This research aims to uncover the overall meaning of the poem Jurang Musim and to prove that the comprehensive meaning of this poem cannot be determined solely through the interpretation of specific words, lines, or stanzas. The data in this study is collected using recording techniques from the observation method. The data is then analyzed using Michael Riffaterre's semiotic approach, so the data analysis steps include reading the poem heuristically hermeneutically and determining the hypogram, then concluding with determining the matrix, model, and meaning. The results of this study indicate that the overall meaning of the poem Jurang Musim cannot be captured solely through the interpretation of specific words, lines, or stanzas. Furthermore, this study also found that the poem's meaning describes that individuals who are accustomed to living an easy life in the past tend not to have resilient characters. As a result, when they enter the next phase of life, they are unable to effectively face the onset of late-coming difficult times. AbstrakPenelitian ini bertujuan mengungkap makna keseluruhan puisi Jurang Musim dan membuktikan bahwa makna komprehensif puisi ini tidak bisa hanya ditentukan melalui interpretasi terhadap kata, baris, atau bait tertentu. Data dalam penelitian ini dikumpulkan dengan teknik rekam dari metode simak. Data tersebut selanjutnya dianalisis dengan pendekatan semiotika Michael Riffaterre sehingga langkah analisis data dalam penelitian ini adalah membaca puisi secara heuristik dan hermeneutik, serta menentukan hipogram, lalu diakhiri dengan menentukan matriks, model, dan makna. Hasil penelitian ini memperlihatkan bahwa makna keseluruhan dari puisi Jurang Musim tidak dapat hanya ditangkap melalui interpretasi terhadap kata, baris, atau bait tertentu. Selain itu, penelitian ini juga menemukan bahwa makna puisi ini menggambarkan bahwa individu yang terbiasa menjalani kehidupan mudah di masa lampau cenderung tidak memiliki karakter yang tangguh. Akibatnya, ketika mereka memasuki fase berikutnya dalam hidup, mereka tidak mampu menghadapi dengan efektif datangnya masa-masa sulit yang terlambat.