Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

Hubungan Penggunaan Teknologi Media Sosial Dengan Gangguan Mental Emosional Remaja di SMAN 1 Kabila: The Relationship Between The Use Of Social Media Technology And Emosional Mental Disorders In Adoelesscents (Student) At Sman (State Senior High School) 1 Kabila Lanjahi, Nurhayati; Laksmyn Kadir; Nikmatisni Arsad
Jurnal Kolaboratif Sains Vol. 8 No. 1: Januari 2025
Publisher : Universitas Muhammadiyah Palu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56338/jks.v8i1.6938

Abstract

Media sosial menjadi salah satu teknologi yang banyak dicoba oleh para remaja untuk memenuhi kebutuhan interaksi sosialnya. Media sosial merupakan sebutan yang kerap digunakan untuk merujuk pada wujud media baru yang mengaitkan interaktif partisipasi. Konten media sosial yang sering diakses antara lain Facebook, Instagram, Youtube, Google, Twitter dan Tiktok. Kesehatan mental ialah keadaan kesejahteraan di mana individu menyadari kemampuannya, dapat mengatasi tekanan kehidupan dengan normal, dapat bekerja secara produktif serta mampu memberikan kontribusi kepada lingkungan sekitarnya. Tujuan penelitian yaitu untuk menganalisis hubungan penggunaan teknologi media sosial terhadap gangguan mental emosional remaja di SMAN 1 Kabila. Jenis penelitian survei analitik dengan pendekatan cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas 11 dan 12 SMAN 1 Kabila, yang berjumlah 906 siswa dan sampel yang diperoleh sebanyak 277 sampel. Penentuan sampel menggunakan teknik probability sampling dengan jenis metode Probability Random Sampling. Analisis data menggunakan statistic Chi-Square. Hasil penelitian penggunaan media sosial (p-value=0,001), ada hubungan secara signifikan terhadap gangguan mental emosional. Remaja disarankan untuk membatasi waktu bermain media sosial, lebih banyak menghabiskan waktu dengan teman dan keluarga, bisa seimbang antara bermain media sosial dengan keperluan lain dan jangan ragu untuk mendapatkan bantuan profesional kesehatan mental, seperti psikolog atau konselor, jika merasa cemas, stress, dan kesulitan menjaga kesehatan mental.