Traumatic optic neuropathy (TON) adalah kondisi langka yang dapat mengancam fungsi penglihatan hingga menyebabkan kebutaan. sering kali akibat cedera pada mata atau kepala. Kondisi ini berhubungan erat dengan cedera kraniofasial yang dapat merusak saraf optik secara langsung maupun tidak langsung. Penanganan TON masih kontroversial dan memerlukan pemahaman lebih lanjut mengenai karakteristik pasien untuk mengoptimalkan perawatan dan pengobatan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik pasien dengan traumatic optic neuropathy di RSUP Prof. Dr. I.G.N.G. Ngoerah Denpasar selama tahun 2022-2023. dengan fokus pada faktor-faktor seperti jenis kelamin. usia. domisili. visus awal dan akhir. jenis cedera. jenis trauma. mekanisme trauma. dan tatalaksana. Penelitian ini menggunakan desain studi potong lintang (cross-sectional). Data dikumpulkan dari rekam medis pasien yang memenuhi kriteria inklusi di RSUP Prof. Dr. I.G.N.G. Ngoerah Denpasar pada periode 2022-2023. Pengolahan data dilakukan secara deskriptif dengan total sampling untuk memperoleh gambaran yang representatif. Mayoritas pasien adalah laki-laki (94.7%) dengan rentang usia terbanyak 19-59 tahun (73.7%). Sebagian besar pasien berasal dari daerah Tabanan (31.6%). Visus awal dan akhir pasien lebih banyak terdeteksi pada rentang 6/60 hingga 1/60 (31.6%). Cedera kepala disertai trauma maksilofasial dan fraktur dasar tengkorak merupakan jenis cedera yang paling umum. dengan kecelakaan lalu lintas sebagai mekanisme trauma utama (68.4%). Penggunaan steroid menjadi tatalaksana yang paling umum (47.4%). Traumatic optic neuropathy lebih sering terjadi pada laki-laki dengan usia produktif dan sering kali disebabkan oleh kecelakaan lalu lintas. Penurunan visus yang signifikan terjadi pada sebagian besar pasien. dan tatalaksana menggunakan steroid masih menjadi pilihan utama meskipun pengobatan lebih lanjut masih membutuhkan penelitian lebih mendalam.