SD 19 pagi Pal Merah masih menerapkan pembelajaran berdasarkan instruksi dari guru, sehingga siswa belum optimal untuk berpikir lebih kritis dalam pemecahan masalah terutama pemecahan masalah dengan menggunakan alat bantu seperti Coding. Faktor utama yang mempengaruhi hal ini adalah kurangya literasi digital baik guru maupun siswa, dan kurangnya pembelajaran tentang pemecahan masalah yang relevan dengan dunia nyata seperti pada bidang industri. Pengabdian kepada masyarakat ini telah berhasil meningkatkan literasi digital siswa dan mengenalkan kepada siswa cara menggunakan kode untuk mengatasi masalah terkait industri dengan cara yang menarik dan menyenangkan. Penjelasan dan diskusi tentang proses produksi cokelat sebagai contoh masalah industri mengawali sesi ini, yang juga memberikan peserta praktik langsung menggunakan Scratch untuk mengatasi tantangan tersebut. Dengan demikian, dengan menggunakan Scratch, siswa sebagai peserta mampu memahami bagaimana cokelat dibuat dari bahan dasar menjadi produk jadi. Evaluasi yang dilakukan sebelum dan sesudah latihan memberikan bukti akan hal ini. Sebelumnya, hanya 22% siswa yang memahami masalah dalam proses produksi suatu produk; kini, 91% siswa memahaminya. Sementara itu, persentase siswa yang menggunakan teknologi untuk mengatasi masalah meningkat dari 13% di awal menjadi 83%, yang mampu memahami dan menggunakan perangkat teknis seperti Scratch untuk mengatasi kendala dalam proses produksi ini.