Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Rasionalisme Empirisme Dan Pluralisme Serta Hubungannya Dengan Teori Kebenaran Rizqatul Auliya; La Ode Yusri Tumada; Muhammad Nasir Siola; Marillang
Gudang Jurnal Multidisiplin Ilmu Vol. 3 No. 1 (2025): GJMI - JANUARI
Publisher : PT. Gudang Pustaka Cendekia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59435/gjmi.v3i1.1294

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengulas tentang Rasionalisme Empiris dan Pluralisme dalam hubungan pada teori kebenaran. Terdapat dua tujuan pokok pada pembahasan ini, yakni menenai definisi rasionalisme, empiris serta pluraslime dan hubungan ketia terma tersebut dengan teori kebenaran. Metode digunakan pada penelitian ini adalah penelitian pustaka dengan pendekatan konseptual. Data ynagdigunakan bersumber dari literatur yang membahas tentang filsafat ilmu. Data yang terkumpul kemudian dianalisis menggunakan teknik analisis deksriptif kualitatif. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa, Rasionalisme menekankan akal dan logika sebagai sumber utama pengetahuan, sedangkan empirisme mengutamakan pengalaman inderawi yang dapat diuji dan diamati. Pluralisme, di sisi lain, menekankan pentingnya keberagaman pendekatan dan perspektif untuk memahami kompleksitas dunia. Ketiganya mencerminkan keragaman cara memahami dan menetapkan kebenaran, di mana rasionalisme dan empirisme menawarkan jalur utama, sementara pluralisme mengintegrasikan berbagai pendekatan secara saling melengkapi.
Sarana Berpikir Ilmiah Rismah; Muhammad Nasir Siola; Marillang
Gudang Jurnal Multidisiplin Ilmu Vol. 3 No. 1 (2025): GJMI - JANUARI
Publisher : PT. Gudang Pustaka Cendekia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59435/gjmi.v3i1.1345

Abstract

Di era informasi yang sangat terbuka saat ini, pemahaman tentang cara berpikir ilmiah menjadi semakin penting. Kemampuan ini memungkinkan seseorang berpikir secara kritis, analitis, dan sistematis ketika menghadapi informasi baru atau kompleks. Dengan penguasaan ini, individu dapat membedakan antara informasi yang valid dan yang bias atau tidak berdasar. Oleh karena itu, berpikir ilmiah bukan hanya relevan bagi ilmuwan atau peneliti, tetapi juga bagi masyarakat umum sebagai bagian dari upaya meningkatkan literasi dan memahami dunia secara lebih objektif serta terukur. Penguasaan sarana berpikir ilmiah membuka peluang untuk memperluas pengetahuan dan mendukung kemajuan ilmu pengetahuan serta teknologi yang lebih berdampak dan berkelanjutan. Hasil kajian menunjukkan bahwa sarana berpikir ilmiah adalah kumpulan metode dan alat yang digunakan untuk memahami fenomena secara objektif dan sistematis. Pemikiran ilmiah menuntut adanya struktur yang dapat diuji, diulang, dan diukur sehingga menghasilkan kesimpulan yang dapat dipercaya. Sarana ini melibatkan berbagai aspek penting dalam proses penalaran dan analisis. Salah satu aspek utamanya adalah logika, yang menjadi dasar menjaga konsistensi dalam penalaran ilmiah. Logika deduktif, yang bergerak dari prinsip umum ke kasus khusus, dan logika induktif, yang berawal dari kasus khusus menuju kesimpulan umum, membantu ilmuwan menarik kesimpulan yang koheren dan bebas dari kontradiksi. Sebagai ilustrasi, melalui logika deduktif, seorang ilmuwan dapat memahami fenomena tertentu berdasarkan prinsip-prinsip dasar yang telah terbukti benar.
Struktur dan Hierarki Ilmu : Menurut Filsafat Ilmu dan Menurut Ilmu Islam (al-Farabi dan al-Ghazali) Sayid Khafid Abdillah; Hendrawan; M Nasir Siola; Marillang
Gudang Jurnal Multidisiplin Ilmu Vol. 3 No. 1 (2025): GJMI - JANUARI
Publisher : PT. Gudang Pustaka Cendekia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59435/gjmi.v3i1.1369

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahuai secara komprehensif mengenai hierarki dan struktur ilmu menurut Imam al-Farabi dan Imam al-Ghazali. Penelitian ini menggunakan metode liblari research (kepustakaan) dengan pendekatan konseptual. Sumber data penelitian ini berasal dari literatur yang membahas mengenai struktur ilmu menurut Imam al-Farabi dan Imam al-Ghazali. Data yang terkumpul kemudian dilakukan analisis menggunakan analisis kualitatif. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Struktur dan hierarki ilmu merupakan aspek krusial dalam memahami hubungan antar cabang ilmu serta proses perkembangan ilmu itu sendiri. Filsafat ilmu dan pandangan ilmu dalam Islam, seperti yang dikemukakan oleh al-Ghazali dan al-Farabi, menawarkan pendekatan yang berbeda terkait topik ini. Filsafat ilmu cenderung berfokus pada peranan akal dan pengalaman dalam proses penggalian pengetahuan. Ilmu dikelompokkan berdasarkan objek kajian dan metode yang digunakan. Sebaliknya, ilmu dalam pandangan Islam dipahami sebagai anugerah wahyu dari Allah SWT, yang wajib dipelajari dan diamalkan demi meraih kebahagiaan di dunia maupun di akhirat. Dalam Islam, struktur dan hierarki ilmu disusun berdasarkan tingkat kebenarannya dan manfaatnya bagi manusia. Memahami perbedaan perspektif ini memberikan pandangan yang lebih menyeluruh tentang ilmu pengetahuan dan perannya dalam kehidupan manusia. Selain itu, hal ini juga membantu menyelaraskan pengetahuan dengan nilai-nilai moral dan spiritual, sehingga ilmu dapat dimanfaatkan untuk kebaikan dan kemaslahatan umat manusia