Claim Missing Document
Check
Articles

Found 10 Documents
Search
Journal : Bahastra: Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

SEMIOTIKA (MAKNA WARNA DALAM UIS KARO) Lisa Septia Dewi Br.Ginting; Rosmilan Pulungan
Jurnal Bahastra Vol 3, No 2 (2019): Edisi Maret 2019
Publisher : Universitas Islam Sumatera Utara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (45.28 KB) | DOI: 10.30743/bahastra.v3i2.1146

Abstract

Abstrak. Memaknai bahasa dan memahaminya juga bisa dipelajari dari warna. Warna dapat menyapaikan pesan dan arti-arti khusus dari warna yang berbeda. Setiap suku yang ada di Indonesia memiliki ciri-ciri tersendiri, baik makanan yang berbeda, pakaian yang berbeda, tata cara perayaan yang berbeda pula. Setiap suku yang ada di Indonesia memiliki keistimewaan yang berbeda-beda pula. Tujuan penelitian i i untuk mengetahui makna warna dalam uis karo. Penelitian ini menganalisis makna warna dalam uis karo dengan literatur semiotika. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif deskriptif.Kata kunci : Semiotika, uis karo Abstract. Understanding the language and understanding it can also be learned from color. Color can greet messages and special meanings of different colors. Every tribe in Indonesia has its own characteristics, both different foods, different clothes, different celebratory procedures. Every tribe in Indonesia has different features. The aim of the research is to find out the color meanings in uis karo. This study analyzes the color meaning in karo uis with the semiotic literature. This research is a descriptive qualitative study.Keywords: Semiotics, uis karo
TUJUAN PELAKSANAAN PESTA HORJA DALAM KEHIDUPAN MASYARAKAT MANDAILING Rosmilan Pulungan; Adrial Falahi
Jurnal Bahastra Vol 3, No 1 (2018): Edisi September 2018
Publisher : Universitas Islam Sumatera Utara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (62.506 KB) | DOI: 10.30743/bahastra.v3i1.785

Abstract

Abstrak. Tapanuli Selatan adalah salah satu Kabupaten yang berada di wilayah Propinsi Sumatera Utara. Etnis yang berasal dari kabupaten ini disebut etnis Batak Mandailing, yang memiliki berbagai kegiatan adat. Horja godang adalah sebuah pesta adat  upacara perkawinan masyarakat Tapanuli Selatan, dimana aktifitas kesenian disertakan (margondang) yang  disertai dengan manortor (menari). Tortor yang ditarikan pada kegiatan ini ada beberapa tahap yaitu tortor Suhut Bolon, Tortor Kahanggi, Tortor Anak Boru, Tortor Raja-raja Torbing Balok, Tortor Panusunan Bulung, Tortor Naposo Nauli Bulung, dan Tortor Manora Pule. Pada penyajiannya, panortor ditentukan oleh sistem kekerabatan (dalihan natolu) termasuk urutan tortor yang harus dilakukan. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif. Bentuk penyajian dalam bentuk tulisan adalah deskriptif analitik. Dengan menggunakan metode ini hasil penelitian akan dideskripsikan dan dianalisis dengan fokus utama pada bidang budaya dan sosialnya.Kata kunci : tor-tor, horjagodang, magondang, struktur, makna Abstract.  South Tapanuli is one of the Regencies in North Sumatra Province. Ethnicity from this district is called the Mandailing Batak ethnic group, which has various customary activities. Horja godang is a traditional wedding ceremony ceremony for the people of South Tapanuli, where art activities are included (margondang) accompanied by manortor (dancing). Tortor who danced in this activity there are several stages, namely tortor Suhut Bolon, Tortor Kahanggi, Tortor Anak Boru, Tortor Kings of Torbing Balok, Tortor Panusunan Bulung, Tortor Naposo Nauli Bulung, and Tortor Manora Pule. In the presentation, the panor is determined by the kinship system (transfer of natolu) including the order of tortor that must be done. The research method used is a qualitative method. The form of presentation in writing is descriptive analytic. Using this method the results of the research will be described and analyzed with a primary focus on the cultural and social fields. Keywords: tor-tor, horjagodang, magondang, structure, meaning
NILAI MORAL DAN KERJA KERAS DALAM DONGENG DANAU TOBA PADA BUKU TEKS BAHASA INDONESIA KELAS VII TERBITAN PUSAT PERBUKUAN DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL Rosmilan Pulungan; Amanda Syahri Nasution
Jurnal Bahastra Vol 3, No 2 (2019): Edisi Maret 2019
Publisher : Universitas Islam Sumatera Utara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (61.305 KB) | DOI: 10.30743/bahastra.v3i2.1144

Abstract

Abstrak. Dongeng termasuk dalam cerita rakyat berbentuk lisan. Dongeng adalah cerita rakyat yang dianggap tidak benar-benar terjadi oleh yang mempunyai cerita serta tidak terikat waktu dan tempat. Dongeng diceritakan terutama untuk hiburan, walaupun banyak juga dongeng yang melukiskan kebenaran, berisi ajaran moral bahkan sindiran.  Setiap mata pelajaran membutuhkan sejumlah buku teks, apalagi bila mata pelajaran mempunyai sub-sub bagian yang dapat dianggap sebagai bagian yang berdiri sendiri. Dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia misalnya, ada sub mata pelajaran kesusastraan, kebahasaan, keterampilan dan lain-lain. Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan sebelumnya, rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : Bagaimana nilai moral yang terdapat dalam dongeng Danau Toba? dan Bagaimana nilai kerja keras dalam dongeng Danau Toba? Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif.  Penelitian kualitatif menurut Semi (1984:23) yaitu ”metode yang tidak menggunakan angka-angka, tetapi mengutamakan kedalaman penghayatan terhadap interaksi antar konsep yang sedang dikaji secara empiris”. Menurut Sugiyono (2008) metode penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang alamiah, (sebagai lawannya adalah eksperimen) di mana peneliti adalah instrumen kunci. Teknik pengumpulan data dilakukan secara trianggulasi (gabungan), analisis data bersifat induktif dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna dari pada generalisasi. Data penelitian ini adalah nilai pendidikan religius yang terdapat dalam dongeng  dalam buku teks Bahasa Indonesia kelas VII terbitan Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional, karya Nila Kuriniati Sapari,  terbitan tahun 2008.Kata kunci : dongeng, buku teks, legenda, danau tobaAbstract. Tales included in oral folklore. Fairy tales are folktales that are considered not really happened by those who have stories and are not bound by time and place. Fairy tales are told mainly for entertainment, although there are many fairy tales that depict the truth, containing moral teachings and even satire. Each subject requires a number of textbooks, especially if subjects have sub-sections which can be considered as stand-alone parts. In Indonesian language subjects for example, there are sub-subjects of literature, language, skills and others. Based on the background described earlier, the formulation of the problem in this study is as follows: How are the moral values contained in the tales of Lake Toba? and What is the value of hard work in the tales of Lake Toba? The method used in this research is qualitative method. Qualitative research according to Semi (1984: 23) is "a method that does not use numbers, but prioritizes the depth of appreciation of the interactions between concepts that are being studied empirically". According to Sugiyono (2008) qualitative research methods are research methods that are used to examine the conditions of natural objects, (as opposed to experiments) where researchers are key instruments. The technique of data collection is triangulated (combined), data analysis is inductive and the results of qualitative research emphasize the meaning rather than generalization. The data of this study is the value of religious education contained in the fairy tale in the class VII Indonesian textbook published by the Ministry of National Education Book Center, by Nila Kuriniati Sapari, published in 2008.Keywords: fairy tales, textbooks, legends, lake toba
NILAI MORAL DAN KERJA KERAS DALAM DONGENG DANAU TOBA PADA BUKU TEKS BAHASA INDONESIA KELAS VII TERBITAN PUSAT PERBUKUAN DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL Rosmilan Pulungan
Jurnal Bahastra Vol 1, No 2 (2017): Edisi Maret 2017
Publisher : Universitas Islam Sumatera Utara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30743/bahastra.v1i2.1143

Abstract

Abstrak. Dongeng termasuk dalam cerita rakyat berbentuk lisan. Dongeng adalah cerita rakyat yang dianggap tidak benar-benar terjadi oleh yang mempunyai cerita serta tidak terikat waktu dan tempat. Dongeng diceritakan terutama untuk hiburan, walaupun banyak juga dongeng yang melukiskan kebenaran, berisi ajaran moral bahkan sindiran.  Setiap mata pelajaran membutuhkan sejumlah buku teks, apalagi bila mata pelajaran mempunyai sub-sub bagian yang dapat dianggap sebagai bagian yang berdiri sendiri. Dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia misalnya, ada sub mata pelajaran kesusastraan, kebahasaan, keterampilan dan lain-lain. Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan sebelumnya, rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : Bagaimana nilai moral yang terdapat dalam dongeng Danau Toba? dan Bagaimana nilai kerja keras dalam dongeng Danau Toba? Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif.  Penelitian kualitatif menurut Semi (1984:23) yaitu ”metode yang tidak menggunakan angka-angka, tetapi mengutamakan kedalaman penghayatan terhadap interaksi antar konsep yang sedang dikaji secara empiris”. Menurut Sugiyono (2008) metode penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang alamiah, (sebagai lawannya adalah eksperimen) di mana peneliti adalah instrumen kunci. Teknik pengumpulan data dilakukan secara trianggulasi (gabungan), analisis data bersifat induktif dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna dari pada generalisasi. Data penelitian ini adalah nilai pendidikan religius yang terdapat dalam dongeng  dalam buku teks Bahasa Indonesia kelas VII terbitan Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional, karya Nila Kuriniati Sapari,  terbitan tahun 2008.Kata kunci : dongeng, buku teks, legenda, danau tobaAbstract. Tales included in oral folklore. Fairy tales are folktales that are considered not really happened by those who have stories and are not bound by time and place. Fairy tales are told mainly for entertainment, although there are many fairy tales that depict the truth, containing moral teachings and even satire. Each subject requires a number of textbooks, especially if subjects have sub-sections which can be considered as stand-alone parts. In Indonesian language subjects for example, there are sub-subjects of literature, language, skills and others. Based on the background described earlier, the formulation of the problem in this study is as follows: How are the moral values contained in the tales of Lake Toba? and What is the value of hard work in the tales of Lake Toba? The method used in this research is qualitative method. Qualitative research according to Semi (1984: 23) is "a method that does not use numbers, but prioritizes the depth of appreciation of the interactions between concepts that are being studied empirically". According to Sugiyono (2008) qualitative research methods are research methods that are used to examine the conditions of natural objects, (as opposed to experiments) where researchers are key instruments. The technique of data collection is triangulated (combined), data analysis is inductive and the results of qualitative research emphasize the meaning rather than generalization. The data of this study is the value of religious education contained in the fairy tale in the class VII Indonesian textbook published by the Ministry of National Education Book Center, by Nila Kuriniati Sapari, published in 2008.Keywords: fairy tales, textbooks, legends, lake toba
ANALISIS ALIH KODE DAN CAMPUR KODE BAHASA JAWA DAN BAHASA INDONESIA DALAM INTERAKSI WARGA DESA NAMO BINTANG DUSUN II SUMBERINGIN Dahnisyah Putri, Dwi; Pulungan, Rosmilan
Jurnal Bahastra Vol 7, No 1 (2022): Edisi September 2022
Publisher : Universitas Islam Sumatera Utara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30743/bahastra.v7i1.5506

Abstract

This study aims to describe the form of code switching and code mixing of Javanese and Indonesian languages in the interaction of residents of NamoBintangDusu II Sumberingin Village. This research is a qualitative descriptive study. The subject of this research is the interaction of the residents of NamoBintang Village. The method of data collection was done by recording, question and answer, and note-taking techniques. The results of the study indicate the cause of the use of Javanese language more often and find out the form of code switching and code mixing conversations which include: internal code switching, external code switching, temporary code switching, and permanent code switching as well as the form of terms in Javanese which include: klotekkan, sengenge , nimble, sluggish, pententengan, and mayeng-mayeng.
POLA KOMUNIKASI DALAM MELAKUKAN NEGOSIASI ANTARA PEDAGANG DAN PEMBELI DI TOKO PANGLONG UD SELAMAT JAYA Juniarti, Juniarti; Pulungan, Rosmilan
Jurnal Bahastra Vol 7, No 1 (2022): Edisi September 2022
Publisher : Universitas Islam Sumatera Utara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30743/bahastra.v7i1.5507

Abstract

Penelitian ini membahas tentang Tindak Tutur Ilokusi pada Interaksi Jual Beli di panglong UD Selamat Jaya. Metode yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini adalah metode kualitatif deskriptif. Data dianalisis dengan menerapkan teori pragmatik tentang tindak tutur yang dikemukakan oleh Austin dan pola pasangan Berdampingan / Bersesuaian oleh Coulthard. Temuan penelitian ini menunjukan bahwa interaksi tawar-menawar di panglong Selamat Jaya adalah tindak tutur ilokusi (Asertif, direktif, ekspresif, komisif, dan deklarasi) . Tindak tutur yang paling dominan adalah tindak asertif (menginformasikan/memberitahukan), direktif (meminta), Eksprensif (terima kasih), komisif (menyetujui), deklaratif (memutuskan). Suatu percakapan juga mempunyai struktur yang dibatasi dengan pola pasangan berdampingan/ bersesuaian. Ditemukan ada delapan pola pasangan berdampingan/bersesuaian yang terdapat dalam interaksi tawar-menawar di panglong Selamat Jaya, antara lain (1) pola sapaan-sapaan, (2) pola panggilanjawaban, (3) pola permintaan informasi-pemberian, (4) pola keluhan-mengakui, (5) pola permintaan-pemersilakan, (6) pola penawaran-penerimaan, (7) pola penawaran-penolakan (8) pola pertanyaan-jawaban. Struktur percakapan yang dijumpai di panglong selamat jaya memiliki gangguan.
Penyimpangan Maksim Kesantunan Berbahasa Konten “POV Gen Z” dalam Sosial Media TikTok dan Implikasinya Terhadap Mahasiswa Universitas Muslim Nusantara Al-Washliyah Medan Siregar, Ernia Sahara; Pulungan, Rosmilan
Jurnal Bahastra Vol 10, No 1 (2025)
Publisher : Universitas Islam Sumatera Utara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30743/bahastra.v10i1.11404

Abstract

This study analyzes the violation of politeness maxims in 15 TikTok “POV Gen Z” contents themed around teachers and examines their implications for students of Indonesian Language and Literature Education (PBSI) at Universitas Muslim Nusantara Al-Washliyah Medan. The research focuses on identifying the most frequent types of violations and their social as well as academic impacts. Using a descriptive qualitative method, data were collected through observation of 15 TikTok videos with the hashtag “POV Gen Z as a teacher” and in-depth interviews with PBSI students active on TikTok. Participants were selected based on follower count and level of engagement, while the research was conducted in classrooms and the university library. Findings revealed 24 cases of politeness maxim violations: tact (11), agreement (6), generosity (2), approbation (1), modesty (2), and sympathy (2). The language in these contents was largely informal and disparaging, albeit presented humorously, reflecting Gen Z’s expressive communication style driven by virality, self-expression, and social critique. Implications for PBSI students were significant, with perceptions ranging from viewing the violations as creativity to concerns about their impact on teacher image and language norms. Despite diverse views, most students emphasized the importance of politeness principles in formal contexts. This study contributes to politeness theory in social media discourse and supports the development of digital literacy.
Pemanfaatan Media Podcast sebagai Sarana Pembelajaran untuk Meningkatkan Kemampuan Berbicara Siswa Kelas VIII Sekolah Menengah Pertama Negeri 23 Medan Tahun Pelajaran 2024–2025 Wahyuni, Miranda Sri; Pulungan, Rosmilan
Jurnal Bahastra Vol 10, No 1 (2025)
Publisher : Universitas Islam Sumatera Utara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30743/bahastra.v10i1.12237

Abstract

This study aims to examine the utilization of podcast media as an instructional tool to enhance the speaking skills of eighth-grade students at Public Junior High School 23 Medan during the 2024–2025 academic year. Speaking competence is a crucial aspect of language learning, as it directly relates to students’ ability to express ideas, thoughts, and information orally. However, many students still struggle with speaking due to limited vocabulary, insufficient practice, and monotonous teaching methods. The use of podcasts in the learning process offers an innovative, engaging, and easily accessible medium that encourages autonomous and collaborative learning. Through podcasts, students can listen to appropriate speech models, practice pronunciation and intonation, and expand their vocabulary. This research employed a classroom action research (CAR) design to observe improvements across learning cycles. The findings reveal that consistent use of podcast media significantly improved students’ speaking performance, as reflected in the increased average scores at each stage. Therefore, podcast-based learning proves to be an effective and relevant medium for fostering speaking proficiency among junior high school students.
ANALISIS ALIH KODE DAN CAMPUR KODE BAHASA JAWA DAN BAHASA INDONESIA DALAM INTERAKSI WARGA DESA NAMO BINTANG DUSUN II SUMBERINGIN Dahnisyah Putri, Dwi; Pulungan, Rosmilan
Jurnal Bahastra Vol 7, No 1 (2022): Edisi September 2022
Publisher : Universitas Islam Sumatera Utara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30743/bahastra.v7i1.5506

Abstract

This study aims to describe the form of code switching and code mixing of Javanese and Indonesian languages in the interaction of residents of NamoBintangDusu II Sumberingin Village. This research is a qualitative descriptive study. The subject of this research is the interaction of the residents of NamoBintang Village. The method of data collection was done by recording, question and answer, and note-taking techniques. The results of the study indicate the cause of the use of Javanese language more often and find out the form of code switching and code mixing conversations which include: internal code switching, external code switching, temporary code switching, and permanent code switching as well as the form of terms in Javanese which include: klotekkan, sengenge , nimble, sluggish, pententengan, and mayeng-mayeng.
POLA KOMUNIKASI DALAM MELAKUKAN NEGOSIASI ANTARA PEDAGANG DAN PEMBELI DI TOKO PANGLONG UD SELAMAT JAYA Juniarti, Juniarti; Pulungan, Rosmilan
Jurnal Bahastra Vol 7, No 1 (2022): Edisi September 2022
Publisher : Universitas Islam Sumatera Utara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30743/bahastra.v7i1.5507

Abstract

Penelitian ini membahas tentang Tindak Tutur Ilokusi pada Interaksi Jual Beli di panglong UD Selamat Jaya. Metode yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini adalah metode kualitatif deskriptif. Data dianalisis dengan menerapkan teori pragmatik tentang tindak tutur yang dikemukakan oleh Austin dan pola pasangan Berdampingan / Bersesuaian oleh Coulthard. Temuan penelitian ini menunjukan bahwa interaksi tawar-menawar di panglong Selamat Jaya adalah tindak tutur ilokusi (Asertif, direktif, ekspresif, komisif, dan deklarasi) . Tindak tutur yang paling dominan adalah tindak asertif (menginformasikan/memberitahukan), direktif (meminta), Eksprensif (terima kasih), komisif (menyetujui), deklaratif (memutuskan). Suatu percakapan juga mempunyai struktur yang dibatasi dengan pola pasangan berdampingan/ bersesuaian. Ditemukan ada delapan pola pasangan berdampingan/bersesuaian yang terdapat dalam interaksi tawar-menawar di panglong Selamat Jaya, antara lain (1) pola sapaan-sapaan, (2) pola panggilanjawaban, (3) pola permintaan informasi-pemberian, (4) pola keluhan-mengakui, (5) pola permintaan-pemersilakan, (6) pola penawaran-penerimaan, (7) pola penawaran-penolakan (8) pola pertanyaan-jawaban. Struktur percakapan yang dijumpai di panglong selamat jaya memiliki gangguan.