Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

Karakteristik Kejadian ADRs Pada Penggunaan Antibiotik Beta-Laktam di RSUD Bendan Kota Pekalongan: Characteristic of The Incidence of ADRs in The Use of Beta-Lactam Antibiotics at Bendan Hospital, Pekalongan City Muna, Asti; Musa Fitri Fatkhiya
BENZENA Pharmaceutical Scientific Journal Vol 3 No 02 (2024): BENZENA PHARMACEUTICAL SCIENTIFIC JOURNAL
Publisher : Universitas Pekalongan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31941/benzena.v3i02.5507

Abstract

Kejadian Adverse Drug Reactions (ADRs) merupakan permasalahan yang terjadi pada penatalaksanaan terapi yang memberikan dampak merugikan dimana kejadian ini membuat efek terapeutik menjadi tidak maksimal bahkan dapat berujung pada kematian. Salah satu obat yang menyebabkan ADRs paling banyak pada beberapa kasus adalah antibiotik beta-laktam. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik kejadian ADRs pada pasien yang menggunakan antibiotik beta-laktam di RSUD Bendan selama bulan November 2024. Penelitian ini merupakan jenis penelitian observasional non eksperimental dengan rancangan cross sectional, secara prospektif. Pengambilan data menggunakan teknik purposive sampling yang sesuai dengan kriteria inklusi. Variabel penelitian ini adalah karakteristik kejadian ADRs pada pasien berdasarkan usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan, pekerjaan, antibiotik penyebab ADRs, obat untuk mengatasi ADRs, durasi waktu penggunaan, dan biaya medis langsung. Subjek penelitian dilakukan wawancara dan diberikan kuisioner algoritma Naranjo serta formulir MESO untuk mengetahui skala probabilitas ADRs dan manifestasi klinis yang timbul. Data karakteristik dianalisis menggunakan Microsoft Excel yang disajikan secara deskriptif dalam bentuk persentase. Hasil penelitian didapatkan dari 30 responden yang menggunakan antibiotik beta-laktam, sebanyak 9 orang (30%) mengalami kejadian ADRs dan sebanyak 21 orang (70%) tidak mengalami kejadian ADRs. Karakteristik kejadian ADRs pada pasien yang paling banyak pada usia >50 tahun (55,56%), berjenis kelamin perempuan (66,67%), pendidikan terakhir tingkat SD (44,44%), pekerjaan IRT (33,33%), antibiotik cefixime penyebab ADRs (88,89%), durasi penggunaan selama 5 hari (88,89%), dan biaya medis langsung < Rp50.000 (66,67%). Hasil skoring Naranjo dari 30 responden menunjukkan skala interpretasi doubtful (3,33%), possible (66,67%), probable (16,67%), dan definite (13,33%). Manifestasi klinis kejadian ADRs penggunaan antibiotik beta-laktam yang dilaporkan berupa mual, sakit, perut, gatal pada kulit, bintik pada kulit, sembelit, dan pusing. Kata kunci: Antibiotik beta-laktam, Karakteristik, Kejadian ADRs, Algoritma Naranjo