Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Pelayanan Penggembalaan Menurut Alkitab dan Implikasinya Bagi Hamba Tuhan Masa Kini Elosak, Esau; Rasinus, Rasinus; Samiun, Jothan
Journal of Knowledge and Collaboration Vol. 1 No. 5 (2024): Journal of Knowledge and Collaboration
Publisher : Arbain Publishing

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59613/23jv2342

Abstract

Penggembalaan, sebagaimana dijelaskan dalam Alkitab, merupakan konsep yang mendalam dan komprehensif, terutama dalam konteks pemeliharaan domba oleh seorang gembala. Di Israel kuno, gembala memiliki peran krusial dalam memastikan keselamatan dan kesejahteraan domba-domba di padang gurun yang tandus, berbeda dengan kondisi di Indonesia yang memungkinkan ternak mencari makanan sendiri. Gambarannya dalam Alkitab menggambarkan Tuhan sebagai Gembala Agung yang memelihara umat-Nya dengan penuh perhatian dan pengorbanan (Mazmur 23; Yohanes 10). Mandat penggembalaan, yang tidak hanya terbatas pada gembala sidang, melibatkan setiap orang percaya untuk saling menggembalakan, mengikuti teladan Kristus yang rela menyerahkan nyawanya (Yohanes 21:15-17; 1 Yohanes 3:16). Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan gambaran dan prinsip penggembalaan menurut Alkitab, serta aplikasinya bagi gembala sidang di Gereja Kristen Kitel (GKKI) Filadelfia Kilisan Tulem. Metode penelitian ini melibatkan analisis literatur Alkitabiah dan observasi pelayanan penggembalaan dalam konteks gereja lokal. Penelitian ini diharapkan memberikan kontribusi penting bagi Sekolah Tinggi Teologi (STT) RUMASEB Wamena dalam mempersiapkan hamba Tuhan yang memahami dan mengimplementasikan tugas penggembalaan secara efektif. Juga, memberikan masukan bagi hamba Tuhan tentang nilai dan tanggung jawab penggembalaan serta menjadi dasar untuk penelitian lebih lanjut mengenai pentingnya pelayanan penggembalaan dalam konteks kekinian.
Peranan Gembala Sebagai Pemimpin Pertumbuhan Jemaat Di GKII Betel Daerah Tagime Wenda, Erius; Widiono, Gideon; Samiun, Jothan
Journal of Knowledge and Collaboration Vol. 1 No. 8 (2024): Journal of Knowledge and Collaboration
Publisher : Arbain Publishing

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59613/gjsq0113

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis peran gembala dalam pertumbuhan rohani jemaat dan mengidentifikasi faktor-faktor penghambat dalam pelayanan penggembalaan di GKII Jemaat Betel Tagime, Papua. Jemaat Betel Tagime yang merupakan jemaat induk dari beberapa jemaat di sekitarnya, mengalami kemacetan dalam pelayanan akibat konflik internal, masalah moralitas, serta kurangnya peran gembala dalam pastoral dan konseling. Konflik sosial, terutama yang melibatkan perpecahan marga dan kasus perselingkuhan, telah menyebabkan perpecahan jemaat yang mengakibatkan stagnasi dalam pertumbuhan rohani. Penelitian ini juga menemukan bahwa banyak gembala lebih fokus pada pembangunan fisik gereja, sehingga pelayanan rohani kepada jemaat menjadi terabaikan. Untuk mengatasi masalah ini, penelitian ini merekomendasikan peningkatan peran gembala dalam pelayanan pastoral, penyelenggaraan Kebaktian Kebangunan Rohani (KKR) dan seminar rohani secara teratur, serta upaya rekonsiliasi di antara jemaat dan gembala. Dengan implementasi strategi-strategi tersebut, diharapkan jemaat Betel Tagime dapat kembali mengalami pertumbuhan rohani yang signifikan dan menjadi jemaat yang berdampak positif di wilayahnya.
Nomadic Culture in Relation to Christian Faith Wetapo, Welius; Samiun, Jothan; Yikwa, Komanius
Side: Scientific Development Journal Vol. 2 No. 5 (2025): Side: Scientific Development Journal
Publisher : Arbain Publishing

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59613/dyd8hp60

Abstract

The Baliem Valley is considered the center of civilization in the Papua Highlands. Its rich cultural diversity has made the Baliem Valley well known both nationally and internationally. Many traditional practices are still preserved to this day. One such tradition is the culture of Nomat. Prior to the arrival of the Gospel in the Baliem Valley, this practice was known as Wakun, but later the name was changed to Nomat. Nomat is a tradition of giving or repaying gratitude in anticipation of a person’s death. It is carried out by the family of the sick person as a form of payment or appreciation to the maternal uncles and aunts (the siblings of the patient’s mother) or to others who have contributed significantly to the patient’s life. Through the process of inculturation, Nomat can serve as a meaningful channel for the growth of Christian faith. Inculturation refers to the process by which the church embraces cultural practices as a medium for spreading the Gospel, without compromising the core purity of its message. The goal of inculturation in this context is to use Nomat as a platform for evangelism—both to the ailing individual and to the family and community members attending the Nomat event. Additionally, through a contextual pastoral approach, church leaders can educate congregants that the Nomat ceremony does not need to be extravagant or burdensome. Instead, the central focus should be the proclamation of the Gospel, thereby avoiding economic and social strain on families. The Mic Kelson Ai Hitigima congregation is one of the communities that continues to practice the Nomat tradition. Therefore, this journal aims to explore the inculturation of the Nomat tradition and its influence on the development of Christian faith within this church community. This research adopts a qualitative-descriptive approach, utilizing observation, interviews with church leaders, congregants, neighboring churches, and a literature review. The findings show that the Nomat tradition has a dual impact: it strengthens family bonds and fosters social responsibility as an expression of love and respect. However, if not approached wisely, it can also cause economic burden and social conflict within households. This paper employs a contextual pastoral approach to bridge the values of local culture with Christian teachings.