Abstrak: Pembuatan kerupuk sepenuhnya dilakukan secara manual, sehingga membutuhkan waktu yang lama dan tenaga kerja yang banyak terutama pada proses pengirisan. Tujuan pendampingan adalah menerapkan alat pengiris untuk meningkatkan produktivitas kerupuk yang dihasilkan. Kegiatan pendampingan menggunakan 2 metode yaitu penyuluhan tentang pengaruh penerapan alat pengiris dalam pembuatan kerupuk dan praktik menggunakan alat pengiris kerupuk. Adapun sasaran utama kegiatan ini adalah tiga kelompok yang terlibat dalam pembuatan kerupuk baik itu pemilik usaha maupun tenaga kerja dengan total 18 orang terdiri dari 15 orang tenaga kerja dan 3 orang adalah pemilik usaha. Setelah kegiatan selesai dilaksanakan kegiatan pengabdian dievaluasi dengan cara wawancara menggunkan kuesioner. Hasil yang didapatkan setelah kegiatan pendampingan dilakukan dengan menerapkan alat pengiris kerupuk yaitu mampu meningkatkan pengetahuan, keterampilan masyarakat sebesar 95%, pengirisan dapat dilakukan lebih cepat dan kebutuhan tenaga kerja lebih sedikit karena 85% alat pengiris kerupuk tersebut mampu dioperasikan dengan baik serta dapat meningkatkan produktivitas kerupuk dari 25% menjadi 65%.Abstract: Making crackers is completely done manually, so it takes a long time and a lot of labor, especially in the slicing process. The purpose of the assistance is to apply a slicer to increase the productivity of the crackers produced. Mentoring activities use 2 methods, namely counseling about the effect of the application of a slicer in making crackers and the practice of using a cracker slicer. The main targets of this activity were three groups involved in making crackers, both business owners and workers with a total of 18 people consisting of 15 workers and 3 business owners. After the activities are completed, the service activities are evaluated by means of interviews using a questionnaire. The results obtained after the mentoring activity was carried out by applying the cracker slicer were able to increase knowledge, community skills by 95%, slicing could be done faster and the need for labor was less because 85% of the cracker slicer were able to operate properly and could increase the productivity of crackers from 25% to 65%.