p-Index From 2020 - 2025
0.882
P-Index
This Author published in this journals
All Journal FORTE JOURNAL
Syarifah Nadia
Program Studi Farmasi, Fakultas Farmasi, Universitas Tjut Nyak Dhien, Medan, Indonesia

Published : 5 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

SKRINING DAN UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN EKSTRAK ETANOL DAUN RAMBUTAN (Nephelium lappaceumL) WILAYAH KABUPATEN DELI SERDANG DESA SUKA RAYA DENGAN METODE FRAP (Ferric Reducing Antioxidant Power) Pravil Mistryanto Tambunan; Syarifah Nadia; Nahda Maulida Ulfa
FORTE JOURNAL Vol 4 No 1 (2024): Edisi Januari 2024
Publisher : Universitas Haji Sumatera Utara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51771/fj.v4i1.701

Abstract

Radikal bebas mempengaruhi fisiologis karena bersifat destruksi pada struktur kimia di dalam tubuh. Radikal bebas bisa mempercepat proses penuaan dini dan timbul berbagai penyakit jika tidak segera dihentikan. Radikal bebas dapat dihentikan dengan cara diberikan antioksidan yang berperan sebagai pemberi oksidan pada radikal bebas tersebut sehingga kerusakan yang ditimbulkan tidak terus berlanjut. Daun rambutan (Nephelium lappaceum L) dijadikan sebagai antioksidan alami yang memiliki banyak turunan metabolit di dalamnya. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan jumlah antioksidan yang terkandung  dalam daun rambutan. Metode maserasi digunakan untuk menghasilkan ekstrak pekat dari daun rambutan menggunakan pelarut etanol 96%. Ekstrak tersebut kemudian dianalisis secara fitokimia untuk mengidentifikasi metabolit turunan yang terkandung dalam daun rambutan. Pendekatan yang digunakan adalah metode FRAP, yang bertujuan untuk mengukur kapasitas antioksidan yang terkandung dalam daun rambutan. Dari hasil proses ekstraksi diperoleh rendemen 11,7%. Hasil analisis fitokimia pada ekstrak dari daun rambutan menunjukkan keberadaan yang positif dari senyawa saponin, flavonoid, tanin, glikosida, alkaloid, serta steroid/triterpenoid. Jumlah antioksidan dari daun rambutan dengan pengukuran masing-masing replikasi adalah sebagai berikut: replikasi 1 (114,06 mgAAE/g ekstrak), replikasi 2 (100,20 mgAAE/g ekstrak), dan replikasi 3 (124,58 mgAAE/g ekstrak). Nilai rata-rata yang diperoleh dari ketiga replikasi adalah sekitar 112,94±12,22 mgAAE/g ekstrak.
FORMULASI DAN UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN SEDIAAN SABUN PADAT EKSTRAK BUAH TERONG BELANDA (Solanum betaceum) Ernawaty Ginting; Syarifah Nadia; Siti Muliani Julianty; Jhonyman So’arota Zebua
FORTE JOURNAL Vol 5 No 1 (2025): Edisi Januari 2025
Publisher : Universitas Haji Sumatera Utara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51771/fj.v5i1.1000

Abstract

Paparan sinar matahari yang berlebihan dapat mempercepat proses penuaan kulit seseorang. Antioksidan memperlambat penuaan dengan melindungi kulit dari kerusakan oksidatif akibat paparan sinar matahari. Oleh karena itu, diperlukan zat antioksidan untuk mengatasi masalah ini. Salah satu sumber alami antioksidan yang efektif adalah tanaman terong belanda (Solanum betaceum). Antioksidan ini dapat digunakan dalam produk kosmetik, seperti sabun, sebagai salah satu bahan aktif utama yang membantu menjaga kulit tetap sehat dan terlihat muda, serta mengurangi risiko kerusakan yang disebabkan oleh sinar matahari berlebihan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui buah terong belanda (Solanum betacea) dalam bentuk ekstrak sediaan sabun pada perbandingan tertentu memberikan stabilitas yang baik dan tidak mengiritasi kulit. Metode eksperimental digunakan dalam penelitian ini yang diawali dengan metode maserasi menggunakan penyari etanol 96% pada buah terong belanda (Solanum betacea) yang akan diformulasikan pada sediaan sabun yang berkonsentrasi 1%, 1,5% dan 2%.Metode yang digunakan untuk meninjau kualitas fisik sediaan yang dibuat dengan uji organoleptik, uji pH, uji kestabilan busa, uji homogenitas dan uji iritasi. Penentuan IC50 dilakukan pengujian untuk menentukan kategori aktivitas antioksidan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa buah terong belanda (Solanum betacea) dalam bentuk ekstrak dapat diformulasi menjadi sediaan sabun, merupakan sediaan yang homogen dan stabil, mempunyai kisaran pH 9,2-10,1,, memiliki tinggi busa 4-6 cm. Hasil pengukuran IC50 antioksidan dari ekstrak dan sediaan sabun berkonsentrasi 0%, 1%, 1,5% dan 2% berturut-turut adalah 57,77 ppm, 334,99 ppm, 146,78 ppm, 113,67 ppm dan 53,99 ppm. Sediaan sabun dari ekstrak buah terong belanda (Solanum betacea) aman ketika diaplikasikan pada kulit karena tidak menimbulkan iritasi.
FORMULASI DAN UJI STABILITAS LIPSTIK EKSTRAK KULIT TERONG BELANDA (Solanum betaceum (Cav.)) DENGAN CARNAUBA-PARAFIN WAX Ernawaty Ginting; Sudewi Sudewi; Syarifah Nadia; Dwinda Dwinda; Putri Rahmadani
FORTE JOURNAL Vol 5 No 1 (2025): Edisi Januari 2025
Publisher : Universitas Haji Sumatera Utara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51771/fj.v5i1.1001

Abstract

Indonesia menjadi negara yang penuh dengan tumbuhan yang unik-unik, dimana keunikan ini menjadi tumbuhan yang khas di Indonesia. Terong belanda (Solanum betaceum (Cav.)) menjadi tanaman yang khas di Indonesia. Pada kulit terong belanda dapat diolah kembali sehingga mengurangi limbah alam ini. Kandungan senyawa flavonoid pada kulit terong belanda memiliki potensi sebagai pelembap alami sehingga dijadikan bahan alami yang diformulasikan ke dalam suatu sediaan seperti lipstik. Kulit terong belanda dikeringkan lalu direndam dengan etanol 96%. Proses perendaman berlangsung selama 3 hari lalu dipekatkan dengan rotary evaporator. Ekstrak etanol kulit terong belanda yang diperoleh, diformulasikan ke dalam sediaan lipstik. Sediaan lipstik tersebut di uji sifat fisik sediaan dan ditentukan antioksidan pada ekstrak etanol kulit terong belanda dan sediaan lipstik. Pengujian yang lakukan pada sediaan lipstik menunjukkan kualitasnya. Setiap sediaan lipstik sudah tercampur merata dan menghasilkan warna yang sesuai. Warna tersebut menempel dengan baik pada permukaan kulit. Pada saat dioleskan, sediaan lipstik tidak menunjukkan tanda-tanda iritasi. Sediaan lipstik memiliki rentang kekerasan sebesar 168,3 g – 158,3 g dan stabil ketika diberikan suhu yang berbeda-beda. Sediaan lipstik memiliki rentang titik lebur sebesar 530C - 560C. Senyawa flavonoid telah terbukti berpotensi sebagai pelembap alami yang efektif, sehingga lebih aman dibandingkan dengan bahan sintetis yang sering digunakan.
KARAKTERISASI SIMPLISIA DAUN SELADA (Lactuca sativa L.) DAN DAUN CINCAU HIJAU (Cyclea barbata Miers.) Syarifah Nadia; Ernawaty Ginting; Nurmala Sari; Nur’azmi Fadhillah Br Siagian; Wanda Octavianti Ahdiansyah
FORTE JOURNAL Vol 5 No 1 (2025): Edisi Januari 2025
Publisher : Universitas Haji Sumatera Utara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51771/fj.v5i1.1028

Abstract

Daun selada memiliki khasiat antara lain dapat memperbaiki organ dalam, mencegah panas dalam, meningkatkan metabolisme, menjaga kesehatan rambut, mencegah kulit kering, dan mengobati insomnia. Daun cincau hijau (Cyclea barbata Miers) sering digunakan oleh masyarakat sebagai penurun panas (demam), panas dalam, radang lambung dan mual. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakterisasi simplisia daun selada (Lactuca sativa L) dan daun cincau hijau (Cyclea barbata Miers). Karakterisasi simplisia meliputi kadar abu, kadar abu tidak larut dalam asam, kadar sari larut air, kadar sari larut etanol dan kadar air. Hasil dari peroleh pengujiaan karakterisasi simpilisa daun selada kadar abu 13,21%, kadar abu tidak larut dalam asam 0,60%, kadar sari larut air 33,35%, kadar sari larut etanol 13,7% dan kadar air 6,64%. Hasil skrining fitokimia dari daun selada (Lactuca sativa L.) menunjukkan adanya golongan senyawa alkaloid, flavonoid, saponin, terpenoid, tanin. Karakterisasi simplisia daun cincau hijau kadar abu 5,66%, kadar abu tidak larut dalam asam 0,2%, kadar sari larut air 13,14%, kadar sari larut etanol 13,18% dan kadar air 5,31%. Hasil skrining fitokimia dari daun cincau hijau (Cyclea barbata Miers) menunjukkan adanya golongan senyawa alkaloid, flavonoid, saponin dan tanin.
REVIEW ARTICLE BENEFIT OF VOLATILE ORGANIC COMPOUNDS IN CITRUS SPECIES Nerdy Nerdy; Nilsya Febrika Zebua; Syarifah Nadia; Kharina Tambunan; Fatia Zahra; Tedy Kurniawan Bakri
FORTE JOURNAL Vol 5 No 1 (2025): Edisi Januari 2025
Publisher : Universitas Haji Sumatera Utara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51771/fj.v5i1.1092

Abstract

The volatile organic compounds in Citrus species, such as oranges, limes, and lemons, are crucial for both plant ecology and various human applications. This review article explores the diverse benefits of Citrus volatile organic compounds, highlighting their roles in plant defense mechanisms, pollinator attraction, and intraspecies communication. The chemical composition of Citrus volatile organic compounds includes key compounds like limonene, β-linalool, trans-citral, β-myrcene, α-Pinene, β-Pinene, γ-Terpinene, and Terpineol, which exhibit significant anti-microbial, anti-inflammatory, anti-oxidant, and potential anti-cancer properties. These compounds are integral to human health, utilized in aromatherapy, and enhancing mood and reducing anxiety. Industrially, Citrus volatile organic compounds are indispensable in the food and beverage industry as flavoring agents, in cosmetics and personal care products for their refreshing scents and skin benefits, and in cleaning products for their anti-microbial properties. Furthermore, their therapeutic potential has led to their inclusion in pharmaceutical and nutraceutical products. This review underscores the multifaceted role and economic significance of Citrus volatile organic compounds, advocating for continued research and technological advances to fully harness their benefits in health, industry, and sustainability.