Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

BENTUK  DAN PENGGUNAAN KATA SAPAAN IBU DALAM BAHASA JAWA Neisya Kirana; Widhyasmaramurti; Novika Stri Wrihatni
Jurnal Intelek Insan Cendikia Vol. 2 No. 1 (2025): JANUARI 2025
Publisher : PT. Intelek Cendikiawan Nusantara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kata sapaan ibu, simak, simbok, dan biyung dipakai untuk menyapa perempuan kelas bawah oleh masyarakat kelas bawah (Atmawati, 2020). Penggunaanya dapat dilihat untuk dipakai oleh pelosok pedesaan dengan taraf ekonomi yang rendah. Akan tetapi, ditemukan data yang menunjukkan adanya perbedaan dari pernyataan Atmawati (2020) karena ada penggunaan biyung oleh mitra tutur dengan taraf ekonomi atas dan peggunaan ibu oleh suami kepada istri. Faktor tersebut menjadi alasan utama dalam penelitian ini yaitu untuk menjelaskan bentuk kata sapaan ibu, simak, simbok, dan biyung dalam masyarakat Jawa serta menjelaskan penggunaan kata sapaan tersebut di rentang waktu yang berbeda. Sumber data dalam penelitian ini berasal dari novel dan cerita pendek yang diterbitkan pada tahun 1960-an hingga 2020-an. Penelitian ini menerapkan metode kualitatif, dan pengumpulan datanya memakai teknik simak catat. Penggunaan teori morfologi oleh Kridalaksana (2008) untuk menjelaskan bentuk kata sapaan, dan teori Kridalaksana (1993) serta teori Sulistyowati (2008) untuk menjelaskan penggunaan kata sapaan ibu dalam bahasa Jawa.  Hasil analisis menunjukkan bahwa kata sapaan ibu, simak, simbok, dan biyung memiliki bentuk utuh dan pemenggalan dengan arti yang sama. Pada penggunaannya ada faktor penentu non-kebahasaan dalam menambah penjelasan. Penggunaan kata sapaan ibu dan biyung terdapat perluasan konteks pada status sosial dan usia antara penutur dan mitra tutur.
PRONOMINA PERSONA DALAM TEKS PERAYAAN EKARISTI DALAM BAHASA JAWA Zoraida Uma Setiawan; Widhyasmaramurti
Jurnal Intelek Dan Cendikiawan Nusantara Vol. 1 No. 3 (2024): JUNI - JULI 2024
Publisher : PT. Intelek Cendikiawan Nusantara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Personal pronouns in Javanese mentioned by Wedhawati (2001), Rahyono (2011), and Suharti et al. (2017) are pronouns used to refer to people. In general, the personal pronouns used depend on the background of the conversation and the social level of the speaker, so understanding the context of reference of the use of personal pronouns is necessary. However, in the text of the Eucharistic celebration, there is a reference to personal pronoun that differs from the established standard, namely in the use of the personal pronoun “kawula” and “dalem”. The purpose of this study is to look at the context behind the reference of personal pronoun in Eucharist text. The method in this research is analysis based on pragmatic theory by Morris (in Yanti, 2019) with data in the form of sentences containing personal pronouns. The data source of this research is obtained from video documentation of the Easter Eucharist of Gereja Paroki St. Theresia Lisieux Boro, Gereja Paroki Hati Kudus Tuhan Yesus Ganjuran, and Gereja Paroki Katedral Purwokerto which was heard and transcribed into written text. The results show that the personal pronouns used have different contexts which include 1) reflecting various levels of familiarity, 2) respect, and 3) formality. Keywords: Eucharist, Javanese, Personal Pronouns, Pragmatic Analysis