Abstrak: Pertumbuhan ekonomi Indonesia yang stabil mendorong peningkatan konsumsi daging, terutama daging sapi, namun produksi domestik belum mampu memenuhi permintaan tersebut. Kelompok tani Tungku Mose menghadapi kendala produksi, terutama kurangnya pemahaman tentang integrasi budidaya sapi Bali dan tanaman hortikultura yang ramah lingkungan. Kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat (PkM) ini dilaksanakan selama 6 bulan yang dimulai dari bulan September 2024 sampai dengan bulan Februari 2025, di kelompok tani Tungku Mose kabupaten Manggarai sebanyak 35 orang. Tim merumuskan akar masalah dan menetapkan tujuan yakni penerapan model integrasi ternak sapi bali dan tanaman hortikultura yang sustainable. Pelaksanaan diklat dan demonstrasi cara penyiapan media tanam berfokus pada peningkatan pengetahuan dan ketrampilan kelompok tani (mitra) tentang pengenalan teknologi irigasi tetes dan cara budidayanya ternak sapi bali (pemberian pakan dan manajemen penanganan limbah ternak) sebagai pupuk organik padat bagi tanaman. Selanjutnya tim memberikan pendampingan yang berkelanjutan dengan melakukan kunjungan rutin ke peternak dan meninjau persiapan lahan, penanaman hingga pasca panen nantinya. ..Berdasarkan hasil evaluasi menggunakan summative evaluation yakni membandingkan hasil dari sebelum dan sesudah kegiatan PkM dapat disimpulkan bahwa secara umum pelaksanaan kegiatan PkM memberikan dampak yang signifikan terhadap peningkatan pengetahuan mitra sebesar 95% tentang manfaat integrasi antara budidaya ternak sapi bali dengan tanaman hortikultura dan menggunakan aplikasi teknologi irigasi tetes dan penanganan limbah (kotoran ternak) menjadi pupuk organik padat serta aplikasinya bagi tanaman. Abstract: Indonesia, with its continued positive and stable economic growth, also has an impact on the significant growth rate of meat consumption, especially those sourced from beef. The main problem in the livestock industry, especially beef, is that the increasing demand for meat products is not proportional to the growth rate of domestic beef production. The obstacle that the Tungku Mose farmer group often faces in relation to the production aspect is still a low understanding of the integration of Balinese cattle cultivation and environmentally friendly horticultural crops. This Community Service (PkM) activity was carried out for 6 months starting from September 2024 to February 2025, in the Tungku Mose farmer group, Laci Carep village, Langke Rembong district, Manggarai district. The team formulated the root of the problem and set the goal, namely the implementation of a sustainable Balinese cattle and horticultural crop integration model. The implementation of training and demonstration of how to prepare planting media focuses on improving the knowledge and skills of farmer groups (partners) about the introduction of drip irrigation technology and how to cultivate Balinese cattle (feeding and management of livestock waste handling) as solid organic fertilizer for plants. Furthermore, the team provides sustainable assistance by conducting regular visits to farmers and reviewing land preparation, planting and post-harvest later. From the above PkM activities, it can be concluded that in general, the implementation of PkM activities with training activities, demonstrations of methods, assistance in making bokashi fertilizer to the cultivation of horticultural plants on partner land has been successfully carried out and has a significant impact on increasing partner knowledge about the benefits of integration between Balinese cattle cultivation and horticultural plants and using the application of drip irrigation technology and handling waste (livestock manure) into fertilizer solid organic and its application for plants.