Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Formation of Religious Character through Habituation of Religious Behavior in Islamic Religious Education at State Vocational High School 4 Agribusiness and Agrotechnology Jayapura Rahmat; M. Anang Firdaus; Muhammad Taslim
Inspiratif Pendidikan Vol 14 No 1 (2025): JUNE
Publisher : Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24252/ip.v13i2.53900

Abstract

Proses belajar mengajar Pendidikan Agama Islam (PAI) di SMK Negeri 4 Agribisnis dan Agroteknologi masih memberatkan pada pembelajaran klasikal, dimana guru memberikan materi pelajaran PAI hanya sebatas menyampaikan inti materi Pelajaran saja di dalam kelas. Sementara itu, pembentukan karakter religius peserta didik hendaknya Pelajaran PAI terdapat pengamalan materi dalam bentuk demonstrasi atau praktek ibadah. Adapun tujuan dari penelitian tesis ini, sebagai berikut: (a) Memberikan gambaran dan deskripsi tentang proses pembentukan karakter religius dengan pembiasaan perilaku religi di SMK Negeri 4 Agribisnis dan Agroteknologi Jayapura, (b) Menguraikan kendala yang dihadapi dalam pembentukan karakter religius dengan pembiasaan perilaku religi, dan (c) Mendeskripsikan solusi untuk mengatasi kendala yang dihadapi dalam pembentukan karakter religius dengan pembiasaan perilaku religi. Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif deskriptif dengan pendekatan keilmuan sosiologis, sedangkan pendekatan metodologi digunakan pendekatan fenomenologi. Hasil penelitian; (1) Pelaksanaan pembiasaan dalam membentuk karakter religius peserta didik dilaksanakan secara terprogram berdasarkan buku panduan khusus tentang Penumbuhan Budi Pekerti. (2) Kendala yang dihadapi yaitu; (a). Faktor internal meliputi perilaku bawaan; (b) Faktor ekstern meliputi kurang maksimalnya pengondisian dan dukungan dari guru-guru, latar belakang pendidikan peserta didik, pola asuh orang tua, teman sebaya, media sosial dan sarana prasarana, (3) Solusi untuk mengatasi kendala pelaksanaan pembiasaan dalam membentuk karakter religius peserta didik, yaitu: (a) sosialisasi pentingnya pendidikan karakter; (b) tata tertib; (c) reward dan punishment (d) controlling; (e) penambahan sarana prasarana.
IMPLEMENTASI NILAI-NILAI TOLERANSI ANTARUMAT BERAGAMA  DI SMA NEGERI 5 JAYAPURA Rahmaniar Zainuddin; Siti Rokhmah; M. Anang Firdaus
Jurnal Intelek Insan Cendikia Vol. 2 No. 12 (2025): Desember 2025
Publisher : PT. Intelek Cendikiawan Nusantara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini membahas implementasi nilai-nilai toleransi antarumat beragama di SMA Negeri 5 Jayapura, Papua. Fokus penelitian mencakup dua hal: pelaksanaan toleransi di lingkungan sekolah dan faktor-faktor yang memengaruhinya. Penelitian dilakukan di SMA Negeri 5 Jayapura dengan menggunakan metode deskriptif kualitatif untuk menggambarkan kondisi nyata praktik toleransi beragama. Pendekatan yang digunakan meliputi pendekatan pedagogis dan sosio-kultural. Sumber data terdiri dari 21 warga sekolah—1 guru Pendidikan Agama Islam, 1 guru Pendidikan Agama Kristen, 14 siswa muslim, dan 5 siswa non-muslim—serta 1 tokoh agama dari masyarakat. Data dikumpulkan melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa implementasi toleransi sudah berjalan cukup baik. Sikap saling menghargai tampak dalam doa bersama sebelum pelajaran, kesempatan beribadah sesuai agama masing-masing, serta interaksi sehari-hari yang mencerminkan keterbukaan terhadap perbedaan. Lingkungan sekolah yang plural turut mendukung terciptanya suasana belajar yang harmonis dan inklusif. Faktor-faktor yang memengaruhi tumbuhnya toleransi meliputi faktor pendukung, seperti keberagaman siswa, peran aktif guru, dan kebijakan sekolah yang mendorong kerukunan. Namun, terdapat pula hambatan, seperti adanya stereotip dari sebagian siswa, pemahaman yang belum mendalam tentang toleransi, dan pengaruh lingkungan luar sekolah. Penelitian ini berimplikasi pada perlunya penguatan program sekolah terkait toleransi, seperti kegiatan kolaboratif lintas agama atau diskusi kebhinekaan. Guru juga disarankan mengikuti pelatihan mengenai pendidikan multikultural. Selain itu, kerja sama dengan orang tua dan masyarakat perlu ditingkatkan agar nilai toleransi dapat terus diterapkan dalam kehidupan sehari-hari