Kebijakan moneter adalah salah satu alat penting untuk menjaga stabilitas ekonomi negara. Sebagai otoritas moneter di Indonesia, Bank Indonesia (BI) memiliki tanggung jawab strategis untuk menentukan BI Rate, yang berfungsi sebagai suku bunga acuan. Penelitian ini akan mengevaluasi apakah ada pergerakan bersama antara BI Rate dan inflasi dalam jangka panjang dengan melihat hubungan antara BI Rate dan inflasi serta dampak mereka terhadap suku bunga deposito dan SBN. Besarnya peredaran uang, suku bunga, dan inflasi mempunyai dampak yang signifikan terhadap pertumbuhan kredit perbankan di Indonesia, baik sebelum maupun sesudah pandemi COVID-19. Stabilitas ekonomi dan perbankan sangat penting untuk mendukung pertumbuhan ekonomi nasional. Penelitian ini juga akan mengkaji bagaimana utang tidak berperforma (NPL), (DPK), dan suku bunga tingkat berpengaruh terhadap profitabilitas bank BUMN di Indonesia.Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif yang melibatkan analisis data orde kedua. Variabel yang diteliti adalah NPL, LDR, NIM, dan ROA. Data berasal dari laporan keuangan bank yang tersedia di Indonesia. Metode kuantitatif digunakan untuk menganalisis data numerik. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metodologi asosiatif; Analisis data menggunakan analisis statistik deskriptif, analisis asumsi klasik, dan analisis regresi berganda. Data yang digunakan berasal dari laporan keuangan BUMN tahun 2019–2023. Ratusan sampel diambil dari masing-masing bank. Analisis dilakukan dengan menggunakan garis regresi berganda dengan data yang sudah dianalisis menggunakan Stata V.17. Tujuan analisis ini adalah untuk mengetahui hubungan BI Rate, inflasi, suku bunga deposito, dan SBN suku bunga.