Claim Missing Document
Check
Articles

Found 16 Documents
Search

“INDUK SEMANG” SEBUAH MODEL PERLINDUNGAN SOSIAL BAGI KELOMPOK NELAYAN JAKAT MAKMUR KOTA BENGKULU TAHUN 2013 Osira, Yessilia; Afrita, Desy; Jayaputra, Novi Hendrika
Pekerjaan Sosial Vol 13, No 1 (2014): Peksos
Publisher : Sekolah Tinggi Kesejahteraan Sosial (STKS) Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (629.04 KB) | DOI: 10.31595/peksos.v13i1.35

Abstract

Abstract Pantai Jakat is located in Kelurahan Bajak and Kelurahan Pasar Bengkulu in Bengkulu Municipality. In this area, there will be found informal activities done by workmen in which they are rentant of risk economically and socially, it means that they need any protection. One of informal sector in this areas are fishermen. This study is to analyze the model of social protection for that fisherman.This article was result of an action research with qualitative approach. Data collected from interview, observation, group focused discussion, and library research. It using to analyze the model of protection for fishermen including such as (1) fishermen profile, (2) problems/need of fishermen as an informal sector workmen, (3) potency and source of social protection for these workmen, (4) planning the following steps for the protection. The data valided by credibility test, transferrability test, dependebility test, and confirmability test. Data processed and analyzed as qualitatively.The result showed that fishermen had got risks economically and socially. Most of the risk was natural disasters such as stromy, losing canoe and net, and trawl. However, these workmen, has got potency, ability, and source for protection to anticipate the risks by grouping in a group of fishermen, group of vendor, wider access to the social insurance from government, assitancy from government and society. By comparing the problems/needs, potency, and source system, it was formulated a model for these workmen, especially fishermen. This model was modified from the system of ”induk semang” that combined to the capacity of fishermen through groups organizing was done by involving actively the group of fishermen, induk semang, society, government, and so on. Keywords: social protection, “induk semang”, fishermenAbstrakPantai Jakat berada di wilayah Kelurahan Bajak dan Kelurahan Pasar Bengkulu Kota Bengkulu. Pada kawasan ini ditemukan aktifitas pekerja sektor informal yang mengalami berbagai kerentanan, baik secara ekonomi maupun sosial sehingga membutuhkan berbagai upaya perlindungan sosial. Salah satu pekerja sektor informal di kawasan ini adalah nelayan. Secara khusus penelitian ini bertujuan mengkaji bentuk perlindungan sosial bagi nelayan di Kawasan Pantai Jakat Kota Bengkulu.Artikel ini merupakan hasil penelitian tindakan (action research) dengan pendekatan kualitatif. Pengumpulan data mengggunakan teknik wawancara, observasi, diskusi kelompok terfokus dan studi dokumentasi untuk mengkaji tentang: 1) profil nelayan, 2) masalah/kebutuhan nelayan, 3) potensi dan sumber perlindungan sosial bagi nelayan dan 4) menyusun rencana tindak lanjut perlindungan sosial bagi nelayan. Validasi data dilakukan melalui uji kredibilitas, dan uji dependability. Data kemudian diolah dan dianalisa secara kualitatif.Hasil penelitian menunjukkan bahwa nelayan mengalami berbagai kerentanan, seperti halnya pekerja sektor informal lainnya yang tidak terlindungi secara ekonomi maupun sosial.  Bagi nelayan, kerentanan tersebut lebih diakibatkan oleh risiko kondisi alam yang tidak menentu seperti badai, risiko kerusakan/hilangnya kapal dan jaring, risiko persaingan usaha dengan adanya kapal trawl yang menggunakan pukat harimau, yang kesemuanya mempengaruhi hasil tangkapan. Meskipun demikian, nelayan juga mempunyai potensi, kemampuan dan sumber perlindungan sosial untuk mengantisipasi risiko-risiko yang ada, seperti adanya kelompok nelayan, kelompok pedagang, adanya “induk semang” bagi nelayan-nelayan yang tidak mempunyai kapal dan jaring sendiri, adanya peluang akses terhadap jaminan kesehatan masyarakat dari pemerintah, serta  berbagai bantuan pemerintah dan masyarakat. Dengan menyandingkan antara permasalahan/kebutuhan, potensi, dan sistem sumber yang dapat dijangkau, maka dapat dirumuskan alternatif model perlindungan bagi pekerja informal khususnya nelayan. Model ini merupakan modifikasi dari sistem” induk semang” yang dipadukan dengan penguatan kapasitas nelayan melalui kelompok. Pengorganisasian ini dilakukan dengan melibatkan secara aktif kelompok nelayan, induk semang, masyarakat, pemerintah dan pihak lain yang terkait. Kata kunci: perlindungan sosial, induk semang, nelayan
SIKAP INDUK SEMANG KOMUNITAS NELAYAN KOTA BENGKULU TERHADAP UNDANG-UNDANG PERLINDUNGAN DAN PEMBERDAYAAN NELAYAN Yessilia Osira; Desy Afrita; Ika Pasca Himawati
Professional: Jurnal Komunikasi dan Administrasi Publik Vol 4 No 1 (2017)
Publisher : UNIVED PRESS, Universitas Dehasen Bengkulu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37676/professional.v4i1.449

Abstract

The attitude of fishermen community’s employers in Bengkulu city toward Institution Number 7 on 2016 about protection and empowerment for fishermen of fish farmers and salt fond farmers, basically was an early image of how process and content of the institution could encourage actively participation on efforts of fishermen community’s protection and empowerment, especially in Bengkulu city. The research with descriptive qualitative approach was conducted by interview and observation toward 15 employer informants in 3 areas, there were in Pantai Jakat, Kampung Bahari and Malabero areas of Bengkulu City. The research result shows that generally the employers in Bengkulu City can be divided into 1) employer of ship owner, consist of employer whose actively and not actively sailing 2) employer as collector of fisherman catch result from sailing, both for sold directly or became processed food. The research result also indicates that although the employers did not know exactly the process of making and content of the Institution of protection and empowerment of fishermen, but they understand the risk and susceptibility life of fishermen community, because basically they are also part and parcel of the fishermen life. This case makes them support and agree the issuance of Institution of protection and empowerment of fishermen. The employers hoped that there is socialization of the institution so they can participate on the implementation of Institution Number 7 on 2016 about protection and empowerment for fishermen of fish farmers and salt fond farmers. Keywords: Employer, Protection And Empowerment Of Fishermen
ANALISIS PERAN PEKERJA SOSIAL DALAM PENANGANAN ANAK KORBAN KEKERASAN SEKSUAL DI KOTA BENGKULU Rosi L. Vini Siregar; Desy Afrita
Jurnal Ilmiah Widya Sosiopolitika Vol 3 No 2 (2021): MEDIA, POLITIK, DAN PANDEMI
Publisher : Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24843/JIWSP.2021.v03.i02.p02

Abstract

ABSTRACT Sexual violence experienced by children can have an impact on the physical, psychological and social conditions of children that affect the growth and development of children in the future. On that basis, handling child victims of sexual violence requires the role of various parties, including social workers. Child social workers aim to provide assistance, rehabilitation, and protection of children's rights. The purpose of this study seeks to describe the roles and obstacles in dealing with child victims of sexual violence in Bengkulu City. This study uses a descriptive qualitative approach, with 5 informants using interview, observation and documentation studies. The results showed that the role of social workers in dealing with child victims of sexual violence could be in the form of facilitator, broker, initiator, protector, and advocate. There are five inhibiting factors in carrying out the role: (a) Barriers in funding (b) lack of facilities and infrastructure related to protection, (c) social welfare service centers that are not yet available (d) lack of professional human resources in dealing with children's problems, (e) Limited networks make it difficult for social workers to refer victims of child sexual abuse to clinical psychologists. Keywords: Role, Social Worker, Child Victim of Sexual Violence
PELATIHAN TERAPI KOGNITIF PERILAKU BAGI PEKERJA SOSIAL ANAK DI KOTA BENGKULU Nurhayati Darubekti; Desy Afrita; Yessilia Osira
DHARMA RAFLESIA Vol 18, No 1 (2020): JUNI (ACCREDITED SINTA 5)
Publisher : Universitas Bengkulu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33369/dr.v18i1.11015

Abstract

Penanganan lima klaster anak, yaitu anak terlantar, anak jalanan, anak dengan kecacatan, anak balita terlantar, anak yang berhadapan dengan hukum, dan anak-anak yang membutuhkan perlindungan khusus, memerlukan keterampilan melakukan Terapi Kognitif-Perilaku. Pelatihan ini bertujuan agar pekerja sosial dan pengurus Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak (LKSA) di Propinsi Bengkulu mampu memberikan pelayanan dan rehabilitasi sosial yang bersifat segera terhadap kasus anak yang dianggap berat. Strategi penerapan IPTEK yang digunakan dalam kegiatan pengabdian masyarakat ini adalah melalui pelatihan. Pelatihan ini menerapkan metode ceramah, diskusi, studi kasus dan penyusunan rencana tindak lanjut (action plan). Pelatihan menggunakan modul pelatihan sederhana. Pelaksanaan selama 2 hari, jumlah keseluruhan 21 Jam Pelajaran. Sebelum peserta mengikuti pelatihan di kelas, peserta terlebih dahulu mengikuti pembelajaran dengan metode e-learning. Secara umum telah terjadi peningkatan pengetahuan, pemahaman dan keterampilan tentang terapi kognitif perilaku. Indikator yang cukup bisa dijadikan acuan diantaranya: (1) ketika seluruh peserta diberi kesempatan praktik, menunjukkan hasil yang baik; (2). adanya peningkatan hasil post test dari seluruh peserta pelatihan. Rata-rata kenaikan nilai hasil pos-test terhadap pre-test sebesar 28.18 atau memiliki persentase kenaikaan sebesar 62.63.
Social Capital as a Strategy to Sustain Women's Functionality in TNKS Pal Delapan Forest Suburbs Rejang Lebong Regency Yunilisiah Yunilisiah; Tamrin Bangsu; Desy Afrita
Journal of Social Science Vol. 4 No. 2 (2023): Journal of Social Science
Publisher : Syntax Corporation Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (60.114 KB) | DOI: 10.46799/jss.v4i2.553

Abstract

This study focuses on social capital as a strategy for women's functionality in the forest suburbs of TMKS Pal Eight, Rejang Lebong Regency. Communities, especially women who live around the periphery of the forest, have undergone changes in the area of control of agricultural land, because there are provisions for the boundaries of the TNKS forest area and this is related to social functionality. The purpose of social capital research as a strategy to maintain the social functionality of women living on the edge of TNKS Forest is a qualitative research study that will provide the necessary contribution as a foundation and pattern of problem solving related to women maintaining social functionality in social life. Participant data collection through direct observation and in-depth interviews and documentation. The data were analyzed with an interactive model based on qualitative interplay inductively with an emic approach. The results showed that social capital is a resource that is used as a functional strategy for women tending to be based on land tenure. The area of land tenure after the TNKS area is determined, women in the family unit manage customary forest land communally. For them, forests are an element of sustainable life and forests not only function economically and socially, but also have spiritual value. Households are narrow and unbiased with a pattern of relationships in carrying out social functionality in the form of economic working group units based on region of origin and place of residence.
“INDUK SEMANG” SEBUAH MODEL PERLINDUNGAN SOSIAL BAGI KELOMPOK NELAYAN JAKAT MAKMUR KOTA BENGKULU TAHUN 2013 Yessilia Osira; Desy Afrita; Novi Hendrika Jayaputra
Peksos: Jurnal Ilmiah Pekerjaan Sosial Vol 13 No 1 (2014): PEKSOS
Publisher : Politeknik Kesejahteraan Sosial Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31595/peksos.v13i1.35

Abstract

Abstract Pantai Jakat is located in Kelurahan Bajak and Kelurahan Pasar Bengkulu in Bengkulu Municipality. In this area, there will be found informal activities done by workmen in which they are rentant of risk economically and socially, it means that they need any protection. One of informal sector in this areas are fishermen. This study is to analyze the model of social protection for that fisherman.This article was result of an action research with qualitative approach. Data collected from interview, observation, group focused discussion, and library research. It using to analyze the model of protection for fishermen including such as (1) fishermen profile, (2) problems/need of fishermen as an informal sector workmen, (3) potency and source of social protection for these workmen, (4) planning the following steps for the protection. The data valided by credibility test, transferrability test, dependebility test, and confirmability test. Data processed and analyzed as qualitatively.The result showed that fishermen had got risks economically and socially. Most of the risk was natural disasters such as stromy, losing canoe and net, and trawl. However, these workmen, has got potency, ability, and source for protection to anticipate the risks by grouping in a group of fishermen, group of vendor, wider access to the social insurance from government, assitancy from government and society. By comparing the problems/needs, potency, and source system, it was formulated a model for these workmen, especially fishermen. This model was modified from the system of ”induk semang” that combined to the capacity of fishermen through groups organizing was done by involving actively the group of fishermen, induk semang, society, government, and so on. Keywords: social protection, “induk semang”, fishermenAbstrakPantai Jakat berada di wilayah Kelurahan Bajak dan Kelurahan Pasar Bengkulu Kota Bengkulu. Pada kawasan ini ditemukan aktifitas pekerja sektor informal yang mengalami berbagai kerentanan, baik secara ekonomi maupun sosial sehingga membutuhkan berbagai upaya perlindungan sosial. Salah satu pekerja sektor informal di kawasan ini adalah nelayan. Secara khusus penelitian ini bertujuan mengkaji bentuk perlindungan sosial bagi nelayan di Kawasan Pantai Jakat Kota Bengkulu.Artikel ini merupakan hasil penelitian tindakan (action research) dengan pendekatan kualitatif. Pengumpulan data mengggunakan teknik wawancara, observasi, diskusi kelompok terfokus dan studi dokumentasi untuk mengkaji tentang: 1) profil nelayan, 2) masalah/kebutuhan nelayan, 3) potensi dan sumber perlindungan sosial bagi nelayan dan 4) menyusun rencana tindak lanjut perlindungan sosial bagi nelayan. Validasi data dilakukan melalui uji kredibilitas, dan uji dependability. Data kemudian diolah dan dianalisa secara kualitatif.Hasil penelitian menunjukkan bahwa nelayan mengalami berbagai kerentanan, seperti halnya pekerja sektor informal lainnya yang tidak terlindungi secara ekonomi maupun sosial.  Bagi nelayan, kerentanan tersebut lebih diakibatkan oleh risiko kondisi alam yang tidak menentu seperti badai, risiko kerusakan/hilangnya kapal dan jaring, risiko persaingan usaha dengan adanya kapal trawl yang menggunakan pukat harimau, yang kesemuanya mempengaruhi hasil tangkapan. Meskipun demikian, nelayan juga mempunyai potensi, kemampuan dan sumber perlindungan sosial untuk mengantisipasi risiko-risiko yang ada, seperti adanya kelompok nelayan, kelompok pedagang, adanya “induk semang” bagi nelayan-nelayan yang tidak mempunyai kapal dan jaring sendiri, adanya peluang akses terhadap jaminan kesehatan masyarakat dari pemerintah, serta  berbagai bantuan pemerintah dan masyarakat. Dengan menyandingkan antara permasalahan/kebutuhan, potensi, dan sistem sumber yang dapat dijangkau, maka dapat dirumuskan alternatif model perlindungan bagi pekerja informal khususnya nelayan. Model ini merupakan modifikasi dari sistem” induk semang” yang dipadukan dengan penguatan kapasitas nelayan melalui kelompok. Pengorganisasian ini dilakukan dengan melibatkan secara aktif kelompok nelayan, induk semang, masyarakat, pemerintah dan pihak lain yang terkait. Kata kunci: perlindungan sosial, induk semang, nelayan
Socıal Capıtal To Implement The Socıal Functıonalıty Of Transmıgrant Communıtıes Based On Land Tenure Patterns In Marga Saktı Vıllage, North Bengkulu Yunilisiah Yunilisiah; Tamrin Bangsu; Desy Afrita
Asian Journal of Management, Entrepreneurship and Social Science Vol. 4 No. 03 (2024): August Asian Journal of Management Entrepreneurship and Social Science ( AJMES
Publisher : Cita Konsultindo Research Center

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

This research focuses on social capital to provide support in the implementation of social functionality of transmigrant communities based on land tenure patterns in Kuro Sleep village, North Bengkulu Regency. They have occupied this goal for 40 years and have undergone changes in the structure of land tenure. Participatory data collection through direct observation and in-depth interviews and documentation. The data were analyzed with an interactive model based on qualitative interpretation inductively with an emic approach. The results of the study found that transmigration communities have differences in social capital in implementing functionality based on land tenure. Households with narrow land and landless tend to bonding social capital types in an effort to carry out social functionality in the form of strengthening kinship systems and maintaining self-help activities and for social capital types in the form of bridging more emphasis on forms of social action. While the type of social capital linking in the form of strengthening is in the order of self-help groups. Large land households type of social capital bonding in the form of social care and bridging capital elements are strengthening in participation in building social integration in the unity of transmigrant communities. While the type of linking social capital in this strata is in the form of social groups controlled by village elites.
Kesejahteraan Psikososial pada Mahasiswa Generasi Z yang Mengalami Fatherless di Kota Bengkulu Putri, Dinda .; Afrita, Desy; Bangsu, Tamrin
REFORMASI Vol 14, No 2 (2024)
Publisher : Universitas Tribhuwana Tunggadewi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33366/rfr.v14i2.6470

Abstract

The issue of fatherless has become an increasingly discussed topic, particularly in Indonesia, which is noted as one of the countries with a high rate of fatherlessness. Many individuals acknowledge experiencing this situation and report significant impacts, including effects on psychosocial well-being.  This study aims to understand the psychosocial well-being of Generation Z student collage who experience fatherless. The research employs a qualitative method with a phenomenological approach to explore the subjective experiences of the informants. Six informants were selected as primary participants based on the criteria of being Generation Z student collage residing in Bengkulu City and experiencing fatherlessness, either due to the physical or emotional absence of a father.  Data were collected through in-depth interviews with informants who agreed to participate. The findings reveal that fatherlessness significantly impacts the psychosocial well-being of student collage. Identified impacts include difficulties in managing emotions, such as feelings of anger, sadness, or frustration, as well as challenges in building healthy interpersonal relationships. This condition often leads to low self-confidence, social withdrawal, and difficulties in establishing trust with others.  Isu fatherless semakin banyak diperbincangkan, terutama di Indonesia yang tercatat sebagai salah satu negara dengan tingkat fatherless yang tinggi. Banyak individu mengakui mengalami situasi ini dan merasakan dampak signifikan, termasuk terhadap kesejahteraan psikososial. Penelitian ini bertujuan untuk memahami kondisi kesejahteraan psikososial mahasiswa generasi Z yang mengalami situasi fatherless. Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif dengan pendekatan fenomenologi, yang bertujuan untuk menggali pengalaman subjektif para informan. Sebanyak enam informan dipilih sebagai partisipan utama yang memenuhi pertimbangan kriteria yaitu mahasiswa generasi Z yang berdomisili di Kota Bengkulu dan mengalami situasi fatherless, baik akibat ketiadaan ayah secara fisik maupun emosional. Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara mendalam dengan informan yang bersedia berpartisipasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa situasi fatherless memberikan dampak signifikan terhadap kesejahteraan psikososial mahasiswa. Dampak yang diidentifikasi meliputi kesulitan dalam mengelola emosi, seperti rasa marah, sedih, atau frustrasi, serta tantangan dalam membangun hubungan intrapersonal yang sehat. Kondisi ini sering kali menyebabkan mahasiswa merasa kurang percaya diri, cenderung menarik diri dari lingkungan sosial, atau mengalami kesulitan dalam membangun kepercayaan dengan orang lain.
Strategi Buruh Perempuan Pembuka Terpal Dalam Menjalankan Peran Ganda (Studi Kasus Stockpile Pulau Baai Teluk Sepang Kota Bengkulu) Jemeilia Ofetri; Tamrin Bangsu; Desy Afrita
Equilibrium: Jurnal Pendidikan Vol 13, No 1 (2025): EQUILIBRIUM : JURNAL PENDIDIKAN
Publisher : Universitas Muhammadiyah Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26618/equilibrium.v13i1.16338

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui strategi yang diterapkan oleh buruh perempuan pembuka terpal dalam menjalankan peran ganda sebagai ibu Rumah tangga dan pekerja di Stockpile Pulau Baii, Kelurahan Teluk Sepang, Kota Bengkulu.Menggunakan Metode kualitatif deskriptif, dengan teknik pengumpulan data melalui observasi partisipatif, wawancara dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan Beberapa strategi yang dilakukan perempuan buruh buka terpal dalam menjalankan peran ganda diantaranya adalah pengantuan waktu yang tepat,adanya Dukungan sosial, manajemen stress,menciptakan jaringan sosial dan memanajeman keuangan.buruh perempuan juga menghadapi tantangan kompleks dalam menjalankan peran ganda, seperti beban kerja ganda, risiko kecelakaan, dan ketidakpastian pendapatan. Strategi yang diterapkan meliputi pengaturan waktu yang efektif, dukungan sosial dari keluarga, manajemen stres, dan manajemen keuangan. Penelitian ini berfokus pada  pentingnya keseimbangan antara tanggung jawab domestik dan pekerjaan luar untuk meningkatkan kesejahteraan keluarga.Kata Kunci : buruh Perempuan, peran ganda, strategi keseimbangan
Dampak Pertambangan Batubara Terhadap Kehidupan Sosial Ekonomi Masyarakat Di Kecamatan Merapi Barat Kabupaten Lahat Yesi Julitra; Siregar, Rosi L Vini; Afrita, Desy
Jurnal Intervensi Sosial Vol. 1 No. 1 (2022): Community Intervention (Community Development & Community Organization)
Publisher : Talenta usu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32734/intervensisosial.v1i1.9079

Abstract

Batubara merupakan salah satu bahan galian strategis yang menjadi sumber daya energi besar. Kenyataan bahwa beberapa wilayah pertambangan batubara juga menimbulkan dampak seperti kerusakan lingkungan, masalah kesehatan, dan tercemarnya lingkungan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan mendeskripsikan tentang dampak pertambangan batubara terhadap kehidupan sosial ekonomi masyarakat di Kecamatan Merapi Barat Kabupaten Lahat. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan observasi, wawancara, dan studi dokumentasi. Penelitian ini melibatkan 4 informan yang terdiri dari masyarakat, perangkat desa, karyawan PT Batubara, pihak Kecamatan, dan tenaga kesehatan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dengan adanya pertambangan batubara menimbulkan beberapa dampak bagi masyarakat Merapi Barat, diantaranya : 1). Dampak pekerjaan, mayoritas masyarakat bekerja ditambang batubara karena tingkat pendidikan dan skill yang dimiliki kurang jadi banyak masyarakat yang kena PHK, bagi petani yang lahannya sudah terjual kepada PT mereka beralih mengambil batu dan pasir, petani juga mengalami gagal panen dikarenakan limbah batubara masuk ke lahan warga. 2). Dampak kesehatan, masyarakat mengalami penyakit kulit dan ISPA akibat aktivitas pertambangan batubara. 3). Dampak pendidikan, tambang batubara memberikan setiap sekolah satu satpam demi keamanan anak-anak bersekolah. 4). Dampak lingkungan, kerusakan jalan lalu lintas, polusi udara, tanaman mati atau hutan gundul dan lingkungan tercemar. 5). Dampak aktivitas sosial, bagi masyarakat yang rumahnya tidak jauh dari jalan lalu lintas, masyarakat kurang berinteraksi dikarenakan debu batubara sering masuk kerumah warga, untuk mengatasi masalah tersebut masyarakat melakukan musyawarah.