The issue of fatherless has become an increasingly discussed topic, particularly in Indonesia, which is noted as one of the countries with a high rate of fatherlessness. Many individuals acknowledge experiencing this situation and report significant impacts, including effects on psychosocial well-being. This study aims to understand the psychosocial well-being of Generation Z student collage who experience fatherless. The research employs a qualitative method with a phenomenological approach to explore the subjective experiences of the informants. Six informants were selected as primary participants based on the criteria of being Generation Z student collage residing in Bengkulu City and experiencing fatherlessness, either due to the physical or emotional absence of a father. Data were collected through in-depth interviews with informants who agreed to participate. The findings reveal that fatherlessness significantly impacts the psychosocial well-being of student collage. Identified impacts include difficulties in managing emotions, such as feelings of anger, sadness, or frustration, as well as challenges in building healthy interpersonal relationships. This condition often leads to low self-confidence, social withdrawal, and difficulties in establishing trust with others. Isu fatherless semakin banyak diperbincangkan, terutama di Indonesia yang tercatat sebagai salah satu negara dengan tingkat fatherless yang tinggi. Banyak individu mengakui mengalami situasi ini dan merasakan dampak signifikan, termasuk terhadap kesejahteraan psikososial. Penelitian ini bertujuan untuk memahami kondisi kesejahteraan psikososial mahasiswa generasi Z yang mengalami situasi fatherless. Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif dengan pendekatan fenomenologi, yang bertujuan untuk menggali pengalaman subjektif para informan. Sebanyak enam informan dipilih sebagai partisipan utama yang memenuhi pertimbangan kriteria yaitu mahasiswa generasi Z yang berdomisili di Kota Bengkulu dan mengalami situasi fatherless, baik akibat ketiadaan ayah secara fisik maupun emosional. Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara mendalam dengan informan yang bersedia berpartisipasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa situasi fatherless memberikan dampak signifikan terhadap kesejahteraan psikososial mahasiswa. Dampak yang diidentifikasi meliputi kesulitan dalam mengelola emosi, seperti rasa marah, sedih, atau frustrasi, serta tantangan dalam membangun hubungan intrapersonal yang sehat. Kondisi ini sering kali menyebabkan mahasiswa merasa kurang percaya diri, cenderung menarik diri dari lingkungan sosial, atau mengalami kesulitan dalam membangun kepercayaan dengan orang lain.