Karet alam adalah salah satu komoditi perkebunan yang memiliki peranan penting dalam hal perekonomian negara. Karet merupakan salah satu sumber daya alam hayati yang sangat potensial dan berlimpah di Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh termal koagulan terhadap proses koagulasi, waktu koagulasi, laju kalor yang digunakan untuk termal koagulan, dan analisis termal koagulan. Terdapat 2 termal koagulan yang digunakan yaitu termal koagulan secara tradisional (TKT) dengan menggunakan kayu bakar dan termal koagulan secara modern (TKM) dengan menggunakan oven laboratorium. Termal koagulan dilakukan dengan variasi berat lateks 0,5 kg, 0,75 kg, 1 kg, 1,25 kg, dan 1,5 kg pada temperatur TKT api sedang 600C ā 1000C, temperatur api besar 1100Cā1500C dan temperatur TKM 1450C. Hasil penelitian diperoleh termal koagulan dapat menggumpalkan lateks. Termal koagulan diperoleh waktu termal TKT lebih cepat dibandingkan dengan TKM. Kalor yang dihasilkan untuk TKM lebih besar dari kalor yang dihasilkan oleh TKT, dan semakin besar variasi berat lateks, semakin banyak kalor yang dihasilkan untuk koagulan termal. Laju kalor TKM lebih tinggi dibandingkan dengan laju kalor TKT, dan semakin besar nilai variasi berat lateks maka semakin rendah pemanasan yang dihasilkan. Koagulasi termal ini dapat membantu masyarakat petani karet untuk menggumpalkan lateks secara lebih ekonomis dan efisien, dan bahwa termal koagulan ini mengarah pada produksi karet sebagai bahan baku yang disimpan dalam bentuk padat untuk proses depolimerisasi dengan pirolisis menjadi bentuk hidrokarbon terbarukan.