Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Pemberdayaan Masyarakat Melalui Pemanfaatan Sampah Organik dengan Membuat Pupuk Kompos Rahmawati, Syifa; Nurlela, Arni; Rahmat, Ilma Amaliyyah; Oktaviona Putri, Ega; Arrahman, Wulandary A’idah; Martin Jeremy, Joel Guruh; Windari, Ageng Sri; Muharry, Andy
Jurnal Penyuluhan dan Pemberdayaan Masyarakat Vol. 4 No. 1 (2025): Jurnal Penyuluhan dan Pemberdayaan Masyarakat
Publisher : CV. Era Digital Nusantara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59066/jppm.v4i1.968

Abstract

Menurut World Health Organization (WHO), sampah adalah sesuatu yang tidak digunakan, tidak dipakai, tidak disenangi, atau sesuatu yang dibuang yang berasal dari kegiatan manusia dan tidak terjadi dengan sendirinya. Berdasarkan data Sistem Informasi Pengelolaan Sampah Nasional (SIPSN) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) tahun 2023, per 24 Juli 2024, hasil input dari 290 kabupaten/kota di seluruh Indonesia menunjukkan jumlah sampah yang dihasilkan Mencapai 31,9 juta ton dari total produksi sampah dalam negeri, 63,3% atau 20,5 juta ton. Sampah tersebut merupakan sampah yang dapat dikelola, sedangkan sisanya sebesar 35,67% atau 11,3 juta ton merupakan sampah yang tidak dikelola. Untuk mengurangi dan mengelola permasalahan sampah, perlu diterapkan sistem pengelolaan yang komprehensif dan berkelanjutan. Oleh karena itu, perlukan dilakukannya sebuah program pemberdayaan untuk mengatasi tantangan dalam pengelolaan sampah termasuk di RT02/RW02 Kp.Warung Nyantong, Kelurahan Sumelap, Kota Tasikmalaya. Program pemberdayaan ini bertujuan untuk membangun sistem pengelolaan sampah yang berkelanjutan dan efektif di Kp. Warung Nyantong. Pemberdayaan ini akan mengatasi masalah pengelolaan sampah dengan fokus pada pengolahan sampah organik menjadi kompos. Sampah organik, seperti sisa makanan dan limbah pertanian, merupakan bagian besar dari total sampah yang dihasilkan. Dengan demikian, diharapkan permasalahan sampah di Kp. Warung Nyantong dapat teratasi secara efektif.
Implementasi Program SAJABRICK (Sampah Anorganik Jadi Ecobrick) Di Dusun Pagerbatu Desa Batulawang Kecamatan Pataruman Kota Banjar Tahun 2025 Hairunnisa, Natasya; Nuryana, Rafi Ashari; Wulandari, Annisa Try; Nuradila, Risma Najmi; Zandra, Sephia; Asyifa, Zsazsa; Windari, Ageng Sri; Gunawati, Fitria Pancara; Salsabila, Aisyah; Kurniasih, Ai; Elhakim, Nazma Izzati Arva; Sathiah N.A., Siti Faridah; Gustaman, Rian Arie
Jurnal Pengabdian Sosial Vol. 2 No. 4 (2025): Februari
Publisher : PT. Amirul Bangun Bangsa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59837/ettbcz31

Abstract

Peningkatan kualitas kesehatan masyarakat memerlukan solusi inovatif untuk mengatasi permasalahan lingkungan yang menjadi penyebab utama penyakit. Di Dusun Pagerbatu, penyakit Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) menjadi salah satu masalah kesehatan utama yang dipicu oleh kebiasaan pembakaran sampah. Berdasarkan hasil community diagnosis melalui Praktik Belajar Lapangan (PBL), ditemukan bahwa pengelolaan sampah yang tidak baik merupakan determinan utama masalah ISPA. Intervensi yang diprioritaskan menggunakan analisis SWOT kuantitatif menunjukkan bahwa strategi diversifikasi melalui pengelolaan sampah berbasis ecobrick merupakan pendekatan yang efektif. Program SAJABRICK (Sampah Anorganik Jadi Ecobrick) diluncurkan sebagai langkah konkret untuk mencegah pembakaran sampah, meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pengelolaan limbah, serta menciptakan nilai ekonomi baru dari sampah anorganik. Program ini melibatkan kegiatan seperti pelatihan pembuatan ecobrick, pembentukan struktur pengelolaan, serta sosialisasi kepada masyarakat. Hasil evaluasi menunjukkan bahwa lebih dari 69% peserta mengalami peningkatan pengetahuan tentang pengelolaan sampah. Selain itu, program ini berhasil mengurangi kebiasaan pembakaran sampah, meningkatkan kualitas udara, dan memberikan dampak ekonomi positif bagi masyarakat. Kesimpulannya, SAJABRICK tidak hanya menjadi solusi untuk menekan angka ISPA di Dusun Pagerbatu, tetapi juga mendorong terciptanya masyarakat yang lebih peduli lingkungan dan mandiri dalam mengelola sampah. Program ini dapat menjadi model intervensi kesehatan masyarakat berbasis lingkungan yang berkelanjutan.