Partika, Neta Tabhita
Unknown Affiliation

Published : 8 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search
Journal : INVENTION: Journal Research and Education Studies

Hubungan Gaya Belajar Terhadap Hasil Belajar Peserta Didik Kelas II SDN Banyu Urip VI/367 Surabaya Partika, Neta Tabhita; Larasati, Dyas Age; Oktavianti, Pungki Dwi; Agustin, Ardia; Murty, Tantri Inggrit Galuh Hanantha; Kurnyawan, Achmad Veri
Invention: Journal Research and Education Studies Volume 6 Nomor 2 Juli 2025
Publisher : CV. PUSDIKRA MITRA JAYA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51178/invention.v6i2.2706

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi gaya belajar peserta didik serta menganalisis pengaruhnya terhadap hasil belajar di SDN Banyu Urip VI/367 Surabaya. Latar belakang dari penelitian ini adalah munculnya permasalahan dalam pembelajaran, seperti rendahnya kemampuan membaca dan kurangnya konsentrasi belajar yang ditengarai sebagai dampak dari keterbatasan waktu pendampingan secara individual oleh guru. Selain itu, guru juga menghadapi tantangan dalam pengelolaan kelas, terutama karena sebagian peserta didik menunjukkan perilaku sulit diarahkan dan mudah terdistraksi. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif dengan teknik pengumpulan data melalui angket tertutup, observasi langsung, serta wawancara kepada peserta didik. Instrumen yang digunakan berupa kuesioner untuk mengidentifikasi gaya belajar (visual, auditori, dan kinestetik) serta lembar evaluasi untuk mengetahui hasil belajar siswa. Jumlah peserta didik yang diteliti sebanyak 24 siswa kelas II. Hasil penelitian menunjukkan bahwa peserta didik dengan gaya belajar kombinasi memperoleh nilai rata-rata evaluasi tertinggi sebesar 84,00, disusul oleh auditori (76,67), visual (71,43), dan kinestetik (56,67). Temuan ini mengindikasikan bahwa peserta didik yang memiliki kemampuan menyesuaikan diri dengan berbagai gaya belajar cenderung memperoleh hasil belajar yang lebih baik. Oleh karena itu, guru perlu mengembangkan metode pembelajaran yang bervariasi dan adaptif guna menjangkau seluruh gaya belajar peserta didik di kelas. Strategi ini dapat mendukung peningkatan kualitas literasi dan penguatan karakter belajar sejak dini.
Penerapan Realistic Mathematics Education (RME) Berbasis Etnomatematika pada Mata Pelajaran Matematika Materi Diagram Batang Kelas II SDN Banyu Urip VI/367 Surabaya Setiyawan, Hery; Oktavianti, Pungki Dwi; Murty, Tantri Inggrit Galuh Hanantha; Agustin, Ardia; Partika, Neta Tabhita
Invention: Journal Research and Education Studies Volume 6 Nomor 2 Juli 2025
Publisher : CV. PUSDIKRA MITRA JAYA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51178/invention.v6i2.2710

Abstract

Matematika sering kali dianggap sebagai pelajaran yang sulit dan membingungkan, terutama bagi peserta didik sekolah dasar. Konsep seperti diagram batang yang tampak sederhana di mata orang dewasa, ternyata masih menjadi tantangan bagi peserta didik kelas II SD Negeri Banyu Urip VI/367 Surabaya. Hal ini terjadi karena penyajian materi yang terlalu abstrak dan jauh dari pengalaman hidup mereka sehari-hari. Untuk menjawab tantangan ini, penelitian ini mencoba menerapkan pendekatan Realistic Mathematics Education (RME) yang dipadukan dengan unsur budaya lokal melalui etnomatematika. Melalui pendekatan ini, peserta didik diajak untuk belajar matematika dari hal-hal yang dikenal peserta didik, seperti makanan tradisional, atau permainan daerah. Dengan cara ini, matematika menjadi lebih nyata, dekat, dan bermakna. Penelitian dilakukan secara kualitatif dengan desain One Shot Case Study pada 24 peserta didik kelas II. Data dikumpulkan melalui lembar evaluasi dan lembar kerja peserta didik. Hasilnya sangat memuaskan, rata-rata nilai kelas mencapai 86 dan sebanyak 75% peserta didik mencapai atau melebihi Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Lebih dari sekadar angka, pendekatan ini menunjukkan bahwa ketika pembelajaran menyentuh realitas dan budaya sehingga peserta didik menjadi lebih aktif, paham, dan percaya diri. Pendekatan ini membuktikan bahwa matematika tidak harus kaku dan menakutkan. Justru sebaliknya, ketika dikemas secara kontekstual dan manusiawi, matematika bisa menjadi alat untuk membangun kedekatan, kebanggaan budaya, dan motivasi belajar yang lebih tinggi pada peserta didik.
Hubungan Gaya Belajar Terhadap Hasil Belajar Peserta Didik Kelas II SDN Banyu Urip VI/367 Surabaya Partika, Neta Tabhita; Larasati, Diyas Age; Oktavianti, Pungki Dwi; Agustin, Ardia; Murty, Tantri Inggrit Galuh Hanantha; Kurnyawan, Achmad Veri
Invention: Journal Research and Education Studies Volume 6 Nomor 2 Juli 2025
Publisher : CV. PUSDIKRA MITRA JAYA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51178/invention.v6i2.2706

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi gaya belajar peserta didik serta menganalisis pengaruhnya terhadap hasil belajar di SDN Banyu Urip VI/367 Surabaya. Latar belakang dari penelitian ini adalah munculnya permasalahan dalam pembelajaran, seperti rendahnya kemampuan membaca dan kurangnya konsentrasi belajar yang ditengarai sebagai dampak dari keterbatasan waktu pendampingan secara individual oleh guru. Selain itu, guru juga menghadapi tantangan dalam pengelolaan kelas, terutama karena sebagian peserta didik menunjukkan perilaku sulit diarahkan dan mudah terdistraksi. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif dengan teknik pengumpulan data melalui angket tertutup, observasi langsung, serta wawancara kepada peserta didik. Instrumen yang digunakan berupa kuesioner untuk mengidentifikasi gaya belajar (visual, auditori, dan kinestetik) serta lembar evaluasi untuk mengetahui hasil belajar siswa. Jumlah peserta didik yang diteliti sebanyak 24 siswa kelas II. Hasil penelitian menunjukkan bahwa peserta didik dengan gaya belajar kombinasi memperoleh nilai rata-rata evaluasi tertinggi sebesar 84,00, disusul oleh auditori (76,67), visual (71,43), dan kinestetik (56,67). Temuan ini mengindikasikan bahwa peserta didik yang memiliki kemampuan menyesuaikan diri dengan berbagai gaya belajar cenderung memperoleh hasil belajar yang lebih baik. Oleh karena itu, guru perlu mengembangkan metode pembelajaran yang bervariasi dan adaptif guna menjangkau seluruh gaya belajar peserta didik di kelas. Strategi ini dapat mendukung peningkatan kualitas literasi dan penguatan karakter belajar sejak dini.
Penerapan Realistic Mathematics Education (RME) Berbasis Etnomatematika pada Mata Pelajaran Matematika Materi Diagram Batang Kelas II SDN Banyu Urip VI/367 Surabaya Setiyawan, Hery; Oktavianti, Pungki Dwi; Murty, Tantri Inggrit Galuh Hanantha; Agustin, Ardia; Partika, Neta Tabhita
Invention: Journal Research and Education Studies Volume 6 Nomor 2 Juli 2025
Publisher : CV. PUSDIKRA MITRA JAYA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51178/invention.v6i2.2710

Abstract

Matematika sering kali dianggap sebagai pelajaran yang sulit dan membingungkan, terutama bagi peserta didik sekolah dasar. Konsep seperti diagram batang yang tampak sederhana di mata orang dewasa, ternyata masih menjadi tantangan bagi peserta didik kelas II SD Negeri Banyu Urip VI/367 Surabaya. Hal ini terjadi karena penyajian materi yang terlalu abstrak dan jauh dari pengalaman hidup mereka sehari-hari. Untuk menjawab tantangan ini, penelitian ini mencoba menerapkan pendekatan Realistic Mathematics Education (RME) yang dipadukan dengan unsur budaya lokal melalui etnomatematika. Melalui pendekatan ini, peserta didik diajak untuk belajar matematika dari hal-hal yang dikenal peserta didik, seperti makanan tradisional, atau permainan daerah. Dengan cara ini, matematika menjadi lebih nyata, dekat, dan bermakna. Penelitian dilakukan secara kualitatif dengan desain One Shot Case Study pada 24 peserta didik kelas II. Data dikumpulkan melalui lembar evaluasi dan lembar kerja peserta didik. Hasilnya sangat memuaskan, rata-rata nilai kelas mencapai 86 dan sebanyak 75% peserta didik mencapai atau melebihi Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Lebih dari sekadar angka, pendekatan ini menunjukkan bahwa ketika pembelajaran menyentuh realitas dan budaya sehingga peserta didik menjadi lebih aktif, paham, dan percaya diri. Pendekatan ini membuktikan bahwa matematika tidak harus kaku dan menakutkan. Justru sebaliknya, ketika dikemas secara kontekstual dan manusiawi, matematika bisa menjadi alat untuk membangun kedekatan, kebanggaan budaya, dan motivasi belajar yang lebih tinggi pada peserta didik.