Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kesejahteraan warga Jawa Timur selama pandemi Covid-19 pada tahun 2021 dan setelah pandemi pada tahun 2023, dengan fokus pada dinamika tingkat pengangguran sebagai indikator kesejahteraan. Pandemi Covid-19 telah menyebabkan dampak signifikan terhadap perekonomian dan ketenagakerjaan di Indonesia, terutama di Jawa Timur, yang merupakan salah satu provinsi dengan populasi terbesar. Selama tahun 2021, banyak sektor, termasuk manufaktur dan pariwisata, mengalami penurunan produktivitas yang signifikan, mengakibatkan peningkatan angka pengangguran. Di sisi lain, pada tahun 2023, meskipun terjadi pemulihan ekonomi dengan pembukaan kembali lapangan kerja, tantangan baru muncul dalam bentuk perubahan pola kerja dan kebutuhan keterampilan digital.Metode penelitian menggunakan pendekatan kuantitatif dengan analisis data sekunder dari Badan Pusat Statistik (BPS) Jawa Timur. Dengan membandingkan Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) pada kedua periode tersebut, hasil menunjukkan bahwa rata-rata TPT menurun dari 5,526% pada tahun 2021 menjadi 4,689% pada tahun 2023. Uji statistik menggunakan paired sample t-test menunjukkan perbedaan signifikan antara kedua tahun tersebut (p-value < 0,05). Temuan ini mengindikasikan bahwa meskipun terdapat perbaikan dalam tingkat pengangguran pascapandemi, dampak jangka panjang pandemi masih terasa.Penelitian ini memberikan kontribusi penting terhadap pemahaman tentang dampak pandemi terhadap kesejahteraan masyarakat di tingkat regional serta rekomendasi kebijakan untuk mendukung stabilitas ekonomi di masa depan.