Bahasa slang telah menjadi bagian integral dalam komunikasi sehari-hari di kalangan remaja Indonesia, termasuk siswa-siswi SMK Negeri 10 Surabaya. Meskipun bahasa slang meningkatkan kreativitas dan efisiensi dalam percakapan, namun juga memiliki implikasi yang kompleks terhadap kemampuan bahasa Indonesia siswa-siswa tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi penggunaan bahasa slang dan apa saja dampaknya terhadap kemampuan berbahasa Indonesia di kalangan siswa-siswi. Selain itu juga, bertujuan untuk mengetahui bagaimana penggunaan bahasa slang mempengaruhi cara berinteraksi siswasiswi serta apa saja yang menjadi faktor pendorong penggunaan bahasa slang pada komunikasi sehari-hari siswa-siswi SMK Negeri 10 Surabaya. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif kualitatif dengan melakukan wawancara kepada beberapa siswa-siswi SMK Negeri 10 Surabaya. Meskipun bahasa slang dapat meningkatkan keakraban dan santainya percakapan, namun bahasa slang juga berpotensi menimbulkan kesalahpahaman dan menghilangkan eksistensi bahasa Indonesia yang benar. Bahasa slang yang digunakan sering kali merupakan singkatan atau akronim dari kata-kata Indonesia yang lebih formal, sehingga dapat memengaruhi kemampuan siswa-siswa dalam menggunakan tata bahasa dan kosakata yang benar. Penggunaan berlebihan bahasa slang juga menunjukkan bahwa generasi muda semakin jarang menggunakan bahasa Indonesia dengan baik di situasi formal. Hal ini mengancam eksistensi bahasa nasional sebagai identitas budaya bangsa. Oleh karena itu, penting bagi para pendidik untuk melatih dan membina keterampilan berbahasa Indonesia secara efektif agar tidak tergeser oleh tren penggunaan bahasa slang. Kesimpulan penelitian ini adalah bahwa bahasa slang memiliki dua sisi dalam komunikasi harian remaja. Di satu sisi, dapat meningkatkan keakraban dan efisiensi percakapan, tetapi di sisi lain harus dipertimbangkan agar tidak mengurangi kemampuan berbahasa Indonesia yang utama. Pentingnya menjaga stabilitas bahasa Indonesia harus menjadi fokus utama pendidikan agar generasi masa depan tetap memiliki identitas budaya yang kuat melalui bahasa nasional.