Claim Missing Document
Check
Articles

Found 38 Documents
Search

Pemberdayaan Karang Taruna Melalui Pengolahan Sampah menjadi Pupuk Kompos Organik di Desa Sidomulyo Ibrahim, Gusri Akhyar; Hamni, Arinal; Afriani, Lusmelia; Milyanti, Rita
Prosiding Seminar Nasional Darmajaya Vol 1 (2017): SEMNAS IIB DARMAJAYA
Publisher : Prosiding Seminar Nasional Darmajaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

KKN-PPM diselenggarakan di  Karang TarunaAnak Krajan Desa Sidomulyo, Kecamatan Sidomulyo Kabupaten Lampung Selatan.Tujuanyang ingin dicapai adalah menghasilkan wirausaha pupuk Organik(Kompos)sebagai komoditas unggulanmelalui pemberdayaan kelompok pemuda pengangguran. Melalui mahasiswa terbukalah jalan untuk membangun jaringan kerja sama dalam bentuk kelompok produksi usaha kecil dan membuka akses pemasaran melalui kemitraan antara perguruan tinggi dan kelompok karang taruna, mengembangkan pola pemberdayaan kolaboratif melalui pendampingan dalam transfer keterampilan, modal dan akses pemasaran yang lebih luas. Kerjasama ini berupa pelatihan keterampilanpengelolaansampah,pembuatan pupuk organik dan pemasarannya dapat meningkatkan keterampilan kelompok pemuda pengangguran di karang taruna sebagai sasaran antara yang strategis dalam membuat produk kompos. Pendekatan yang digunakan adalah Metode PPKP (Pemahaman Partisipatif Kondisi Pedesaan), merupakan perencanaan partisipatif bertujuan untuk menggali permasalahan yang ada di masyarakat, penyebab terjadinya masalah, dan cara mengatasinya dengan menggunakan sumberdaya lokal atas prinsip pemberdayaan masyarakat.Hasil kegiatan ini adalah berupa pupuk kompos yang berasalah sampah organik dengan nilai tambah ekonomi yang tinggi dan fungsi pemanfaatan potensi setempat. Pupuk yang sudah berupa kompos dikemas dan siap dipasarkan bagi petani, peningkatan pemahaman warga untuk memilah sampah dan memanfaatkan sampah yang terpilah. Sampah organik untuk kompos sedangkan sekam padi untuk briket, sampah dedak untuk membuat kompor masak.Kata Kunci: Kompos, Karang Taruna, Metode PPKP
Correlation of spindle speed on the outer thread precision of magnesium AZ31 Gusri Akhyar Ibrahim; Arinal Hamni; Sri Puji Maria
Jurnal Teknik Mesin Indonesia Vol 15 No 1 (2020): Jurnal Teknik Mesin Indonesia
Publisher : Badan Kerja Sama Teknik Mesin Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36289/jtmi.v15i1.146

Abstract

Pengembangan magnesiun telah dilakukan di berbagai bidang, salah satunya adalah bidang kedokteran sebagai material tanam (implant) di dalam tubuh. Material ini digunakan karena sifatnya yang sangat mirip dengan tulang dan bersifat mampu degradasi di dalam tubuh serta tidak bersifat racun. Kajian ini bertujuan untuk mendapat korelasi kecepatan putaran spindel terhadap tingkat kesalahan puncak ulir, sudut ulir dan jarak puncak ulir. Pengujian dilakukan menggunakan mesin CNC bubut dan material yang digunakan adalah magnesium AZ31. Parameter pemesinan dipilih adalah kecepatan putaran spindel 212, 318 dan 424 rpm, sedangkan kedalaman potong adalah sebesar 0,324761, 0,433015 dan 0,649523 mm. Tingkat kesalahan ulir diukur menggunakan profil proyektor dengan cara melewatkan cahaya pada benda kerja dan kemudian membaca ukuran. Kajian ini menunjukan bahwa nilai kesalahan tinggi puncak ulir berkurang dengan peningkatan kecepatan putaran spindel benda kerja, di mana nilai kesalahan terkecil adalah sebesar 0,018188 mm, yang diperoleh pada parameter kecepatan spindel 424 rpm dan kedalaman potong 0,433015 mm. Sedangkan peningkatan kecepatan putaran spindel secara signifikan memperbesar kesalahan jarak puncak ulir, di mana nilai kesalahan terbesar mencapai 12,9% yang terjadi pada kecepatan putaran spindel 318 rpm. Demikian juga profil permukaan ulir terbaik yaitu dengan sedikit permukaan berlubang, chattering mark dan feed mark didapatkan pada parameter kecepatan spindel 424 rpm dan kedalaman potong 0,324761 mm, semakin tinggi nilai kecepatan spindel maka semakin kasar bentuk profil permukaan ulir.
Analisa keausan pahat pada pemesinan bor magnesium AZ31 menggunakan metode taguchi Gusri Akhyar Ibrahim; Joni Iskandar; Arinal Hamni; Sri Maria Puji Lestari
Jurnal Teknik Mesin Indonesia Vol 12 No 1 (2017): Jurnal Teknik Mesin Indonesia
Publisher : Badan Kerja Sama Teknik Mesin Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (583.68 KB) | DOI: 10.36289/jtmi.v12i1.69

Abstract

hisel rotating on a workpiece. During the machinery process happenedinteraction between the eye drill with a workpiece where work truncatedwhile a jackhammer experienced friction. Friction experienced a chiselcoming from the surface upset that flows and the surface of a workpiece thathas been lopped off, due to friction this chisel had worn out. The purpose ofthis research will analyzes age use a chisel hss in pemesinan drill magnesiumaz31 and to support the survey used method of taguchi to analyze pembahsanthe results of the study. Machinery parameter a drill that is used namely ajackhammer hss ( hight speed steel with size ( 10 mm, 12 mm, and 14 mm ),the pace lap ( 635 rpm, 970 rpm, 1420 rpm ) and used motion a meal ( 0.10mm / rev, 0.18 mm / rev and 0.24 mm / rev ), with a depth cut 50 mm. thedata wear a chisel carried out using a microscope digital usb with event 50x.Data wear chisel seen every time one drilling process and machinery processwill be stopped if a drill bit has made out. The results showed that chiselhighest age profits to drill diameter 10 mm and the pace lap 635 rpm anduse motion eat 0,10 mm / rev which was during 12,74 minutes, while agechisel lowest diameter drill obtained at 14 mm and the pace lap 1420 rpmand use of motion eat 0,18 mm / rev which was during 0,68 minutes.Basedon analisys of variant ( anova ) that parameter most significant inmempengaruh age wearing a drill bit is the pace lap ( n ). The greater thepace lap ( n ) and wear a drill bit will be more quickly, this is because hightemperatures in the result of friction between screw eyes and workpiece.
Implementasi Sistem Gasifikasi untuk Pengeringan Biji Kopi Arinal Hamni
JURNAL MECHANICAL Vol 5, No 1 (2014)
Publisher : Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Sebagai salah satu daerah produksi kopi, Provinsi Lampung telah menjadi sentra pengelolaan kopi, yang terbentang sepanjang bukit barisan.  Dua kabupaten penghasil kopi adalah Kabupaten Lampung Barat dan Tanggamus, yang rata-rata produksinya mencapai 1,2 ton setiap 1 hektar lahan perkebunan Proses pengolahan kopi terdiri dari pengolahan primer maupun sekunder, yang mana pada tahap primer proses pengeringan adalah proses yang paling penting. Oleh karena itu, untuk perbaikan proses pengolah kopi biji menjadi biji kopi kering yang berstandar dilakukan dengan introduksi teknologi pengering sistem gasifikasi yang dikombinasi dengan alat penukas kalor. Udara yang masuk ke ruang pengering adalah udara segar (bersih) yang terbebas dari efek pembakaran. Alat pengering  sistem gasifikasi ini dapat menghasilkan suhu di dalam ruangan melebihi 50°C, kondisi ini sudah lebih baik untuk proses pengeringan jika dibandingkan dengan proses pengeringan yang dilakukan secara hamparan di atas tanah atau semen. Suhu masih bisa ditingkatkan dengan pengaturan kecepatan dan jumlah udara panas yang dialirkan ke ruang pengering. Sedangkan reaktor gasifikasi mampu menghasilkan suhu tinggi pada pipa keluar reaktor yaitu sekitar 350 °C. Penyaluran uadar panas ke alat penukar kalor akan pemanaskan udara di dalam pipa kecil penukar kalor.  Udara panas bersih di dalam pipa kecil yang disalurkan ke dalam ruang pengering dapat mencapai suhu 55 °C.Keywords: pengering, gasifikasi, kopi, reactor,penukar kalor.  
Aplikasi Cairan Pelumas Pada Pengeboran Pelat ASTM A1011 Menggunakan Mata Bor HSS Arinal Hamni
JURNAL MECHANICAL Vol 5, No 2 (2014)
Publisher : Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Perkembangan ilmu terapan di bidang industri manufaktur terus bergerak hingga kemajuan teknologinya, salah satu bidang yang mengalami perkengan pesat itu adalah bidang permesinan. Proses permesinan yang dilakukan secara terus menerus misalnya pada pengeboran akan menyebabkan aus nya mata bor yang digunakan, karena adanya peningkatan suhu pemesinan. Penggunaan beberapa jenis cairan pendingin seperti oli sintetis dan minyak kelapa diharapkan dapat menurunkan suhu permesinan sehingga mengurangi keausan yang terjadi pada mata bor HSS yang digunakan. Diaplikasikan dengan cara menyemprotkan cairan pelumas secara terus-menerus pada permukaan benda kerja yang bersinggungan dengan mata bor pada kecepatan putaran (n) konstan pada 443 rpm, sedangkan variasi pada gerak makan (f) sebesar 0.1 mm/rev, 0.18 mm/rev serta 0.24 mm/rev. Umur pakai mata bor yang didapat pada pengujian tanpa pelumas dengan putaran (n) = 443, gerak makan (f) = 0.1 mm/rev serta nilai keausan mata bor (vb) = 0.3 mm adalah 2.02 menit. Untuk penggunaan oli sintetis dengan kecepatan putaran dan gerak makan yang sama, didapat umur pakai mata bor selama 4.71 menit atau meningkat sebesar 54%. Peningkatan itu dibandingkan pada proses pengeboran tanpa menggunakan cairan pelumas. Sedangkan dengan penggunaan minyak kelapa, umur pakai mata bor selama 4.05 menit atau meningkat sebesar 48%. Dengan demikian nampak jelas bahwa penggunaan cairan pelumas mampu menurunkan tingkat keausan mata bor, terutama pada penggunaan oi sintetis. Kata kunci: aus, HSS, suhu, pengeboran, pelumas.
Analisa Keausan Pahat pada Pemesinan Bor Magnesium AZ31 Gusri Akhyar Ibrahim; Joni Iskandar; Arinal Hamni; Sri Maria Puji Lestari
JURNAL MECHANICAL Vol 8, No 2 (2017)
Publisher : Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23960/mech.v8.i2.201711

Abstract

Pengeboran (drilling) adalah proses pembuatan lubang dengan cara menekan sebuah mata pahat yang berputar pada benda kerja. Selama proses permesinan terjadi interaksi antara mata bor  dengan benda kerja dimana benda kerja terpotong sedangkan mata bor mengalami gesekan. Gesekan yang dialami pahat berasal dari permukaan geram yang mengalir dan permukaan benda kerja yang telah terpotong, akibat gesekan ini  pahat mengalami aus. Tujuan penelitian ini akan menganalisa umur pakai pahat HSS pada pemesinan bor magnesium AZ31 dan untuk mendukung penelitian tersebut digunakan Metode Taguchi untuk menganalisa pembahsan hasil penelitian. Parameter permesinan bor yang digunakan yaitu; mata bor HSS (hight speed stell) dengan ukuran (10 mm, 12 mm, dan 14 mm), kecepatan putaran (635 Rpm, 970 Rpm, 1420 Rpm) dan menggunakan gerak makan (0,10 mm/rev, 0,18 mm/rev dan 0,24 mm/rev), dengan kedalam potong 50 mm. Pengambilan data keausan pahat dilakukan menggunakan mikroskope digital USB dengan perbesaran 50x. Data keausan pahat dilihat setiap satu kali proses pengeboran dan proses pemesinan akan dihentikan jika mata bor sudah mengalami aus. Umur pahat tertinggi diperoleh pada diameter bor 10 mm dengan kecepatan putaran 635 rpm dan menggunakan gerak makan 0,10 mm/rev yaitu selama 12,74 menit, sedangkan umur pahat terendah diperoleh pada diameter bor 14 mm dengan kecepatan putaran 1420 rpm dan menggunakan gerak makan sebesar 0,18 mm/rev yaitu selama 0,68 menit. Berdasarkan analisys of varian (ANOVA) parameter yang signifikan dalam mempengaruh umur pakai mata bor adalah kecepatan putaran (n). Semakin besar kecepatan putaran (n) maka keausan mata bor akan semakin cepat terjadi, hal tersebut disebabkan karena suhu tinggi yang di hasil dari gesekan antara mata bor dan benda kerja.
EXPERIMENTAL STUDY IMPROVEMENT OF QUALITY OF HOE ON SMALL METAL INDUSTRY IN THE DISTRIC PRINGSEWU Arinal Hamni
JURNAL MECHANICAL Vol 2, No 1 (2011)
Publisher : Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Considering the extent of agriculturalland Pringsewu District, then surely it takes quality agricultural equipment that can launch the agricultural activities in the region. Hoe is one of agricultural equipment that need to be upgraded. Previously been conducted making a hoe by Small Metal Industries in District Pringsewu cooperation with the Ministry of Industry by adjusting the conditions of the local ordinary farmland gardening, but the result have not been up in terms of both size and hardness values.Research in improving the quality of hoe is done to get the size and hardness values that follow the standard SNI 02-0331-1989. Materials used in this study was AISI 1020 steel. In order to fit a standard hoe, then made modifications to the dimensions of hoe, and to increase its hardness value according to the standard, pack carburizing method is used with a cheap media there are Albizia wood charcoal, palm shell waste, and low rank coal.The result of research have shown that after the modification in size, the hoe has been able to comply SNI standard while maintaining the curvature of the hoe in order to guarantee a splash of water disturbance at the time of digging remained insurmountable. Then the value of hardness standard hoe KW III was achieved at 39 HRC, obtained from the hoe to use the media pack carburizing Albizia wood charcoalKeywords : hoe, quality improvement, AISI 1020, pack carburizing, SNI
Rancang Bangun dan Unjuk Kerja Mesin Pengupas Kulit Biji Kopi Basah Sistem Rol Karet yang Produktif dan Ergonomik Arinal Hamni
JURNAL MECHANICAL Vol 4, No 2 (2013)
Publisher : Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

One of the sub-process of coffee production is wet coffee processing. It is done to reduce the longer of drying time. So, it can minimize the growth of okhratoksin mushroom which can reduce the quality of coffee beans.There are some steps in doing this research, as follow; the first, choosing peeler knife by using weighted rating method the second, using ergonomic and anthropometry value tofind out dimension of the machine and choosing machine component. The third, attempting the machine performance. The fourth, calculating the breakeven point.The results showed that the specification machine with the length of wall is 420mm, the width of leg machines is 610 mm, the width of the machine is 490mm, high machine is 1200mm which is adjusted by measurement of Indonesian people anthropometric. Engine capacity with 600 kg / hour by moving the machine is an electric motor 1 phase and with rotation 1400 rpm. Transmission system used V-belt with diameter 32mm could connect reduction gear and transmitted sprocket to the cylinder axis cylinder axis peeler paring. Cylindrical roller paring used rubberroller (natural rubber, NR) with cylinder angle 450 and knife distance 7mm. Construction pattern of 70mmx70mmx7mm corner profile and casing used 7mm thickness plat with AISI steel 1045 and 1015. Breakeven value of Rp. 17.288 with production volume is 432kg.Keywords: Coffee, Ergonomic, Anthropometry, Natural Rubber, Steel AISI 1045 and 1015, Electrical motors
Aplikasi Cairan Pelumas Pada Pengeboran Pelat ASTM A1011 Menggunakan Mata Bor HSS Arinal Hamni
JURNAL MECHANICAL Vol 5, No 2 (2014)
Publisher : Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Perkembangan ilmu terapan di bidang industri manufaktur terus bergerak hingga kemajuan teknologinya, salah satu bidang yang mengalami perkengan pesat itu adalah bidang permesinan. Proses permesinan yang dilakukan secara terus menerus misalnya pada pengeboran akan menyebabkan aus nya mata bor yang digunakan, karena adanya peningkatan suhu pemesinan. Penggunaan beberapa jenis cairan pendingin seperti oli sintetis dan minyak kelapa diharapkan dapat menurunkan suhu permesinan sehingga mengurangi keausan yang terjadi pada mata bor HSS yang digunakan. Diaplikasikan dengan cara menyemprotkan cairan pelumas secara terus-menerus pada permukaan benda kerja yang bersinggungan dengan mata bor pada kecepatan putaran (n) konstan pada 443 rpm, sedangkan variasi pada gerak makan (f) sebesar 0.1 mm/rev, 0.18 mm/rev serta 0.24 mm/rev. Umur pakai mata bor yang didapat pada pengujian tanpa pelumas dengan putaran (n) = 443, gerak makan (f) = 0.1 mm/rev serta nilai keausan mata bor (vb) = 0.3 mm adalah 2.02 menit. Untuk penggunaan oli sintetis dengan kecepatan putaran dan gerak makan yang sama, didapat umur pakai mata bor selama 4.71 menit atau meningkat sebesar 54%. Peningkatan itu dibandingkan pada proses pengeboran tanpa menggunakan cairan pelumas. Sedangkan dengan penggunaan minyak kelapa, umur pakai mata bor selama 4.05 menit atau meningkat sebesar 48%. Dengan demikian nampak jelas bahwa penggunaan cairan pelumas mampu menurunkan tingkat keausan mata bor, terutama pada penggunaan oi sintetis. Kata kunci: aus, HSS, suhu, pengeboran, pelumas.
Optimasi Kepresisian Geometri Ulir Menggunakan Metode Taguchi-Grey Relation Analysis Gusri Akhyar Ibrahim; Arinal Hamni; Muhammad Daud Aria Falah
JURNAL MECHANICAL Vol 10, No 2 (2019)
Publisher : Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23960/mech.v10.i2.201910

Abstract

Metode Taguchi telah digunakan secara luas dalam proses optimasi terhadap suatu respon tunggal, sedangkan untuk menyelesaikan proses optimasi multi-respon dapat digunakan Metode Grey Relation Analysis (GRA). Metode Grey Relation Analysis (GRA) dapat mensimplifikasi proses multi-respon dengan mengubahnya kedalam respon tunggal. Kesalahan geometri ulir magnesium pada pemesinan bubut ulir dipengaruhi oleh diameter benda uji, kedalaman potong, dan kecepatan putar. Penelitian ini meneliti respon kesalahan pitch, kesalahan tinggi, dan kesalahan sudut ulir pada bentuk ulir luar metrik M1,5 dengan 3 level dan 3 faktor lalu pengolahan datanya menggunakan proses optimasi Taguchi-GRA. Penelitian ini menggunakan diameter benda kerja ulir digunakan 10, 14, 18 mm, kedalaman potong 0,23, 0,3067, 0,46 mm dan kecepatan putar 212, 318, 424 rpm. Hasil optimal didapatkan pada kombinasi kondisi pemotongan dengan faktor diameter 10 mm, kedalaman 0,46 mm dan kecepatan spindel 424 rpm, dimana respon kesalahan pitchnya 0,012667 mm, kesalahan tinggi 0,03833 mm, dan kesalahan sudut 1,5367o. Faktor yang berpengaruh signifikan yaitu kecepatan putar 56,66 % dan diameter benda kerja 25,85%.