Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Peningkatan Kesiapsiagaan Bencana Banjir Masyarakat di Desa Boyantongo Parigi Selatan Kabupaten Parigi Moutong : Increasing Community Flood Disaster Preparedness in Boyantongo Village, South Parigi, Parigi Moutong Regency Supirno; Nurlailah Umar; Selvi Alfrida Mangundap
Jurnal Kolaboratif Sains Vol. 8 No. 1: Januari 2025
Publisher : Universitas Muhammadiyah Palu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56338/jks.v8i1.6599

Abstract

Indonesia merupakan salah satu negara yang rentan terhadap bencana alam. Pemerintah berupaya membangun masyarakat tangguh di lebih dari 53.000 desa dan kelurahan di wilayah rawan bencana. Data BNPB mencatat lebih dari 33.000 kejadian bencana selama periode 2001–2020, yang menyebabkan 191.529 korban jiwa dan kerusakan pada 2.710.441 rumah. Pada tahun 2022, Provinsi Sulawesi Tengah mencatat 238 bencana, dengan Kabupaten Parigi Moutong dan Kecamatan Parigi Selatan sebagai wilayah yang sering terdampak. Salah satu desa yang mengalami kerugian signifikan adalah Desa Boyantongo, yang menghadapi kerusakan pada bangunan, infrastruktur, serta lahan persawahan, sehingga mengganggu aktivitas masyarakat sehari-hari. Upaya mitigasi risiko bencana di Desa Boyantongo mencakup pemantauan, perencanaan partisipatif, serta pelatihan dan peningkatan kesiapsiagaan masyarakat. Tujuan kegiatan pengabdian masyarakat ini adalah untuk meningkatkan kesadaran dan kemampuan warga dalam mengenali dan menanggulangi risiko banjir, sekaligus mendorong partisipasi masyarakat dan instansi terkait. Kegiatan ini melibatkan Puskesmas Parigi dan masyarakat Desa Boyantongo sebagai mitra. Metode yang digunakan meliputi sosialisasi dan simulasi bersama pihak terkait, termasuk Puskesmas, Babinkamtibmas, Karang Taruna, dan perwakilan masyarakat. Poltekkes Kemenkes Palu bertindak sebagai fasilitator dan penyandang dana. Kegiatan dilaksanakan pada 4–5 Maret 2024 di Aula Kantor Desa Boyantongo dengan diikuti oleh 27 peserta. Hasil kegiatan menunjukkan peningkatan pengetahuan peserta, yang terlihat dari rata-rata nilai pre-test sebesar 10,37 meningkat menjadi 11,85 pada post-test. Peserta yang lebih senior menunjukkan pemahaman lebih baik tentang bencana banjir, sedangkan peserta muda lebih antusias dalam praktik. Kesimpulannya, kegiatan ini berhasil meningkatkan pengetahuan masyarakat dalam mitigasi bencana banjir. Direkomendasikan agar kegiatan serupa dilakukan secara berkelanjutan dengan melibatkan lebih banyak masyarakat untuk memperluas dampaknya.
Training and Mentoring of Health Cadres with the Smart Cadre Pocket Book to Prevent Stunting in Donggala Regency, Central Sulawesi Taqwin, Taqwin; Nasrul; Amir; Lisnawati; Selvi Alfrida Mangundap; Rina Tampake; Sri Restu Tempali
Jurnal Pengabdian Masyarakat Lentora Vol. 5 No. 1 (2025): September 2025
Publisher : Jurusan Keperawatan Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Palu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Stunting remains a significant public health problem in Indonesia, particularly in Donggala District, where the prevalence has reached 32.4%. In Loli Tasiburi Village, the prevalence of stunted children under five is 28%, exceeding the national average. Local government efforts through supplementary feeding have not been sufficient to reduce the prevalence, thus requiring additional interventions such as education and cadre empowerment. This community service activity aimed to improve the knowledge and skills of village cadres in stunting prevention through Training based on the Pocket Book for Smart Cadres to Prevent Stunting. The methods included interactive education, hands-on anthropometric measurement practice, pocket book distribution, and one-month mentoring. Evaluation was done through pre-test and post-test, skills observation, and post-training monitoring. The results showed a significant increase in cadre knowledge, with the average score rising from 58.5 to 84.2 (an increase of 43.9%), and 85% of participants could perform anthropometric measurements according to WHO standards. Post-training mentoring reinforced the cadres’ ability to apply their skills in community health posts, as indicated by the increased reports of early stunting detection and nutrition education for pregnant women and toddlers. The pocket book proved effective as a practical guide supporting program sustainability. This activity successfully enhanced cadre capacity in stunting prevention, although program continuity requires multi-sectoral support from village government, health centers, and local health authorities.