Risiko mengalami kanker diduga akan meningkat seiring bertambahnya usia seseorang karena semakin menua usia menyebabkan proses kemunduran organ tubuh. Pendidikan seharusnya berdampak kepada tingginya tingkat pemahaman saat menerima informasi sehingga memengaruhi pola berpikir dalam mengambil keputusan yang berhubungan dengan kesehatan. Desain penelitian ini adalah cross sectional dengan populasi populasi semua pasien kanker di dua wilayah kerja Puskesmas di Surabaya. Sampel berjumlah 28 dengan teknik purposive sampling. Variabel dependen dalam ini adalah stadium kanker sedangkan variabel independennya adalah usia dan tingkat pendidikan. Data dianalisis dengan SPSS dengan uji Spearman. Hasil analiss statistik hubungan antara usia dan stadium kanker didapatkan nilai p=0.003 (p<0,05), sedangkan pada tingkat pendidikan dan stadium kanker didapatkan nilai p=0.047 (p<0,05). Sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan antara usia dan tingkat pendidikan dengan stadium kanker. Usia adalah salah satu faktor risiko untuk kejadian kanker karena faktor penurunan fungsi organ tubuh, imunitas, dan peningkatan mutasi genetik sel. Tingkat pendidikan berhubungan dengan kecerdasan emosi dan kemampuan memilih strategi koping adaptif saat stres. Kondisi mental yang buruk berkontribusi terhadap progresifitas dan pengobatan kanker. Pendidikan yang lebih tinggi memungkinkan peningkatan produktivitas dan pendapatan. Individu dengan pendapatan dan jenis pekerjaan yang lebih baik berpeluang untuk melakukan screening pemeriksaan kanker lebih dini. Kesimpulannya yaitu faktor yang berhubungan dengan stadium pada penderita kanker adalah usia dan tingkat pendidikan. Rekomendasi bagi peneliti selanjutnya dapat mengembangkan penelitian dengan meneliti faktor lain yang berhubungan dengan stadium pada pasien kanker.