Kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) merupakan salah satu komoditas perkebunan penting penghasil minyak nabati yang memiliki nilai ekonomi tinggi dan permintaan pasar yang terus meningkat. Namun produktivitas kelapa sawit sering terkendala oleh adanya gangguan hama dan penyakit, salah satunya kumbang tanduk (Oryctes rhinoceros) yang menjadi hama utama pada tanaman kelapa sawit muda. Serangan hama ini dapat menyebabkan kerusakan serius pada titik tumbuh, menghambat proses fotosintesis, menurunkan hasil panen, memperpanjang masa tanaman belum menghasilkan, bahkan menyebabkan kematian tanaman. Untuk mengatasi permasalahan tersebut, dilakukan program pengabdian kepada masyarakat berupa pengendalian hama dengan pemasangan perangkap feromon (ferotrap) di Desa Baja Dolok, Kecamatan Sipispis, Kabupaten Serdang Bedagai. Kegiatan ini dilaksanakan melalui wawancara, observasi langsung, serta sosialisasi bersama petani dan perangkat desa, dengan tujuan memberikan alternatif solusi pengendalian hama yang lebih efektif, ramah lingkungan, dan hemat biaya. Hasil kegiatan menunjukkan bahwa penggunaan perangkap feromon mampu menurunkan populasi kumbang tanduk secara signifikan dan mendapat respon positif dari masyarakat. Selain itu, partisipasi aktif petani sangat mendukung keberhasilan program, meskipun efektivitas ferotrap tetap dipengaruhi oleh faktor lingkungan seperti curah hujan dan kelembaban. Dengan demikian, kegiatan ini terbukti memberikan manfaat nyata bagi petani serta meningkatkan pengetahuan mereka mengenai teknik pengendalian hama terpadu yang berkelanjutan.