Keterampilan berpikir kritis pada anak sangat penting untuk mempersiapkan anak menghadapi dunia yang menuntut kemampuan analisis dan pengambilan keputusan yang kuat. Namun, banyak orang tua, terutama ibu rumah tangga, masih kurang memiliki pemahaman dan strategi yang diperlukan untuk menerapkan keterampilan ini dalam lingkungan belajar berbasis rumah. Kondisi ini diamati di lingkungan RT/RW 04/09 di Kelapa Dua, Depok, di mana kegiatan rumah tangga sehari-hari dengan potensi pendidikan tinggi kurang dimanfaatkan sebagai kesempatan belajar. Kegiatan pengabdian masyarakat ini bertujuan untuk memberikan pelatihan dan bimbingan kepada ibu rumah tangga tentang penerapan strategi berpikir kritis melalui tugas-tugas rumah tangga yang sudah dikenal dan perangkat digital sederhana. Metode yang digunakan meliputi ceramah singkat, diskusi kelompok, simulasi kegiatan rumah tangga sebagai industri mini, dan demonstrasi aplikasi pendidikan seperti ScratchJr dan Blockly. Hasil menunjukkan adanya peningkatan skor pemahaman dari rata-rata 58% pada pre-test menjadi 86% pada post-test. Peserta juga mampu merancang pertanyaan kritis berdasarkan konteks kehidupan sehari-hari. Pelatihan ini membuktikan bahwa pendekatan kontekstual dan partisipatif secara efektif meningkatkan kapasitas ibu sebagai fasilitator berpikir kritis di rumah. Disarankan agar program serupa dikembangkan menjadi inisiatif berkelanjutan dan kolaboratif di antara warga untuk memperkuat ekosistem pembelajaran berbasis keluarga.
                        
                        
                        
                        
                            
                                Copyrights © 2025