Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Collaborative governance in food policy affairs: an examination of peatland damage mitigation strategies In Sungai Apit Regency, Indonesia Albintani, Muchid; Susanto, Agus; Notatema Zebua, Ben Hansel; Wasillah, Asiah; Harirah, Zulfa; Ismandianto, Ismandianto
Otoritas : Jurnal Ilmu Pemerintahan Vol. 15 No. 2 (2025): (August 2025)
Publisher : Department of Government Studies, Universitas Muhammadiyah Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26618/ojip.v15i2.17379

Abstract

The degradation of peatlands attributable to anthropogenic activities, including the conversion of land for agricultural purposes and unsustainable land use practices, has culminated in a reduction of local food productivity and has adversely impacted food security in the Sungai Apit Subdistrict of Siak Regency, Indonesia. This research endeavor seeks to critically assess the efficacy of collaborative governance in the amelioration of peatland degradation and its ramifications on food policy. The methodological framework employed in this study is qualitative descriptive, utilizing data collection techniques that encompass comprehensive interviews, empirical field observations, and rigorous document analysis. The results indicate that institutional frameworks and leadership dynamics are pivotal dimensions that significantly affect the efficacy of collaborative efforts, notwithstanding the observed weakness in coordination among stakeholders. The predominance of governmental authority in decision making processes, coupled with a general lack of public awareness regarding the significance of peatland conservation, constitutes substantial barriers to progress. As a strategic intervention, the implementation of food diversification initiatives, such as the cultivation of hybrid coconuts, maize, and sweet potatoes, is advocated to mitigate reliance on rice and to enhance local food security. The study advocates for the fortification of participatory platforms, the enhancement of cross-sectoral coordination, along with community empowerment through educational programs and innovations in eco-technology. By adopting a more inclusive approach to collaborative governance, there exists a potential to foster sustainable food systems within regions characterized by vulnerable ecosystems, such as peatlands.
Kebijakan Perlindungan Lahan Pertanian Pangan Dalam Upaya Membangun Ketahanan Pangan Di Kecamatan Sabak Auh Albintani, Muchid; Susanto, Agus; Notatema Zebua, Ben Hansel; Wasillah, Asiah; Harirah MS, Zulfa
Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat Nusantara Vol. 5 No. 4 (2024): Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat Nusantara (JPkMN) Edisi September - Desembe
Publisher : Lembaga Dongan Dosen

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55338/jpkmn.v5i4.4706

Abstract

Sistem ketahanan pangan hendaknya disinergikan dengan melibatkan antar-pelaku dan antar-daerah sebagai kunci keberhasilan daerah dalam program ekonomi kerakyatan dan pengentasan kemiskinan. Akantetapi jika melihat kondisi dan permasalahan alih fungsi lahan pertanian, termasuk sawah menjadi perkebunan kelapa sawit di Kabupaten Siak, maka perlu adanya peranan Pemerintah Daerah Kabupaten Siak dalam merumuskan konsep pengendalian alih fungsi lahan pertanian menjadi perkebunan dan Permukiman Penduduk untuk mendukung terwujudnya ketahanan pangan di Kecamatan Sabak Auh. Produksi pangan yang belum memenuhi kebutuhan konsumsi pangan di Kecamatan Sabak Auh menjadi salah satu persoalan penting dalam pembangunan daerah di era otonomi daerah, dimana kewenangan pembangunan pertanian telah dilimpahkan kepada pemerintah daerah. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Ketahanan Pangan di Kecamatan Sabak Auh memerlukan keputusan politik yang berpihak dan menguntungkan bagi pelaku agribisnis pangan untuk mengatasi masalah pemenuhan kebutuhan atas konsumsi pangan sebagai sumber energi dan protein. Persoalan mendasarnya adalah program peningkatan ketahanan pangan yang dirancang dalam rencana strategis jangka pendek dan jangka menengah belum menunjukkan hasil yang nyata di Kecamatan Sabak Auh, dan sampai saat ini Kecamatan Sabak Auh belum mampu memenuhi meningkatkan angka Produksi Pangan, yang terjadi adalah bahwa alihfungsi lahan semakin masif masih terjadi di Kecamatan Sabak Auh, dan artinya secara tidak langsung program peningkatan ketahanan pangan di Kecamatan Sabak Auh belum berhasil.