iapa Proceedings Conference 2024: Resiliensi Indonesia dalam Pusaran Disrupsi Global
Publisher : Indonesian Association for Public Administration (IAPA)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30589/proceedings.2024.1047

Abstract

Artikel ini menganalisis hegemoni tayangan edukatif "Clash of Champions" yang disajikan oleh platform edukasi digital Ruangguru di tengah maraknya tayangan non-edukatif di era digital. Dengan menggunakan metode kualitatif dan pendekatan eksplanasi berdasarkan analisis teori hegemoni Antonio Gramsci, penelitian ini menunjukkan bagaimana tayangan edukatif yang dikemas dalam bentuk kompetisi siswa berprestasi mampu menarik minat remaja. Artikel ini mengeksplorasi strategi kreatif dan pemasaran yang digunakan oleh Ruangguru serta implikasinya terhadap perubahan preferensi remaja terhadap tayangan edukatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa melalui hegemoni yang tepat, konten edukatif dapat menggeser dominasi tayangan non-edukatif di platform media digital, memberikan manfaat bagi perkembangan intelektual remaja dan kepribadiannya, meningkatkan keinginan mereka untuk memperdalam kemampuan kognitif., serta remaja dapat memilih secara rasional tayangan yang bermanfaat bagi mereka.
Analisis Nilai Patriarki dalam Putusan Sidang Cerai Gugat di Pengadilan Agama Sawahlunto Reftantia, Ghina; Asni Sari, Kurnia; Aries Kurniawan, Deni; Dwi Hapsari, Yuanita
Iapa Proceedings Conference 2024: Resiliensi Indonesia dalam Pusaran Disrupsi Global
Publisher : Indonesian Association for Public Administration (IAPA)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30589/proceedings.2024.1038

Abstract

Cerai gugat merupakan putusnya hubungan perkawinan karena adanya gugatan yang diajukan oleh pihak istri. Jumlah perkara cerai gugat jauh lebih banyak jika dibandingkan dengan jumlah perkara cerai talak. Tidak dapat dipungkiri baik secara sadar atau pun tidak sadar dan langsung mau pun tidak langsung bahwa nilai-nilai patriarki telah menyebabkan ketidakadilan dan ketidaksetaraan gender seperti adanya subordinasi, dominasi, pelecehan seksual, perceraian, dll. Tulisan ini bertujuan untuk membahas dan menganalisis nilai-nilai patriarki dalam hasil putusan sidang perkara cerai gugat Pengadilan Agama Sawahlunto tahun 2022-2023. Teori yang digunakan untuk membahas penelitian ini ialah teori strukturasi Anthonny Giddens, sementara metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah gabungan metode kuantitatif dan kualitatif, yang mana metode kuantitatif digunakan untuk memperoleh data angka berupa hasil persentase dari keseluruhan putusan sidang cerai gugat. Sementara metode kualitatif digunakan untuk menjelaskan dan menganalisis nilai-nilai patriarki yang menyebabkan terjadinya cerai gugat tersebut. Ada pun data yang dianalisis dalam penelitian ini ialah seluruh data hasil putusan sidang perkara cerai gugat di Pengadilan Agama Sawahlunto Tahun 2022-2023. Hasil dari penelitian ini adalah nilai-nilai patriarki telah mempengaruhi kehidupan rumahtangga pasangan suami istri dan menyebabkan beberapa masalah dalam rumahtangga seperti adanya KDRT, poligami, perselingkuhan, campur tangan keluarga, dll.
Bertahan di tengah keterbatasan: studi fenomenologi pemulung di Surabaya Imami, Teguh; Kurniawan, Deni Aries; Hapsari, Yuanita Dwi; Reftantia, Ghina; Annisa, Silvia
Dimensia: Jurnal Kajian Sosiologi Vol 14, No 1 (2025): Dimensia: Jurnal Kajian Sosiologi
Publisher : Departemen Pendidikan Sosiologi FISHIPOL UNY

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21831/dimensia.v14i1.76751

Abstract

Studi ini bertujuan untuk mendalami pengalaman kaum urban yang menjadi pemulung serta tinggal di atas makam Rangkah Surabaya. Studi kualitatif dengan wawancara mendalam digunakan oleh peneliti untuk mendeskripsikan kehidupan mereka. Studi ini menggunakan teori fenomenologi yang digagas oleh Alfred Schutz. Hasil dari studi ini menunjukkan bahwa subjek studi memiliki pengalaman hidup dalam kondisi yang serba terbatas ketika berada di desa. Kondisi yang serba terbatas itu menjadi alasan untuk mereka melakukan urbanisasi ke kota Surabaya. Akan tetapi, kehidupan mereka ketika di Surabaya juga tidak lebih baik daripada kondisi sebelumnya, karena ketrampilan dan pendidikan yang kurang memadai—bahkan harus mengalami tantangan baru berupa stigmatisasi atas pekerjaan mereka sebagai pemulung. Pengalaman yang tidak pernah mereka dapatkan ketika tinggal di desa. Pada akhirnya, di tengah kehidupan yang serba terbatas di kota itu, membuat mereka harus tinggal di makam Rangkah dengan berbagai resiko seperti penggusuran dan penyakit sebagai cara mereka untuk bertahan hidup. This study explores the experiences of urbanites who are scavengers and live above the Rangkah grave in Surabaya. Researchers use qualitative studies with in-depth interviews to describe their lives. This study uses the phenomenological theory initiated by Alfred Schutz. The results of this study show that the study subjects had experience of living in limited conditions when they were in the village. These limited conditions became the reason for them to urbanize to the city of Surabaya. However, their lives in Surabaya were no better than before, due to inadequate skills and education - they even had to experience new challenges in the form of stigmatization of their work as scavengers. An experience they never had when living in the village. In the end, amidst the limited life in the city, they had to live in the cemetery area. 
Dampak Peralihan dari Ojek Pangkalan ke Ojek Online Permatasari, Gita; Zatty, Nara; Vadila, Nur Rahma; Reftantia, Ghina; Sari, Kurnia Asni; Yusnaini, Yusnaini
Jurnal Pendidikan Tambusai Vol. 9 No. 1 (2025)
Publisher : LPPM Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai, Riau, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Peralihan dari ojek pangkalan ke ojek online merupakan dampak langsung dari perubahan sosial yang dipengaruhi oleh kemajuan teknologi. Pergeseran ini mencerminkan adopsi teknologi dalam sistem transportasi yang menawarkan kemudahan akses dan fleksibilitas bagi pengguna, tetapi juga menimbulkan tantangan bagi pengemudi ojek pangkalan yang kehilangan pelanggan. Dari aspek sosial, perubahan ini mengubah pola kerja pengemudi, menggeser sistem berbasis komunitas menjadi persaingan individu berbasis algoritma. Secara ekonomi, meskipun ojek online membuka peluang pendapatan yang lebih luas, pengemudi menghadapi ketidakpastian akibat sistem insentif yang fluktuatif dan ketergantungan pada kebijakan platform digital. Dari perspektif hukum, regulasi transportasi online terus berkembang untuk mengakomodasi dinamika industri sekaligus melindungi hak pengemudi. Penulisan ini bertujuan untuk menganalisis dampak sosial, ekonomi, dan hukum yang ditimbulkan oleh peralihan dari ojek pangkalan ke ojek online serta mengidentifikasi tantangan yang dihadapi oleh pengemudi dalam beradaptasi dengan sistem baru. Selain itu, penelitian ini juga bertujuan untuk mengeksplorasi strategi adaptasi yang dapat dilakukan oleh para pengemudi dan peran pemerintah dalam menciptakan kebijakan yang lebih inklusif dan berkeadilan. Transformasi ini menunjukkan bahwa digitalisasi dalam transportasi tidak hanya memberikan manfaat bagi pengguna, tetapi juga membutuhkan strategi adaptasi dari berbagai pihak untuk meminimalkan dampak negatifnya. Diperlukan kerja sama antara pemerintah, perusahaan aplikasi, dan pengemudi dalam menciptakan ekosistem transportasi yang lebih berkelanjutan dan adil.
Strategi Adaptasi Mata Pencaharian Petani Tadah Hujan dalam Menghadapi Perubahan Iklim di Desa Padang Lengkuas Lecia, Khessi Novika; Isyanawulan, Gita; Sartika, Diana Dewi; Oktanedi, Aldri; Yanti, Mery; Reftantia, Ghina; Gunawan, Gunawan
Jurnal Ilmiah Ilmu Sosial Vol. 11 No. 1 (2025): Jurnal Ilmiah Ilmu Sosial
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jiis.v11i1.92860

Abstract

Perubahan iklim berdampak negatif terhadap mata pencaharian serta produksi pertanian dan hal ini kemungkinan akan terus berlanjut, kecuali jika langkah-langkah adaptasi diterapkan. Petani tadah hujan di Desa Padang Lengkuas sepenuhnya bergantung pada curah hujan, sehingga sangat rentan terhadap perubahan dan variabilitas curah hujan serta perubahan iklim lainnya. Tujuan penelitian ini untuk mengkaji bagaimana strategi petani tadah hujan beradaptasi terhadap perubahan iklim. Penelitian ini menggunakan desain penelitian kualitatif dengan strategi penelitian studi kasus. Data diperoleh melalui wawancara, observasi dan dokumentasi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa perubahan iklim berdampak pada pertanian dan mata pencaharian di Desa Padang Lengkuas yang sepenuhnya berantung pada pertanian tadah hujan. Sebagai responnya petani tadah hujan menerapkan berbagai strategi mata pencaharian untuk beradaptasi dengan perubahan iklim, sebagian besar berdasarkan sistem pengetahuan dan praktik mereka sendiri. Startegi adaptasi mata pencaharian petani tadah hujan terbagi atas 3 hal yaitu intensifikasi dan ekstensifikasi, diversifikasi di lahan pertanian dan non-pertanian serta migrasi. Strategi diversifikasi dan migrasi merupakan strategi adaptasi yang sangat penting untuk membantu petani tadah hujan dalam meningkatkan ketahanan terhadap perubahan iklim dan menjaga keberlanjutan pencaharian mereka.
Makna Simbolik pada Tradisi Cheng Beng di Kompleks Perkuburan Sentosa Kota Pangkalpinang Annisa, Syafa Kamila Nur; Purnama, Dadang Hikmah; Reftantia, Ghina; Oktanedi, Aldri
Jurnal Empirika Vol. 10 No. 1 (2025): Jurnal Empirika
Publisher : Master Program in Sociology, Faculty of Social and Political Sciences, Universitas Sriwijay

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47753/je.v10i1.185

Abstract

This study aims to uncover the symbolic meanings embedded in the Cheng Beng tradition practiced by the Chinese community at the Sentosa Cemetery Complex, Pangkalpinang City. Cheng Beng is an annual ritual involving various activities such as cleaning graves, offering food and drinks, praying, and burning symbolic paper. Using a descriptive qualitative approach, this study employed in-depth interviews, observations, and documentation as data collection methods. Symbols such as incense, candles, five-color paper, spirit money, and food offerings carry profound meanings. Cleaning graves symbolizes respect for ancestors, candles represent spiritual enlightenment, and collective prayers signify gratitude, family solidarity, and hopes for ancestral protection. Beyond honoring ancestors, the tradition strengthens family bonds, preserves Chinese cultural values, and educates younger generations about the importance of filial piety. By employing the symbolic interactionism perspective, this research finds that symbolic meanings are constructed through social and cultural interactions within the Chinese community. The findings affirm that Cheng Beng is a spiritual ritual and a medium for preserving cultural identity, fostering family relationships, and maintaining community solidarity amidst modernization challenges. This tradition reflects the Chinese community's enduring values of respect, unity, and cultural heritage.
The Practices of Divorce by Petitions in Transmigration Area Reftantia, Ghina; Sartika, Diana Dewi; Isyanawulan, Gita; Hapsari, Yuanita Dwi; Azzahri, Rizka; Yusda, Ihsanul Fuadi
Jurnal Sosiologi Andalas Vol. 11 No. 2 (2025)
Publisher : Department of Sociology, Faculty of Social and Political Sciences, Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/jsa.11.2.245-254.2025

Abstract

The divorce rate on Java Island tends to increase every year. These indicate a breakdown in marriages. But Javanese people do not only live in Java Island but are spread across many islands in Indonesia, primarily due to the transmigration program. Riau Province, situated on the island of Sumatra, is one of the areas designated for transmigration, resulting in a large number of Javanese people settling in these villages. It turns out that divorce cases are also common in these locations. Therefore, this study was conducted to examine the practice of divorce by petition among Javanese women in a transmigration village in Riau Province. The research approach employed in this study was qualitative, with an exploratory research style and a feminist methodology that prioritizes considering women's voices and experiences as worthy of being heard. The results of suggest that certain factors contribute to divorce, particularly in the context of marriage values within Javanese culture: legal system and women’s growing legal awareness, reinterpretations of Javanese familial and cultural values, economic independence and the gendered dimension of divorce, and the search for legal and social legitimacy. Even in transmigration areas far from Java Island, Javanese transmigrants and their descendants continue to uphold Javanese traditional values. These values persist and are internalized in their daily practices, including in the practice of divorce by petition in the transmigration area of Java.
Representation of Women's Struggle against Violence and Gender Discrimination in the Film “Women from Rote Island” Wulandari, Wulandari; Christine, Anastasya; Reftantia, Ghina; Sartika, Diana Dewi; Saraswati, Erlisa
Saree: Research in Gender Studies Vol. 7 No. 2 (2025): Saree: Research in Gender Studies
Publisher : Pusat Studi Gender dan Anak - PSGA (Center for Gender and Child Studies) Institut Agama Islam Negeri Lhokseumawe, Aceh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47766/saree.v7i2.6136

Abstract

ABSTRACT ENGLISH: Film is a mass communication media that combines audio and visual elements to convey messages to a wide audience. As a cultural product, film uniquely represents social realities, shapes public opinion, and serves as a platform for reflecting on various human issues. In the modern era, film has evolved into an effective tool for voicing social criticism and highlighting marginalized issues in public discourse, including violence and gender discrimination. One such film is Women from Rote Island, which focuses on the experiences of women in Eastern Indonesia who face domestic violence and structural discrimination. The film portrays how women fight to uphold their rights and dignity amid strong patriarchal cultural pressures. Through emotional storytelling and symbolic visuals, the film delivers messages of resistance against the injustices experienced by women. This article aims to analyse the representation of women's struggles in Women from Rote Island using Roland Barthes' semiotic theory. This theory is applied to explore the denotative (literal) and connotative (symbolic or cultural) meanings of the signs presented in the film—ranging from imagery, character expressions, and dialogue to setting. The research employs a qualitative method with a descriptive approach, allowing the researcher to interpret the hidden messages and meaning structures constructed by the film. The analysis reveals that this film not only represents the social realities faced by women but also serves as a symbolic resistance to an unjust social system. It succeeds in building audience empathy and encouraging critical awareness of issues related to gender-based violence and discrimination. Thus, film can be seen as an effective alternative medium in voicing women's struggles and advocating for gender equality. ABSTRACT INDONESIAN: Film merupakan salah satu bentuk media komunikasi massa yang menggabungkan elemen audio dan visual untuk menyampaikan pesan. Sebagai produk budaya, film memiliki kemampuan unik dalam merepresentasikan realitas sosial, membentuk opini publik, serta menjadi wadah refleksi terhadap berbagai isu kemanusiaan. Di era modern, film berkembang menjadi alat yang efektif dalam menyuarakan kritik sosial dan mengangkat persoalan-persoalan yang sering kali terpinggirkan dalam wacana publik, termasuk isu kekerasan dan diskriminasi gender. Salah satu film yang mengangkat isu tersebut adalah Women from Rote Island, sebuah film yang berfokus pada pengalaman perempuan di wilayah Timur Indonesia yang menghadapi kekerasan dalam rumah tangga dan diskriminasi struktural. Film ini menggambarkan bagaimana perempuan berjuang mempertahankan hak dan martabatnya di tengah tekanan budaya patriarkis yang kuat. Melalui narasi yang emosional dan visual yang simbolis, film ini menyampaikan pesan-pesan perlawanan terhadap ketidakadilan yang dialami perempuan. Artikel ini bertujuan untuk menganalisis representasi perjuangan perempuan dalam film Women from Rote Island dengan menggunakan teori semiotik Barthes. Teori ini digunakan untuk menggali makna denotatif (makna literal) dan konotatif (makna simbolik atau kultural) dari tanda-tanda yang muncul dalam film, baik berupa gambar, ekspresi tokoh, dialog, maupun latar tempat. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan deskriptif, yang memungkinkan peneliti untuk menginterpretasikan pesan-pesan tersembunyi dan struktur makna yang dibangun oleh film. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa film ini tidak hanya merepresentasikan kenyataan sosial yang dihadapi perempuan, tetapi juga menjadi sarana perlawanan simbolik terhadap sistem sosial yang tidak adil. Film ini berhasil membangun empati penonton dan mendorong kesadaran kritis terhadap isu kekerasan dan diskriminasi gender. Dengan demikian, film dapat dilihat sebagai media alternatif yang efektif dalam menyuarakan perjuangan perempuan serta memperjuangkan kesetaraan gender.