Penelitian ini mengkaji dinamika pengembangan kurikulum di Indonesia dengan fokus pada penerapan prinsip deep learning dalam Pendidikan Pancasila. Metode yang digunakan adalah studi pustaka dengan menganalisis literatur, regulasi pendidikan, dan hasil penelitian yang relevan terkait perkembangan kurikulum periode 2000–2025. Hasil kajian menunjukkan bahwa kurikulum nasional bersifat dinamis dan secara berkala diperbarui setiap 6–10 tahun untuk menyesuaikan diri dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, arus globalisasi, serta tuntutan masyarakat, meskipun tetap berpijak pada landasan filosofis, psikologis, sosiologis, dan yuridis sebagai fondasi utama. Kurikulum Merdeka yang diterapkan saat ini menjadi inovasi terbaru dengan menekankan integrasi kompetensi abad ke-21, khususnya keterampilan berpikir kritis, kreativitas, kolaborasi, dan komunikasi yang dianggap penting dalam menghadapi era disrupsi. Selain itu, pembelajaran berbasis proyek dirancang untuk menciptakan pengalaman belajar yang kontekstual, menumbuhkan rasa ingin tahu, serta mendorong siswa bekerja sama dalam menyelesaikan masalah nyata. Kurikulum Merdeka juga menempatkan penguatan karakter sebagai prioritas melalui Profil Pelajar Pancasila yang mencakup nilai religiusitas, kemandirian, gotong royong, kebinekaan global, nalar kritis, dan kreativitas. Dengan demikian, penerapan kurikulum ini diharapkan tidak hanya menghasilkan peserta didik yang adaptif dan responsif terhadap perubahan, tetapi juga mampu menginternalisasi nilai-nilai Pancasila secara mendalam sebagai landasan moral dan etika dalam kehidupan sehari-hari.