Latar belakang: Remaja merupakan masa transisi dari seorang anak menuju ke tahap dewasa, sehingga terdapat perubahan seperti aspek fisik, sosial mental dan emosional, remaja diharapkan dapat beradaptasi dengan baik pada usia ini. Remaja suku osing memiliki kemampuan asertif (kemampuan apa yang diinginkan, dirasakan, dipikirkan kepada orang lain) yang cukup tinggi dibandingkan dengan remaja suku lainnya. Tujuan mengeksplorasi peran lintas sektor dalam kesehatan mental remaja suku osing sebagai daerah zero suicide cases. penelitian ini adalah mengesplorasi peran stressor sosial dan lingkungan. Metode: Desain penelitian ini adalah kualitatif dengan pendekatan fenomenologis. Partisipan yang terlibat dalam penelitian ini sejumlah 3 partisipan yang mewakili dari setiap sektor. Partisipan penelitian 1) Sektor pemerintah desa yaitu Kepala Desa Kemiren, 2) Sektor Pendidikan Non Formal yaitu Kepala Sekolah Adat Osing Pesinauan, dan sektor kesehatan yaitu perawat wilayah Desa Kemiren. Penelitian menggunakan pedoman wawancara semi terstruktur. Data dikumpulkan kemudian ditranskrip dan dianalisis menggunakan metode Colaizzi. Analisis pengkodean menggunakan software Nvivo 12. Hasil: Teridentifikasi 4 tema dan 8 subtema pada panelitian ini. Tema yang teridentifikasi 1) Pemberdayaan, 2) Dukungan pemerintah, 3) Pendidikan non formal, 4) Pencegahan penyakit. Kesimpulan: Peran lintas sektor pada Desa Kemiren seperti sektor pemerintahan desa, masyarakat sekitar yang mewujudkan adanya sanggar kesenian dan sekolah adat pesinauan dengan tujuan melestarikan budaya, yang secara langsung mengaktifkan generasi muda agar tidak hanya mempelajari budaya asing. Pembelajaran yang diberikan tersebut membuat emosi dan energi perubahan segala aspek yang dialami oleh remaja tersalurkan sehingga terjadinya relaksasi otot dan terstimulasinya hormon kebahagiaan yaitu hormon endorphine.