Sikone, Hilarius Yosef
Program Studi Peternakan, Fakultas Pertanian Dan Peternakan, Universitas Katolik Indonesia Santu Paulus Ruteng

Published : 12 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 12 Documents
Search

Pengaruh Pemberian Tepung Biji Gamal (Gliricidia sepium) sebagai Pengganti Bungkil Kedelai dalam Ransum terhadap Kadar Hemoglobin dan Nilai Hematokrit Anak Babi Lepas Sapih Hilarius Yosef Sikone; Gerson Frans Bira
JAS Vol 1 No 4 (2016): Journal of Animal Science (JAS) - October 2016
Publisher : Program Studi Peternakan, Fakultas Pertanian, Universitas Timor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32938/ja.v1i04.81

Abstract

Upaya meningkatkan produktivitas ternak babi bisa melalui aspek pakan, karena pakan ternak babi merupakan salah satu faktor penting dalam usaha ternak babi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pemberian tepung biji gamal (Gliricidia sepium) sebagai pengganti bungkil kedelai dalam ransum terhadap kadar hemoglobin (Hb) dan hematokrit anak babi lepas sapih. Penelitian ini menggunakan dua belas ekor babi jantan peranakan VDL. Rancangan percobaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah rancangan acak lengkap terdiri dari 3 perlakuan dan 4 ulangan. Ketiga perlakuan ransum yang dicobakan adalah: R0: Ransum tanpa campuran tepung biji gamal; R1: Ransum dengan tingkat pergantian tepung biji gamal terhadap bungkil kedelai sebesar 2,5 %.; dan R2: Ransum dengan tingkat pergantian tepung biji gamal terhadap bungkil kedelai sebesar 5 %.. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan tepung biji gamal (Glicidia sepium) dalam pakan babi lepas sapih sebagai pengganti bungkil kedelai sampai dengan 2,5 % masih dapat ditolerir oleh anak babi, dengan kadar Hb dan nilai Hematokrit masih dalam kisaran normal, walaupun pada ternak babi tersebut menampakkan penampilan yang tidak baik. Lama perlakuan sangrai 15 menit diduga masih menunjukkan adanya aktivitas anti nutrisi pada ransum yang ditambahkan 2,5 % dan 5 % tepung biji gamal. ©2016 dipublikasikan oleh JAS.
Analisis Finansial Sistim Penggemukan Sapi Potong oleh Perusahaan dan Peternakan Rakyat di Kabupaten Kupang E. Edi Sunarto; Obed H. Nono; Ulrikus R. Lole; Hilarius Yosef Sikone
JAS Vol 1 No 4 (2016): Journal of Animal Science (JAS) - October 2016
Publisher : Program Studi Peternakan, Fakultas Pertanian, Universitas Timor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32938/ja.v1i04.257

Abstract

Tujuan dari penelitian ini untuk menganalisis pendapatan usaha penggemukan sapi di perusahaan peternakan dan peternakan rakyat, kelayakan usaha penggemukan sapi potong di perusahaan peternakan dibandingkan dengan usaha penggemukan sapi potong di peternakan rakyat, dan faktor-faktor yang mempengaruhi besaran pendapatan dari usaha penggemukan sapi potong di perusahaan dan peternak. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survey. Pengambilan wilayah sampel ditentukan secara Sampel Acak Klaster (Cluster Random Sampling) dan responden secara purposive sampling dengan jumlah responden sebanyak 60 responden. Analisis kelayakan finansial dikaji secara kuantitatif melalui analisis biaya dan manfaat, analisis laba rugi, analisis kriteria investasi, yaitu meliputi Net Present Value (NPV), Internal Rate Return (IRR), Net Benefit Cost Ratio (Net B/C), Payback Pariod (PP), dan Analisis Switching Value. Hasil analisis menunjukan bahwa usaha penggemukan di perusahaan peternakan untuk sapi jantan memiliki nilai NPV sebesar Rp. 7.472.015.043; B/C sebesar 3.09; IRR sebesar 30.15%; Usaha penggemukan sapi betina afkir memiliki nilai NPV sebesar Rp. 3.720.704.516,- B/C sebesar 4.87; IRR sebesar 34%; sementara usaha penggemukan sapi jantan di peternakan rakyat memiliki nilai NPV sebesar Rp. 61.825.470; B/C adalah 4.92; IRR sebesar 95%. Faktor-faktor yang mempengaruhi besaran pendapatan untu usaha penggemukan sapi adalah jumlah ternak, harga bakalan, tenaga kerja dan harga jual, biaya pakan, dan bobot akhir ternak. Kesimpulan yang diperoleh dari penelitian ini adalah usaha penggemukan sapi potong di Kabupaten Kupang baik yang dilakukan oleh peternak maupun perusahaan peternakan layak dijalankan. ©2016 dipublikasikan oleh JAS.
Tampilan Bobot Badan, Ukuran Linear Tubuh, Serta Umur dan Skor Kondisi Tubuh Ternak Sapi Bali yang Dipotong pada RPH Kota Kefamenanu Sergius Pikan; Paulus Klau Tahuk; Hilarius Yosef Sikone
JAS Vol 3 No 2 (2018): Journal of Animal Science (JAS) - April 2018
Publisher : Program Studi Peternakan, Fakultas Pertanian, Universitas Timor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32938/ja.v3i2.288

Abstract

Penelitian ini dilaksanakan di RPH Kota Kefamenanu Kabupaten TTU dari tanggal 28 November 2017 sampai dengan tanggal 3 Februari 2018. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tampilan bobot badan, ukuran linear tubuh, serta umur dan skor kondisi tubuh ternak Sapi Bali yang dipotong pada RPH Kota Kefamenanu. Dalam penelitian ini digunakan 45 ekor ternak Sapi Betina pada umur 4,5 tahun dan 5,5 tahun. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode pengukuran langsung pada ternak sapi yang dipotong di RPH Kefamenanu. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata bobot badan pada umur 4,5 tahun sebesar 198,32 kg, panjang badan 96,32 cm, lingkar dada 146,59 cm, tinggi pundak 109,18 cm dan skor kondisi tubuh sebesar 4,32. Ternak umur 5,5 tahun memiliki rata-rata bobot badan 214,22 kg, panjang badan 98,22 cm, lingkar dada 149,13 cm, tinggi pundak 109,83 cm dan skor kondisi tubuh sebesar 4,00. Nilai koefisien korelasi pada tiap umur memiliki keeratan yang berbeda-beda. Keeratan antara lingkar dada dengan bobot badan pada umur 4,5 sebesar (r) 0,735. Keeratan hubungan antara tinggi pundak dengan bobot badan pada umur 4,5 sebesar (r) 0,445. Keeratan antara skor kondisi tubuh dengan bobot badan pada pada umur 5,5 tahun sebesar (r) 0,59. Secara keseluruhan lingkar dada dan bobot badan memiliki nilai korelasi lebih tinggi sebesar (r) 0,735. Dapat disimpulkan bahwa terdapat variasi bobot badan dan ukuran linear tubuh serta skor kondisi tubuh induk Sapi Bali yang dipotong pada RPH Kota Kefamenanu. Secara keseluruhan, lingkar dada memiliki keeratan yang lebih baik dengan bobot badan bila dibandingkan dengan tinggi pundak dan panjang badan.
Performa Produksi Sapi Perah (Friesian Holstein) Pada Daerah Lahan Kering Di Kecamatan Raimanuk Kabupaten Belu (Studi kasus di Peternakan sapi perah KKP Suluh Obor Desa Mandeu) Gomera Bouk; Gusti Ayu Oka Citrawati; Hilarius Yosef Sikone
Jurnal Ilmiah Fillia Cendekia Vol 7 No 1 (2022): Jurnal Ilmiah Fillia Cendekia
Publisher : Universitas Islam Kadiri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32503/fillia.v7i1.2327

Abstract

Tujuan penelitian untuk mengetahui status fisiologis ternak dan dampaknya terhadap performa produksi sapi perah (Friesian Holstein) yang dipelihara di daerah lahan kering. Penelitian dilaksanakan pada KKP Suluh Obor, desa Mandeu, kecamatan Raimanuk, kabupaten Belu propinsi Nusa Tenggara Timur. Menggunakan metode observasional dan pengamatan lapangan. Sampel diambil secara purposive sampling dengan kriteria: induk laktasi/pernah laktasi, berumur 5-8 tahun sebanyak 3 ekor. Data diperoleh dari pengukuran terhadap status fisiologi ternak (pulsus, respirasi dan suhu rektal) sapi FH. Pengukuran dilakukan sebanyak 3 kali sehari pada jam 08.00 WITA; jam 12.00 WITA dan pada jam 16.00 WITA selama 30 hari sedangkan pengukuran produksi susu dilakukan dua kali per hari (pagi jam 05.00 WITA dan jam 16.00 WITA). Data yang diperoleh selanjutnya ditabulasi dan dianalisis deskriptif melalui pendekatan nilai rataan, koefisien keragaman dan standar deviasi. Untuk mengetahui hubungan antara lingkungan dengan status fisiologi ternak dilakukan uji korelasi, sedangkan pengujian tingkat produksi susu menggunakan uji T dengan software Minitab 17. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kondisi lingkungan mikro pada lokasi pemeliharaan ternak sapi FH memiliki suhu lingkungan kandang berkisar antara 27,80-31,97°C dengan rata-rata 29,87°C; dan kelembaban udara berkisar antara 48,07-65,73% dengan rata-rata 55,73%. Untuk status fisiologis sapi perah FH yang dipelihara menampilkan kisaran nilai denyut nadi (pulsus): (61,27-65,02 kali/ menit), frekuensi respirasi: (25,54-30,64 kali/menit) dan suhu rektal: (37,49-38,00°C). Performa produksi susu sapi perah FH pada daerah lahan kering mampu menghasilkan rata-rata 7,07 ± 0,459 liter susu per hari.
Sistem Pemeliharaan Babi dan Pemahaman Peternak Terhadap Demam Babi Afrika di Bangka Kenda, Manggarai, Nusa Tenggara Timur Elisabeth Yulia Nugraha; Hendrikus Demon Tukan; Nautus Stivano Dalle; Hilarius Yosef Sikone; Wigbertus Gaut Utama
Jurnal Veteriner Vol 24 No 4 (2023)
Publisher : Faculty of Veterinary Medicine, Udayana University and Published in collaboration with the Indonesia Veterinarian Association

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.19087/jveteriner.2023.24.4.442

Abstract

Demam babi afrika atau African Swine Fever (ASF) merupakan penyakit yang disebabkan oleh virus DNA, family Asfarviridae dari genus Asfivirus. Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengetahui sistem pemeliharaan ternak babi dan tingkat pemahaman masyarakat peternak babi berserta faktor-faktor yang memengaruhi penyebaran penyakit ASF. Penelitian ini dilaksanakan selama tiga bulan yakni pada bulan Februari-April 2023 di Desa Bangka Kenda, Kecamatan Wae Ri’i, Kabupaten Manggarai, Provinsi Nusa Tenggara Timur. Metode yang digunakan dalam penelitian adalah purposive random sampling yakni survei lapangan dan wawancara responden, dalam hal ini para peternak dengan menggunakan kuesioner sebagai alat bantu. Data dianalisis mengggunakan analisis statistika deskriptif dan analisis regresi linear berganda menggunakan aplikasi Jeffrey’s Amazing Statistics Program (JASP). Hasil penelitian sistem peneliharaan ternak babi dan tingkat pemahaman masyarakat peternak babi terhadap penyakit ASF di Desa Bangka Kenda, Kecamatan Wae Ri’i dapat dikemukakan bahwa: (1) Presentase sistem pemeliharan ternak babi, memelihara satu ekor babi (46,7%), sistem usaha penggemukan 64,4% dan tingkat pengetahuan memilih bibit ternak babi yang masih tergololong rendah yakni 28,9%; (2) Presentase tingkat pengetahuan peternak mengenai penyakit ASF masih tergolong rendah yakni sebesar 22,2%; (3) faktor umur dan faktor sumber informasi pengenai penyakit ASF sebesar 11.313 dan 1.452. Persentase pemahaman peternak babi terkait informasi penyakit ASF ini masih cukup rendah yakni sebesar 4,52%. Simpuiannya adalah dalam sistem pemeliharaan babi, kebanyakan peternak memelihara satu ekor, kurang mampu memilih bibit dan umumnya untuk digemukkan di samping itu pengetahuan mereka tentang ASF masih sangat rendah. Umur peternak dan sumber informasi sangat memengaruhi system peternakan babi dan tingkat pengetahuan mereka terhadap ASF. Untuk itu diperlukan peningkatan edukasi terkait penyakit ASF.
PENINGKATAN PERFORMA PRODUKSI SAPI BALI PADA MUSIM PACEKLIK MELALUI MANAJEMEN PAKAN Sikone, Hilarius Yosef; Gagur, Yohanes Emanuel Sandi; Prawidian, Bertolomeus Joy; Jerni, Angelina Titin Kandari; Ndeheng, Maria Rosadolo
Jurnal Agriovet Vol. 6 No. 1 (2023): JURNAL AGRIOVET
Publisher : LPPM UNIVERSITAS KAHURIPAN KEDIRI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51158/agriovet.v6i1.1132

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji seberapa besar peningkatan performa produksi sapi bali pada musim paceklik melalui perbaikan manajemen pakan. Penelitian ini dilaksanakan di UPTD pembibitan ternak Golo Mongkok, Kabupaten Manggarai Timur pada bulan Agustus s/d Oktober 2023. Metode penelitian yang digunakan adalah kombinasi metode survey dan pengamatan/pengukuran pakan serta dimensi tubuh ternak secara langsung di lapangan. Data penelitian dianalisis menggunakan analisis deskriptif kuantitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa frekuensi pemberian pakan dilakukan tiga kali sehari yakni diberikan pada pagi hari pukul 07.00, siang hari pukul 15.00, dan malam hari pukul 23.00 merupakan metode pemberiaan pakan yang ideal. Kombinasi jenis pakan rumput lapangan, king grass, lamtoro, gamal dan jerami padi (pakan formulasi II) mampu meningkatkan pertambahan bobot badan harian (PBBH) pada induk sapi sebesar 0,52 kg/ekor/hari, dan pada pedet sebesar 0,39 kg/ekor/hari.
PEMANFAATAN LIMBAH DAN FESES TERNAK BABI SEBAGAI PUPUK BOKASHI PADA KELOMPOK TANI PUAR FARM Hendrikus Demon Tukan; Nautus Stivano Dalle; Elisabeth Yulia Nugraha; Hilarius Yosef Sikone; Aleksius A. Jeramat; Dionsius Filma; Viktor Kevin Sekar
JMM (Jurnal Masyarakat Mandiri) Vol 8, No 4 (2024): Agustus
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/jmm.v8i4.24251

Abstract

Abstrak: Penggunaan pupuk organik bokashi biasanya memang mengandung unsur hara dalam dosis kecil, namun lengkap unsur makro dan mikronya serta proses pembuatannya cukup efisien karena tidak membutuhkan waktu dan tenaga yang sangat banyak .Tujuan dilakukannya kegiatan PkM ini adalah mengedukasi pada masyarakat tentang potensi limbah dan feses ternak guna menjadi pupuk bokashi agar kelompok tani Puar Farm dan masyarakat kelurahan Nggalak Leleng dapat menghasilkan pupuk organik sendiri sebagai subtitusi pupuk kimia. Tempat dilaksanakan kegiatan PkM berlangsung pada kelompok Tani Puar Farm beranggotakan 25 orang yang terdiri dari 17 orang laki-laki dewasa dan 8 orang perempuan dewasa. Kegiatan ini berlangsung selama 1 bulan yakni bulan 11 Januari sampai dengan 14 Februari 2024. Metode yang digunakan dalam kegiatan PkM ini adalah sosialisasi dampak feses babi non fermentasi sebagai pupuk dan demostrasi praktik pembuatan bokashi agar kelompok mitra mampu mengaplikasikan feses babi sebagai pupuk organic serta evaluasi hasil kegiatannya menggunakan kuesioner sebagai indikator keberhasilan. Kegiatan sosialisasi ini memberikan respon yang baik. Hasil evaluasi kegiatan menunjukan keberhasilan kegiatan pengabdian ini dapat dilihat dari peningkatan pengetahuan akan pupuk bokasi oleh masyarakat sebesar 66,32% dan tingkat keberhasilankegiatannya mencapai 90% sehingga diharapkan mampu mengurangi penggunaan pupuk kimia yang marak terjadi pada seluruh lapisan masyarakat daerah Manggarai Timur.Abstract: The use of bokashi organic fertilizer usually contains nutrients in small doses, but it is complete with macro and micro elements and the manufacturing process is quite efficient because it does not require a lot of time and energy. The purpose of this PkM activity is to educate the community about the potential of waste and livestock feces to become bokashi fertilizer so that the Puar Farm farmer group and the people of Nggalak Leleng village can produce their own organic fertilizer as a substitute for chemical fertilizers. The place where the PkM activity took place in the Puar Farm Farmers group consisting of 25 members consisting of 17 adult men and 8 adult women. This group is located in East Manggarai Regency for 1 month, from January 11 to February 14, 2024. The method used in this PkM activity is the socialization of the impact of non-fermented pig feces as fertilizer and the demonstration of bokashi making practices so that the partner group is able to apply pig feces as organic fertilizer and evaluate the results of the activity using a questionnaire as an indicator of success. This socialization activity gave a good response. The results of the evaluation of the activity show that the success of this service activity can be seen from the increase in knowledge of bokasi fertilizer by the community by 66.32% and the success rate of the activity reaches 90% so that it is expected to be able to reduce the use of chemical fertilizers which is rampant in all levels of society in the East Manggarai area. 
Pengembangan Sustainable Livelihood Asset Ternak Sapi Potong Terintegrasi Tanaman Padi di Kecamatan Ruteng Sikone, Hilarius Yosef; Utama, Wigbertus Gaut; Adi, Defiyanto Djami
JAS Vol. 9 No. 4 (2024): Journal of Animal Science (JAS) - Oktober 2024
Publisher : Program Studi Peternakan, Fakultas Pertanian, Sains dan Kesehatan, Universitas Timor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32938/ja.v9i4.7502

Abstract

Pertambahan jumlah penduduk serta usaha pengolahan hasil ternak skala industri berdampak pada permintaan produk peternakan yang signifikan.  Pola integrasi ataupun diversifikasil tanaman dan ternak (khususnya ternak ruminansia) diharapkan dapat menjadi bagian integral dari usaha pertanian. Livelihood atau penghidupan merupakan asset atau modal yang terdiri dari aset manusia, alam, fisik, finansial, dan sosial. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengkaji dan menganalisis sumbangan ternak sapi potong terintegrasi tanaman padi yang Sustainable livelihood. Penelitian dilaksanakan pada bulan Oktober  2023 sampai dengan April 2024. Metode penelitian yang digunakan adalah mix-methods yaitu penelitian yang mengkombinasikan bentuk kualitatif dan kuantitatif. Metode analisis data menggunakan analisis deskrptif, analisis usahatani dan Model Regresi Logistik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa biaya tunai yang dikeluarkan dalam usahatani ternak non integrasi lebih tinggi dari yang menerapkan pola integrasi tanaman padi. Sustainable livelihood asset ternak sapi potong secara parsial berpengaruh signifikan terhadap tingkat penerapan pola usahatani ternak sapi potong terintegrasi tanaman padi dengan nilai p-value sebesar 0,000 lebih besar dari 0.01 (1%). Nilai marginal produk (marginal effects) pada regresi logistik dari modal sosial 13,8%, modal fisik 13,6%, modal finansial 26,7%, modal alam 16,3% dan modal manusia sebesar 28,9%.
Analisis Kualitas Pelayanan pada Cafe Zona Drink terhadap Kepuasan Konsumen Ayam Geprek di Kota Ruteng Sikone, Hilarius Yosef
JAS Vol. 10 No. 1 (2025): Journal of Animal Science (JAS) - Januari 2025
Publisher : Program Studi Peternakan, Fakultas Pertanian, Sains dan Kesehatan, Universitas Timor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32938/ja.v10i1.8550

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kepuasan konsumen ayam geprek berdasarkan kualitas pelayanan yang diberikan para karyawan. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli s/d Agustus 2024 di Cafe Zona Drink kota Ruteng-Manggarai. Metode yang digunakan adalah survey, dengan melakukan wawancara langsung terhadap konsumen yang datang ke lokasi penelitian menggunakan alat bantu kuisioner. Penentuan responden dilakukan dengan metode accidental sampling, yaitu metode pengambilan sampel yang dilakukan secara acak pada responden yang datang berkunjung. Metode analisis data  menggunakan analisis deskriptif dan analisis uji regresi linear berganda untuk menggambarkan pengaruh kualitas pelayanan terhadap kepuasan konsumen/pelanggan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa konsumen yang berkunjung dan menikmati menu makanan di Cafe Zona Drink Ruteng didominasi oleh pengunjung dengan tingkat umur antara 26-32 tahun (40%),  berpendidikan sarjana (S1) (48%), pekerjaan sebagai PNS/TNI/Polri (52%), dan memiliki tingkat pendapatan pada kisaran Rp 1.500.000,- hingga kurang dari Rp 2.000.000,- per bulan (45%). Dari lima variabel pengukuran kualitas pelayanan yang memengaruhi tingkat kepuasan  konsumen/penlanggan adalah variabel bukti fisik, variabel keandalan dan variabel perhatian yang dominan memengaruhi kepuasan konsumen/pelanggan.
PENERAPAN MODEL INTEGRASI TERNAK SAPI BALI DAN TANAMAN HORTIKULTURA YANG SUSTAINABLE MENUJU GREEN ECONOMY RUMAH TANGGA PADA KELOMPOK TANI TUNGKU MOSE Sikone, Hilarius Yosef; Adi, Defiyanto Djami; Dalle, Nautus Stivano; Djami, Serlin Anjelita; Jehatu, Marianus Suparti
JMM (Jurnal Masyarakat Mandiri) Vol 9, No 1 (2025): Februari
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/jmm.v9i1.28347

Abstract

Abstrak: Pertumbuhan ekonomi Indonesia yang stabil mendorong peningkatan konsumsi daging, terutama daging sapi, namun produksi domestik belum mampu memenuhi permintaan tersebut. Kelompok tani Tungku Mose menghadapi kendala produksi, terutama kurangnya pemahaman tentang integrasi budidaya sapi Bali dan tanaman hortikultura yang ramah lingkungan. Kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat (PkM) ini dilaksanakan selama 6 bulan yang dimulai dari bulan September 2024 sampai dengan bulan Februari 2025, di kelompok tani Tungku Mose kabupaten Manggarai sebanyak 35 orang. Tim merumuskan akar masalah dan menetapkan tujuan yakni penerapan model integrasi ternak sapi bali dan tanaman hortikultura yang sustainable. Pelaksanaan diklat dan demonstrasi cara penyiapan media tanam berfokus pada peningkatan pengetahuan dan ketrampilan kelompok tani (mitra) tentang pengenalan teknologi irigasi tetes dan cara budidayanya ternak sapi bali (pemberian pakan dan manajemen penanganan limbah ternak) sebagai pupuk organik padat bagi tanaman. Selanjutnya tim memberikan pendampingan yang berkelanjutan dengan melakukan kunjungan rutin ke peternak dan meninjau persiapan lahan, penanaman hingga pasca panen nantinya. ..Berdasarkan hasil evaluasi menggunakan summative evaluation yakni membandingkan hasil dari sebelum dan sesudah kegiatan PkM dapat disimpulkan bahwa secara umum pelaksanaan kegiatan PkM memberikan dampak yang signifikan terhadap peningkatan pengetahuan mitra sebesar 95% tentang manfaat integrasi antara budidaya ternak sapi bali dengan tanaman hortikultura dan menggunakan aplikasi teknologi irigasi tetes dan penanganan limbah (kotoran ternak) menjadi pupuk organik padat serta aplikasinya bagi tanaman. Abstract: Indonesia, with its continued positive and stable economic growth, also has an impact on the significant growth rate of meat consumption, especially those sourced from beef. The main problem in the livestock industry, especially beef, is that the increasing demand for meat products is not proportional to the growth rate of domestic beef production. The obstacle that the Tungku Mose farmer group often faces in relation to the production aspect is still a low understanding of the integration of Balinese cattle cultivation and environmentally friendly horticultural crops. This Community Service (PkM) activity was carried out for 6 months starting from September 2024 to February 2025, in the Tungku Mose farmer group, Laci Carep village, Langke Rembong district, Manggarai district. The team formulated the root of the problem and set the goal, namely the implementation of a sustainable Balinese cattle and horticultural crop integration model. The implementation of training and demonstration of how to prepare planting media focuses on improving the knowledge and skills of farmer groups (partners) about the introduction of drip irrigation technology and how to cultivate Balinese cattle (feeding and management of livestock waste handling) as solid organic fertilizer for plants. Furthermore, the team provides sustainable assistance by conducting regular visits to farmers and reviewing land preparation, planting and post-harvest later. From the above PkM activities, it can be concluded that in general, the implementation of PkM activities with training activities, demonstrations of methods, assistance in making bokashi fertilizer to the cultivation of horticultural plants on partner land has been successfully carried out and has a significant impact on increasing partner knowledge about the benefits of integration between Balinese cattle cultivation and horticultural plants and using the application of drip irrigation technology and handling waste (livestock manure) into fertilizer solid organic and its application for plants.