Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

Pendampingan Penyuluh Agama dalam Penguatan Deradikalisasi di KUA Kabupaten Mojokerto Ridlo, Miftakhur; Dwi Ratna Cinthya Dewi
Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat Desa (JPMD) Vol. 5 No. 3 (2024): JPMD
Publisher : LP3M IAIFA Kediri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.58401/jpmd.v5i3.1810

Abstract

This article discusses the role of Religious Counselors at the Office of Religious Affairs (KUA) in Mojokerto Regency in implementing Aswaja-based deradicalization efforts. Instilling the ideology of moderation is crucial to counter radicalism and foster a tolerant, open, and moderate interpretation of Islam. The values of Aswaja, including tawasuth (moderation), tawazun (balance), and tasamuh (tolerance), are effective in addressing radical tendencies. KUA serves as a central institution for promoting Aswaja ideology and plays an active role in religious guidance to shield society from radical influences. This community engagement activity employs the Participatory Action Research (PAR) method, which examines the role of religious counselors in KUA Mojokerto Regency in combating radicalism through Aswaja ideology. The implementation consists of three stages. First, Focus Group Discussions (FGD) with stakeholders such as KUA officers, counselors, legal experts, and academics to gather factual data on radicalism-related issues and strategies. Second, applying FGD recommendations by creating a module or pocketbook as a reference for counselors to deliver accurate information and guidance aligned with applicable laws and regulations. Third, disseminating the module titled "Deradicalization in the Frame of Aswaja and Law" to Islamic religious counselors in KUA Mojokerto Regency. This initiative aims to enhance understanding of religious moderation and legal frameworks addressing radicalism. The systematic approach is expected to foster a more inclusive society that appreciates the importance of moderation in religious practices.
Gus Miftah’s Contemporary Da'wah Rhetoric Style on the Iced Tea Seller from Communication and Legal Perspectives: A Case Study Fikriyah, Durrotul; Dwi Ratna Cinthya Dewi; Amri
International Journal of Sustainable Law Vol. 1 No. 2 (2024)
Publisher : Universitas Kristen Cipta Wacana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.71131/88xycq46

Abstract

The current study aims to examine the Contemporary Da'wah Rhetoric of Gus Miftah's preaching. However, the focus of this research is on the case of Gus Miftah and the Iced Tea Seller which went viral because Gus Miftah used impolite and offensive words in his preaching. The method used in this journal is Normative Law Research using a statutory approach. The results of this research are 1. The rhetoric of Da'wah in Islam does not only focus on the way of speaking, but also on morals and sincerity in preaching. 2. So far, Gus Miftah, in his preaching method, often uses jokes and impolite words, because the target of Gus Miftah's initial preaching was towards marginalized people, which then carried over to the stage where he lectured. 3. From a legal perspective, speaking or preaching using impolite words can be caught in the Law on Defamation or Insults in accordance with Article 310 of the Criminal Code if it is intended to insult you, but in the case of Gus Miftah and the Ice Tea Seller this is not included in the Law. This was invited because what Gus Miftah said was actually a joke, not an insult. Meanwhile, from the Communication Science perspective, what Gus Miftah said was very unethical for a preacher to say.
PERNIKAHAN DINI PERSPEKTIF PSIKOLOGI KELUARGA Dwi Ratna Cinthya Dewi; Erina
Jurnal Hukum Keluarga Islam El-Qisth Vol. 2 No. 01 (2019): Juni, Jurnal Hukum Keluarga Islam El-Qisth
Publisher : Prodi Hukum Keluarga Islam IAI Uluwiyah Mojokerto

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

    Pernikahan dini dalam perspektif psikologi keluarga. Ada dua persoalan yang dikaji dalam penelitian ini, yaitu (1) Bagaimanakah dampak psikologi pernikahan dini (2). Bagaimanakah solusi pernikahan dini. Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dampak psikologis pernikahan dini dan solusinya. Untuk mengungkapkan permasalahan tersebut secara menyeluruh dan mendalam, dalam penelitian ini digunakanlah metode kualitatif yang berguna untuk memberikan fakta dan data mengenai dampak psikologis pernikahan dini dan solusinya Kemudian data tersebut dianalisis secara sistematis sehingga memperoleh makna yang dalam tentang dampak psikologis pernikahan dini dan solusinya. Dari hasil penelitian ini ditemukan bahwa pernikahan dini di adalah berawal dari latar belakang yang merupakan kebiasaan atau budaya masyarakat yang tidak dapat dirubah sehingga turun temurun kegenerasi berikutnya. Pernikahan dini tersebut banyak berdampak pada pelaku, diantaranya cemas dan stress itulah dampak yang terjadi akibat pernikahan dini. Sebagai wujud kepedulian warga setempat mengadakan Bimbingan penyuluhan yang ditujukan pada orang tua dan remaja, sebagai solusi untuk mencegh maraknya pernikahan dini. Karena orang tua dianggap sebagai orang yang sangat berpengaruh terhadap maraknya pernikahan dini
ANALISIS PERMA NO. 1 TAHUN 2016 TENTANG PROSEDUR MEDIASI DI PENGADILAN Dwi Ratna Cinthya Dewi
Jurnal Hukum Keluarga Islam El-Qisth Vol. 3 No. 01 (2020): Juni, Jurnal Hukum Keluarga Islam El-Qisth
Publisher : Prodi Hukum Keluarga Islam IAI Uluwiyah Mojokerto

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa PERMA Nomor 1 Tahun 2016 tentang Prosedur Mediasi di Pengadilan dan implementasinya terhadap keefektivitasan pelaksanaan mediasi dalam penyelesaian perkara di Pengadilan. Penulis merumuskan 2 masalah yaitu bagaimana implementasi PERMA Nomor 1 Tahun 2016 tentang Prosedur Mediasi di Pengadilan dalam penyelesaian perkara di Pengadilan Agama yang menyebabkan kurang efektifnya pelaksanaan mediasi dalam penyelesaian perkara perceraian di Pengadilan. Adapun. Jenis penelitian ini adalah hukum normatif, menggunakan pendekatan perundang-undangan dan pendekatan konseptual. Terdiri dari bahan hukum primer: Undang-Undang No. 1 Tahun 2016  tentang Mediasi. Bahan hukum diperoleh melalui metode dokumentasi. Kemudian bahan hukum dianalisis dengan menggunakan analisis deskriptif kualitatif dengan dihubungkan sistem hukum sebagai teorinya. Dari penelitian ini dapat disimpulkan PERMA Nomor 1 Tahun 2016 di Pengadilan Agama masih dinilai kurang efektif dan belum terlaksana secara maksimal. Terbukti dari tingkat keberhasilan mediasi yang masih relatif rendah setelah dimunculkannya PERMA Nomor 1 Tahun 2016 yang diharapkan dapat meningkatkan keefektivitasan keberhasilan mediasi. Adapun faktor-faktor yang menyebabkan kurang efektifnya pelaksaan mediasi di Pengadilan Agama dikarenakan jumlah mediator yang tidak sebanding dengan jumlah perkara yang terus-menerus meningkat disetiap tahunnya, ruang mediasi yang masih terjangkau banyak orang sehingga diragukan kerahasiaannya, serta masih kurangnya kesadaran masyarakat terkait mediasi yang mana masih banyaknya para pihak yang tidak hadir dan menganggap pelaksanaan mediasi hanya sebagai formalitas saja  
PENGARUH PERNIKAHAN DINI TERHADAP TINGKAT PERCERAIAN Dwi Ratna Cinthya Dewi; Muhammad Nuril Huda
Jurnal Hukum Keluarga Islam El-Qisth Vol. 4 No. 01 (2021): Juni, Jurnal Hukum Keluarga Islam El-Qisth
Publisher : Prodi Hukum Keluarga Islam IAI Uluwiyah Mojokerto

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Dalam membina keluarga yang sesuai dengan tujuan perkawinan, baik Undang- undang Perkawinan maupun hukum Islam, semuanya menghendaki kematangan jiwa secara fisik dan psikis. Isyarat ini dapat dijumpai dalam Undang- undang Perkawinan No. 1 tahun 1974 pasal 7 ayat 1. Walaupun di dalam hukum Islam tidak menyebutkan secara eksplisit mengenai umur minimal menikah, namun memberikan keterangan tentang kedewasaan seseorang. Usia kedewasaan seseorang menjadi sangat penting dalam menentukan masa depan kehidupan rumah tangga. Masalah yang dikaji didalam penelitian ini ada tiga, meliputi bagaimana tingkat Pernikahan Dini di Bangsal, faktor penyebab Pernikahan Dini di Bangsal dan bagaimana pengaruh Pernikahan Dini terhadap tingkat perceraian di Bangsal. Untuk mendapatkan hasil penelitian, jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian lapangan (field research), sedangkan metode yang digunakan adalah deskriptif kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa adanya peningkatan angka pernikahan dibawah umur dari tahun ke tahun. Peningkatan ini dapat dilihat dari meningkatnya pengajuan dispensasi perkawinan pada Pengadilan agama di kota takengon, yakni pada tahun 2015 sebanyak 32 kasus permohonan perkawinan pasangan di bawah umur, 2016 sebanyak 38 kasus dan pada tahun 2017 sebesar 38 kasus. Terdapat banyak faktor penyebab sehingga Pernikahan Dini ini terlaksana diantaranya karena sebab hamil diluar nikah, sebab telah melakukan hubungan suami istri diluar nikah, sebab ditangkap oleh masyarakat karena melakukan hubungan mesum dan lain-lain. Hasil penelitian juga menunjukkan Pernikahan Dini sangat berdampak besar terhadap tingkat perceraian.