This study aims to examine the meaning and use of the words Shirat and Tarāduf in the Qur'an with a semantic approach according to Toshihiko Izutsu. This study uses a qualitative method with a literature study to analyze the words Shirāṭ and Tarāduf in the Qur'an, as well as data sources from the verses of the Qur'an and related references such as semantic books and Arabic dictionaries. Data collection techniques involve documentation studies and descriptive-analytical analysis, with a purposive sampling approach to select relevant samples to facilitate analysis. The results of the analysis show that shirāṭ refers to the straight path as the main spiritual guide, while Sabīl is more specific to the path related to charity and struggle in the way of Allah. Meanwhile, Ṭarīq tends to indicate the path in a physical or geographical context. Although these three terms are often considered synonymous, each has different nuances of meaning that reflect the Qur'anic worldview. This study provides a deeper understanding of how the Qur'an uses seemingly similar words to convey different moral and spiritual concepts. This is important for the study of Islamic linguistics and theology, as well as for Muslims in understanding the teachings of their holy book.Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji makna dan penggunaan kata Shirāṭ dan Tarāduf nya dalam Al-Qur'an dengan pendekatan semantik menurut Toshihiko Izutsu. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan studi pustaka untuk menganalisis kata Shirāṭ dan Tarāduf dalam Al-Qur'an, serta sumber data dari ayat-ayat Al-Qur'an dan referensi terkait seperti kitab semantik dan kamus bahasa Arab. Teknik pengumpulan data melibatkan studi dokumentasi dan analisis deskriptif-analisis, dengan pendekatan purposive sampling untuk memilih sampel yang relevan guna mempermudah analisis. Hasil analisis menunjukkan bahwa shirāṭ merujuk pada jalan yang lurus sebagai panduan spiritual utama, sedangkan sabīl lebih spesifik pada jalan yang berkaitan dengan amal dan perjuangan di jalan Allah. Sementara itu, tarīq cenderung menunjukkan jalan dalam konteks fisik atau geografis. Meskipun ketiga istilah ini sering dianggap sinonim, masing-masing memiliki nuansa makna yang berbeda yang mencerminkan pandangan dunia Al-Qur'an. Penelitian ini memberikan pemahaman yang lebih dalam tentang bagaimana Al-Qur'an menggunakan kata-kata yang tampaknya serupa untuk menyampaikan konsep moral dan spiritual yang berbeda. Hal ini penting untuk studi linguistik dan teologi Islam, serta bagi umat Islam dalam memahami ajaran kitab suci mereka.