Abstrak DM merupakan penyakit kronis karena ketidakmampuan tubuh untuk memproduksi hormon insulin atau penggunaan insulin yang tidak efektif. Upaya strategis dalam mengendalikan resiko penyakit tidak menular mengacu pada penerapan strategi paradigma sehat dan pemberdayaan masyarakat melalui penguatan posbindu. Kader posbindu mempunyai peran penting sebagai koordinator dan penggerak masyarakat dalam penyelenggaraan posbindu. Upaya peningkatan pengetahuan, sikap dan keterampilan kader menjadi sangat penting, salah satunya melalui pelatihan kader tentang konsep Diabetes Melitus dan pengelolaan posbindu. Metode yang dilakukan berupa pelatihan kader Posbindu kelurahan linggajaya wilayah kerja puskesmas sambongpari Kota Tasikmalaya, pada populasi berjumlah 36 orang. Analisis hasil pre-test dan post-test dilakukan dengan menggunakan teknik analisis uji normalitas data, uji univariat, dan uji bivariat. Uji normalitas data dilakukan dengan cara membandingkan antara nilai kurtosis dengan Std Error. Hasil uji normalitas diperoleh nilai diperoleh nilai 0,7 dan 0,2. hal ini menunjukkan kedua variable terdistribusi data yang normal. Rerata skor pengetahuan sebelum edukasi adalah 64,83 dengan standar deviasi 7,05 dan setelah intervensi 88,06 dengan standar deviasi 4,91. Kenaikan rata-rata skor pengetahuan setelah dilakukan edukasi Diabetes Melitus sebesar 23,2 poin. Kesimpulan pelatihan kader Posbindu di kelurahan Linggajaya wilayah kerja Puskesmas Sambongpari, secara signifikan telah berhasil meningkatkan pengetahuan kader tentang penatalaksanaan penyakit Diabetes Melitus dan pengelolan Posbindu. Kader posbindu yang sudah dilatih diharapkan menjadi penggerak masyarakat yang efektif dalam meningkatkan kesehatan masyarakat dan dapat berperan sebagai fasilitator dalam menyampaikan informasi edukasi kepada masyarakat luas. Abstract DM is a chronic disease due to the body's inability to produce the hormone insulin or ineffective use of insulin. Strategic efforts in controlling the risk of non-communicable diseases refer to the implementation of a healthy paradigm strategy and community empowerment through strengthening posbindu. Posbindu cadres have an important role as coordinators and community mobilizers in the implementation of posbindu. Efforts to improve the knowledge, attitudes and skills of cadres are very important, one of which is through cadre training on the concept of Diabetes Mellitus and posbindu management. The method used was training Posbindu cadres in the linggajaya village of the sambongpari health center working area of Tasikmalaya City, in a population of 36 people. Analysis of pre-test and post-test results was carried out using data normality test analysis techniques, univariate tests, and bivariate tests. Data normality test is done by comparing the kurtosis value with Std Error. The normality test results obtained values obtained values of 0.7 and 0.2. this indicates both variables are normally distributed data. The mean knowledge score before education was 64.83 with a standard deviation of 7.05 and after intervention 88.06 with a standard deviation of 4.91. The average increase in knowledge score after Diabetes Mellitus education was 23.2 points. In conclusion, the training of Posbindu cadres in Linggajaya village, Sambongpari Health Center working area, has significantly improved cadres' knowledge of Diabetes Mellitus disease management and Posbindu management. Posbindu cadres who have been trained are expected to be effective community mobilizers in improving public health and can act as facilitators in delivering educational information to the wider community.