Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

HRQoL Evaluation of Pediatric Osteogenesis Imperfecta with Zoledronic Acid Therapy Martanto, Tri Wahyu; Rahman, Hamzah Rafly; Kurniawati, Patricia Maria
Journal Orthopaedi and Traumatology Surabaya Vol. 12 No. 2 (2023): October 2023
Publisher : Universitas Airlangga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20473/joints.v12i2.2023.49-58

Abstract

Background: Zoledronic acid, a bisphosphonate, increases bone mineral density (BMD), which can reduce clinical manifestations in osteogenesis imperfecta. This study investigates the impact of zoledronic acid therapy on the quality of life of pediatric patients with osteogenesis imperfecta.Methods: A retrospective analytical study was conducted on 16 pediatric patients with osteogenesis imperfecta who received intravenous zoledronic acid. Quality of life was assessed before and after therapy using the PedsQL 4.0 questionnaire. A paired t-test was used to analyze changes in each domain of the PedsQL 4.0. The results were expressed as an adjusted odds ratio with a 95% confidence interval. A p <0.05 was considered statistically significant.Results: A significant increase was found in the children’s self-reported social performance (+12.083, p = 0.023) and proxy-reported physical performance, social performance, and total score (+14.844, p = 0.006; +10.625, p = 0.010; +10.364, p = 0.006, respectively). An insignificant increase was found in child-reported physical performance, school performance, and total score (+8.833, p = 0.148; +5.000, p = 0.359; +7.065, p = 0.115, respectively), and proxy-reported emotional and school performance (+2.500, p = 0.669; +6.250, p = 0.167, respectively). An insignificant decrease was found in child-reported emotional performance (-2.500, p = 0.669).Conclusion: After receiving bisphosphonate therapy, pediatric patients with osteogenesis imperfecta experienced an increased quality of life. Physical and social aspects showed the greatest improvement. Emotional well-being showed the lowest increase in the child's perception, with a decrease in parent perception after therapy.
Peningkatan Kualitas Hidup Lansia di Desa Sadar Tengah, Kecamatan Mojoanyar, Mojokerto Djuari, Lilik; Robbani , Tazkia Nafs; Rahman, Hamzah Rafly; Untono, Ravell Hansen; Rahmanda, Anisa Firdausi; Rachkutho , Tutus; Pratama , Moh. Hamzah Raka; Surya Romansyah, Alexa
Jurnal Pengabdian Masyarakat Bangsa Vol. 2 No. 12 (2025): Februari
Publisher : Amirul Bangun Bangsa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59837/jpmba.v2i12.2056

Abstract

Jumlah lansia meningkat secara signifikan setiap tahun. Diproyeksikan mencapai 63,3 juta di tahun 2045. Indonesia menempati peringkat empat besar negara di dunia dengan jumlah lansia tertinggi. Lansia akan mengalami banyak perubahan dan masalah seiring proses penuaan, seperti penurunan fungsi biologis, psikologis, sosial, ataupun ekonomi. Proses penuaan memberi dampak kompleks pada aspek kesehatan dan pada berbagai aspek kehidupan. Tujuan penelitian ini untuk mengukur tingkat kualitas hidup terkait kesehatan pada lansia. Analisa situasi dengan survei kuesioner, data demografi meliputi usia, pendidikan terakhir, pekerjaan, status pernikahan, riwayat penyakit serta kuisioner WHOQOL- OLD untuk mengukur kualitas hidup lansia, di Desa Sadar Tengah, Mojoanyar, wilayah kerja Puskesmas Gayaman, Mojokerto. Teknik purposive sampling, dengan besar sampel 32 orang. Sebagian besar pada rentang usia 60 – 69 tahun, semuanya perempuan. Pekerjaan mayoritas sebagai ibu rumah tangga (69%), tingkat pendidikan terakhir mayoritas lulusan SD (59%). Seluruh responden sudah menikah dan 9% cerai mati. Hampir semua responden memiliki penghasilan dibawah Upah Minimal Kabupaten Mojokerto (97%). Riwayat penyakit pada lansia, tertinggi yaitu hipertensi (21,9%), dan diabetes mellitus (18.2%). Survei WHOQOL-OLD, terhadap 6 aspek yaitu kemampuan sensorik; kematian; aktivitas masa lalu, masa kini dan masa depan; partisipasi sosial; otonomi dan kedekatan. Nilai terendah pada aspek kemampuan sensorik dengan rentang skor 4-15 dan rerata 6.66. Nilai tertinggi pada aspek kedekatan dengan rentang skor 13 - 20, dan rerata 17.28. Tingkat kualitas hidup lansia yang terendah adalah kemampuan sensorik sehingga diberikan edukasi terkait penyakit indera degeneratif yang sering diderita serta pencegahan dan solusi dengan memanfaatkan kemitraan