Beton sebagai material konstruksi mengalami peningkatan permintaan dan pada daerah tertentu yang memiliki keterbatasan material untuk mendapatkan material seperti pasir dan semen. Untuk itu limbah tempurung kelapa dapat digunakan sebagai alternatif bahan material untuk campuran beton, karena produksi dari perkebunan kelapa nasional mencapai 2,85 juta ton lebih serta konsumsi kelapa terus meningkat tiap tahunnya. Selain itu dapat memanfaatkan abu terbang (fly ash) sebagai pengganti semen,yang merupakan limbah dari pembakaran batu bara. Tempurung kelapa dapat dimanfaatakan sebagai bahan tambah pada campuran beton dengan harapan menghasilkan beton yang memiliki kuat tekan yang diinginkan dengan cara tempurung kelapa yang sudah melalui pembakaran menjadi arang kemudian dihaluskan. Tujuan penelitian yaitu untuk mengetahui pengaruh tempurung kelapa sebagai agregat halus pada beton geopolimer berbasis abu terbang (fly ash). Metode penelitian pada penelitian ini yaitu eksperimental dalam data kuantitatif. Variasi substitusi tempurung kelapa sebagai agregat halus sebesar 0%, 3%, 5%, dan 7% dari berat agregat serta penggunaan alkali aktivator yaitu NaOH dan Na2SiO3 pada campuran beton geopolimer dengan perbandingan 1:2,5. Benda uji yang digunakan berbentuk silinder dengan ukuran diameter 100 mm dan tinggi 200 mm. Sampel pada tiap variasi berjumlah 3 sampel. Metode curing dilakukan dengan oven yang memiliki suhu sebesar 90°C dalam waktu 24 jam kemudian dengan suhu ruang dan pada umur beton 7 hari akan dilakukan pengujian kuat tekan. Hasil pengujian yang didapatkan yaitu nilai slump 0 mm pada tiap variasi, berat volume optimum didapatkan pada variasi 3% sebesar 2069,43 kg/m3 serta kuat tekan optimum pada variasi 0% sebesar 18,37 MPa.