Abstrak Tantrum merupakan perilaku destruktif yang dilakukan anak dalam mengekspresikan emosi, rasa frustasi, dan kecewa dikarenakan keinginannya tidak terpenuhi. Anak-anak di Indonesia umumnya mengalami tantrum saat berusia 1 tahun dan frekuensinya dapat meningkat dari 23% hingga 83% saat berusia 2 hingga 4 tahun. Akibat yang ditimbulkan anak akan mengalami cedera fisik saat terjadinya ledakan emosi, dan anak tantrum ketika dewasa akan mempunyai kontrol diri yang rendah dan mudah marah. Pengasuhan orang tua dapat memberikan dampak besar dalam kemungkinan anak untuk menjadi tantrum. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan pola asuh dengan kejadian tantrum pada anak. Penelitian ini merupakan penelitian korelasional dengan pendekatan cross sectional. Jumlah sampel merupakan total populasi sebanyak 35 responden. Instrumen yang digunakan berupa kuesioner. Hasil penelitian dianalisis dengan uji chi square dilanjutkan dengan fisher’s exact dengan hasil (ρ = 0,029 < 0,05) yang berarti ada hubungan antara pola asuh dengan kejadian tantrum pada anak. Hampir seluruhnya anak yang tidak tantrum mendapatkan pola asuh demokratis dan pola asuh campuran (demokratis dan otoriter). Pemberian pola asuh yang sesuai dengan kondisi anak dapat mencegah terjadinya tantrum. Disarankan pada orang tua untuk memberikan pola asuh sesuai dengan kebutuhan anak yang dalam penelitian ini pola asuh demokratis menunjukan hasil emosional anak yang baik. Kata kunci : balita, pola asuh, tantrum