Sludge Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) merupakan limbah bahan berbahaya dan beracun (B3) yang semakin menumpuk di Indonesia. Meskipun dikategorikan sebagai limbah B3, sludge IPAL memiliki kemiripan dengan tanah liat sebesar 45,17%. Hal tersebut tentu menjadi solusi untuk dapat memanfaatkan sludge IPAL kawasan industri Dumai sebagai pengganti tanah liat pada industri semen khususnya pada PT Semen Gresik Pabrik Rembang melalui unit Alternatif Fuel, Raw Material (AFR) & Waste Management. Dengan adanya unit ini, sludge IPAL akan digunakan sebagai alternatif raw material. Namun, dikarenakan kandungan air yang cukup besar sludge IPAL memerlukan treatment khusus seperti dicampur dengan alternatif raw material yang sudah ada yaitu bottom ash. Hal ini yang mendasari penelitian terkait substitusi tanah liat menggunakan campuran sludge IPAL dan bottom ash terhadap bahan baku utama pembuatan semen yaitu clinker. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk menganalisis seberapa besar sludge IPAL dan bottom ash dapat menyubstitusi tanah liat ditinjau dari segi prediksi kualitas clinker dengan menggunakan metode raw mix design. Substitusi tanah liat dengan menggunakan campuran sludge IPAL dan bottom ash dilakukan dengan persentase yaitu 10; 20; 30; 40; dan 50%. Penggunaan campuran sludge IPAL dan bottom ash mulai dari 10 – 50% terjadi penurunan prediksi kualitas clinker yang ditinjau dari C3S; C2S; C3A; dan C4AF, tetapi substitusi hingga 50% tersebut masih memenuhi prediksi kualitas clinker dengan kandungan C3S; C2S; C3A; dan C4AF sebesar 65,471; 9,826; 8,985; dan 10,642%.