Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

2D dan 3D Tekstur Permukaan Ti-6Al-4V ELI Akhyar Ibrahim, Gusri
Jurnal Teknologi dan Inovasi Industri (JTII) Vol 5, No 2 (2024)
Publisher : Fakultas Teknik, Universitas Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23960/jtii.v5i2.94

Abstract

Material ringan paduan titanium memiliki  jenis struktur kristal hexagonal close packed (h.c.p), yang lebih dikenal dengan nama struktur alfa pada suhu ruangan. Struktur hcp dapat berubah menjadi struktur   body center cubic (b.c.c), yang dinamakan dengan fasa beta  pada suhu 882 derajat Celcius. Proses pemesinan yang berlansung dalam beberapa waktu telah menyebabkan peningkatan suhu pemesinan hingga mampu mencapai suhu  perubahan struktur paduan titanium. Peningkatan suhu tersebut adalah sebagai akibat dari gesekan antara benda kerja dan pahat potong, sehingga hal itu memberikan pengaruh terhadap struktur mikro dan tekstur permukaan benda kerja. Proses pembubutan dilakukan pada beberapa setting parameter kecepatan potong sebesar 55, 75 dan 95 m/min, kadar pemakanan sebesar 0.15, 0.25 dan 0.35 mm/rev, kedalaman potong sebesar 0.10, 0.15 dan 0.20 mm dan jenis pahat potong yang digunakan adalah tidak dilapisi, dilapisi secara CVD. Penelitian ini bertujuan untuk menginvestigasi pengaruh proses pemesinan terhadap perubahan tekstur permukaan titanium yang baru saja dimesin menggunakan pahat karbida jenis insert dalam keadaan pemesinan kering atau tanpa menggunakan fluida. Hasil penelitian menunjukan bahwa  pemotongan kadar makan yang tinggi  sebesar 0.35 mm/rev memberikan pengaruh signifikan terhadap tekstur permukaan sepanjang proses pemotongan terutama pada tahap akhir proses pemesinan. Perubahan gerakan makan merupakan faktor yang paling menentukan terjadinya perubahan tekstur permukaan pada proses pemesinan bubut. Scanning electron magnetic menunjukan bahwa pada bagian puncak atau batas antara kadar pemakanan  dengan puncak berikutnya terjadi material yang terdeformasi sebagai akibat dari plastisitas aliran material titanium selama proses pemotongan berlansung pada suhu tinggi. Tekstur permukaan pada daerah puncak merupakan batas antara dua jarak kadar pemakanan, dimana batas antara dua jaran kadar pemakanan adalah pada bagian pinggir ujung mata pahat, yang mengalami aus.
PENGARUH KEDALAMAN POTONG DAN LAJU PEMAKANAN TERHADAP GAYA POTONG PADA PEMESINAN BUBUT INCONEL 718 Akhyar Ibrahim, Gusri; Hamni, Arinal; Yahya, Achmad; Wijaya, Bayu Frans; Hendra, Hendra; Mahyudin, Yovial
Jurnal Teknologi dan Inovasi Industri (JTII) Vol. 6 No. 1 (2025)
Publisher : Fakultas Teknik, Universitas Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23960/jtii.v6i1.106

Abstract

Inconel 718 merupakan bahan paduan berbasis nikel yang dapat bertahan pada suhu yang tinggi, baik ketahanan terhadap oksidasi yang tinggi ataupun ketahanan korosi pada suhu yang tinggi. Maka, inconel 718 dapat dijadikan bahan paduan yang ideal untuk aplikasi bidang industri seperti komponen mesin pesawat terbang, sektor otomotif dan kendaraan ruang angkasa. Karena memiliki karakteristik yang ekstrim, material inconel 718 dianggap sebagai material yang sulit dipemesinan. termasuk dalam pemesinan bubut.  Pada pemesinan bubut inconel 718,  umur pakai pahat lebih potong cepat mengalami keausan dibandingkan dengan material baja karena panas yang berlebih di wilayah pemotongan. Panas yang timbul disebabkan oleh gesekan antara pahat dan benda kerja, sehingga berdampak terhadap gaya potong. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh faktor kedalaman potong dan kadar pemakanan terhadap gaya potong yang terjadi selama proses pemesinan berlansung dengan variasi beberapa parameter pemesinan. Gaya potong yang terjadi menjadi penting untuk diketahui agar mendapatkan hasil yang optimal  bila melakukan pemesinan menggunakan material inconel 718. Besar kecilnya gaya potong dipengaruhi oleh parameter pemotongan seperti kecepatan potong, laju pemakanan, kedalaman potong dan geometri pahat potong. Untuk mengetahui besaran gaya pada proses pembubutan inconel 718 digunakan alat ukur gaya potong yaitu strain gauge yang dipasang di pemegang pahat karbida. Pada penelitian ini parameter pemotogan yang dipilih adalah kecepatan potong 340 rpm dan 640 rpm, laju pemakanan 0.5, 1 dan 1.5 mm/rev dan kedalaman potong sebesar 0.5, 0.75 dan 1 mm. Hasil penelitian menunjukan bahwa gaya potong lebih rendah pada kecepatan spindel 640 rpm daripada kecepatan spindel 340 rpm. Meningkatnya laju pemakanan dari 0.5 hingga ke 1.5 mm/rev mengakibatkan gaya pemotongan yang dihasilkan semakin besar. Demikian juga bila semakin besar nilai kedalaman potong maka semakin besar juga nilai gaya potong yang dihasilkan. Oleh karena itu, baik kedalaman potong ataupun kadar pemakanan memberikan kontribusi yang nyata terhadap gaya potong yang dihasilkan selama proses pemesinan berlansung