Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

SMART PYROLYSIS PEMBUATAN ASAP CAIR DARI SEKAM PADI DAN APLIKASINYA SEBAGAI INSEKTISIDA Mahmud, Muhammad Rezky; Mas'ud, Fajriyati; Paramita, Vilia Darma
Jurnal Agritechno Jurnal Agritechno Vol. 17, Nomor 2, Oktober 2024
Publisher : Depertemen Teknologi Pertanian Universitas Hasanuddin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.70124/at.v17i2.1416

Abstract

Indonesia sebagai negara agraris yang sebagian besar penduduknya bekerja sebagai petani menghasilkan limbah pertanian, salah satunya adalah sekam padi. ​​Limbah ini dapat diolah menjadi produk bernilai tinggi seperti asap cair melalui pirolisis, yaitu metode pemanasan bahan organik tanpa oksigen untuk menghasilkan senyawa seperti fenol dan asam organik yang berfungsi sebagai antioksidan, antimikroba, dan biopestisida potensial. Dengan memanfaatkan teknologi Internet of Things (IoT), proses pirolisis dapat dioptimalkan dengan kontrol suhu otomatis berbasis Android, sehingga memungkinkan pemantauan produksi secara real-time dan aman. Penelitian ini bertujuan untuk menilai kualitas asap cair yang dihasilkan menggunakan alat Smart Pyrolysis sesuai dengan SNI No. 8985:2021 dan mengevaluasi efektivitasnya sebagai insektisida dibandingkan dengan insektisida komersial. Asap cair diproduksi menggunakan alat pirolisis yang terintegrasi dengan IoT, dan produk diuji kandungan fenol total menggunakan GC-MS, kadar asam asetat, densitas, pH, dan warna berdasarkan standar SNI. Insektisida komersial Curacron oleh Syngenta digunakan sebagai variabel pembanding, dan efektivitas asap cair dan Curacron diuji pada lalat. Hasil studi menunjukkan bahwa perangkat Smart Pyrolysis menghasilkan asap cair sebagai produk utama, dengan rendemen asap cair sebesar 10,16%. Sementara produk tersebut memenuhi standar warna, polimerisasi yang berlebihan menyebabkan asap cair yang lebih gelap, mengandung senyawa berbahaya seperti PAH dan tar. Asap cair memiliki kepadatan 1,02 g/ml, memenuhi standar kelas 2, dan pH 5,5 karena kandungan air yang tinggi. Analisis GC-MS mengungkapkan 38,65% fenol, 36,34% ester, dan 15,24% amina, yang menunjukkan potensinya sebagai insektisida karena sifat antimikroba dan toksiknya. Pengujian lalat menunjukkan 70% kematian dan 20% kelumpuhan dalam waktu satu jam, dengan efek pengusiran dalam 5 menit pertama. Meskipun tidak sepenuhnya memenuhi standar SNI, asap cair menunjukkan janji sebagai bioinsektisida.
Optimalisasi Limbah Sekam Padi melalui Teknologi Pirolisis: Upaya Mewujudkan Desa Produktif dan Ramah Lingkungan Mahmud, Muhammad Rezky; Asfar, Andi Muhammad Iqbal Akbar; Damayanti, Risna; Jusrianto, Muhammad; Herman, Muhammad Irgi Alfhariski; Khaerun, Mufti
Jurnal Masyarakat Madani Indonesia Vol. 4 No. 3 (2025): Agustus
Publisher : Alesha Media Digital

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59025/0h0vd669

Abstract

Desa Maggenrang, Kabupaten Bone, menghadapi permasalahan lingkungan akibat penumpukan limbah sekam padi yang belum tertangani secara optimal. Sekam yang melimpah dari aktivitas penggilingan padi sebagian besar tidak dimanfaatkan dan hanya dibakar atau dibuang, sehingga berpotensi mencemari lingkungan. Sementara itu, potensi pemuda desa belum sepenuhnya dioptimalkan dalam pengelolaan limbah berbasis inovasi, padahal memiliki banyak waktu luang untuk memberdayakannya, sehingga lebih produktif. Program ini mengarah pada eskalasi produktivitas mitra yang bertujuan untuk mentransformasi limbah dengan mengubah sekam padi menjadi insektisida cair sebagai produk utama, serta biochar dan briket sebagai produk turunan melalui teknologi pirolisis yang terintegrasi dengan Internet of Things (IoT). Metode kegiatan ini menggunakan society parcipatory dimana mitra, yakni pemuda desa yang tergabung dalam kelompok tani Pada Elo’ digalakkan dan berpartisipasi penuh pada semua rangkaian kegiatan. Kegiatan ini mencakup perancangan alat, pelatihan, pendampingan teknis, serta kaderisasi berbasis pendekatan partisipatif masyarakat (society parcipatory). Hasil kegiatan menunjukkan bahwa pengolahan limbah menghasilkan produk bernilai ekonomis dan mendukung peningkatan kapasitas pemuda desa sebagai pelaku wirausaha. Evaluasi menunjukkan peningkatan keterampilan dan pengetahuan sebesar 90%. Oleh karena itu, hasil secara nyata mendukung dan berkontribusi terhadap Sustainable Development Goals (SDGs), khususnya dalam mewujudkan desa yang sehat dan sejahtera