Anis Sukmawati
Unknown Affiliation

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

IMPLEMENTASI RANHAM (RENCANA AKSI NASIONAL HAK ASASI MANUSIA) MELALUI PENDIDIKAN INKLUSI DI JENJANG PENDIDIKAN MENENGAH PROVINSI JAWA TIMUR Anis Sukmawati; Syaifudin; M.A. Muhammad Ulul Azmi; Hanna Silia Karti
re-JIEM (Research Journal of Islamic Education Management) Vol. 7 No. 2 (2024)
Publisher : Prodi MPI Fakultas Tarbiyah IAIN Madura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.19105/re-jiem.v7i2.13933

Abstract

Rencana Aksi Nasional Hak Asasi Manusia (RANHAM) merupakan sebuah dokumen khusus yang menguraikan arah dan fokus dalam memastikan penghormatan, pemenuhan, perlindungan, peningkatan, dan penegakan Hak Asasi Manusia (HAM) di seluruh wilayah Negara, baik di tingkat Pemerintah Pusat maupun Daerah. Pedoman ini diharapkan dapat memberikan panduan yang lebih rinci kepada Pemerintah Daerah dalam melaksanakan Aksi HAM dan sekaligus dalam pelaporan Aksi tersebut. Pendidikan inklusif merupakan sarana implementasi yang penting. Pendidikan inklusif merupakan pendekatan yang memperhatikan keberagaman setiap individu tanpa kecuali. Dengan diperkenalkannya konsep inklusi pada pendidikan menengah di Provinsi Jawa Timur, dapat membuka kesempatan bagi seluruh siswa untuk belajar dan berkembang tanpa diskriminasi. Metode penelitian dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Metode ini digunakan untuk mengumpulkan data melalui observasi partisipatif, wawancara, dan analisis dokumen terkait implementasi RANHAM di jenjang pendidikan menengah. Subjek penelitian akan melibatkan para pemangku kepentingan terkait pendidikan inklusif di jenjang pendidikan menengah. Lokasi penelitian ini akan dilaksanakan di beberapa sekolah menengah di Provinsi Jawa Timur yang telah menerapkan pendidikan inklusif. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa anak berkebutuhan khusus mendapatkan akses terhadap pendidikan formal. Tingkat pendidikan tertinggi yang diselesaikan oleh siswa inklusif juga semakin meningkat, hal ini menunjukkan bahwa pendidikan inklusif tidak hanya memberikan akses, namun memungkinkan siswa untuk menyelesaikan pendidikannya pada jenjang yang lebih tinggi. Rata-rata lama bersekolah siswa inklusif juga mengalami peningkatan, yang menunjukkan bahwa anak berkebutuhan khusus mempunyai kemungkinan lebih besar untuk bersekolah lebih lama dan menerima pendidikan yang lebih inklusif. Kata kunci : RANHAM, pendidikan inklusif, disabilitas
BLENDED LEARNING DALAM PEMBELAJARAN KITAB KUNING : SEBUAH KAJIAN KONSEPTUAL TERHADAP STRATEGI INTERAKTIF DAN EFEKTIF DI ERA DIGITAL Luthfiyah Anjani; Rafif Danu Pramatya; Anis Sukmawati
Kreatifitas Jurnal Ilmiah Pendidikan Islam Vol 14 No 1 (2025): Kreatifitas: Jurnal Ilmiah Pendidikan Islam
Publisher : Pendidikan Agama Islam Institut Agama Islam Diniyyah Pekanbaru

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46781/kreatifitas.v14i1.1611

Abstract

Di era digital saat ini, integrasi teknologi dalam sektor Pendidikan belum sepenuhnya diterapkan, terutama dalam beberapa materi yang berkaitan dengan pembeljaran kitab kuning. Hadirnya blended learning menjadi solusi atas permasalahan tersebut. Sehingga, diperlukan penelitian lebih lanjut ini untuk menganalisis konsep blended learning sebagai strategi efektif dan interaktif dalam pembelajaran kitab kuning di Lembaga Pendidikan Islam, seperti pesantren dan madrasah. Kajian ini juga mengeksplorasi implementasi blended learning, mengidentifikasi tantangan, serta merumuskan strategi adaptasi teknologi dalam menjaga eksistensi tradisi keilmuan Islam. Penelitian ini menggunakan metode studi literatur dengan pendekatan kualitatif deskriptif, mengkaji berbagai sumber akademik serta implementasi nyata blended learning di beberapa lembaga pendidikan Islam. Hasil penelitian menunjukkan bahwa blended learning mampu meningkatkan aksesibilitas, fleksibilitas, dan keterlibatan peserta didik dalam memahami kitab kuning melalui penggabungan pembelajaran tatap muka dan daring. Namun, tantangan seperti keterbatasan infrastruktur, rendahnya literasi digital, serta kesenjangan antara metode tradisional dan modern perlu diatasi dengan pelatihan teknologi, penyediaan sarana prasarana, dan kolaborasi antar pihak terkait. Blended learning, bila diterapkan dengan mempertimbangkan nilai-nilai tradisional, dapat menjadi solusi yang interaktif dan efektif dalam mempertahankan dan mengembangkan kajian kitab kuning di era digital. Dengan demikian, pendekatan ini tidak hanya menjawab kebutuhan zaman, tetapi juga menjaga kelestarian warisan keilmuan Islam.